🌻 Awal 🌻

893 103 32
                                    

🎵ITZY : Dalla Dalla

Silakan Vote dan Komen jika Anda telah membaca cerita ini, terima kasih
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Silakan Vote dan Komen jika Anda telah membaca cerita ini, terima kasih🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prolog

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prolog

Sehun berjalan seorang diri melewati koridor SMA Sky. Untuk pertama kali Sehun harus berjalan sendirian. Setelah sekitar lima belas tahun ia selalu bersama sahabatnya. Pada awalnya mungkin terasa canggung, tapi ia akan tetap berusaha untuk cepat beradaptasi. Dan ini juga adalah pilihannya. Ia juga ingin berkembang dengan di kelilingi banyak teman, bukan hanya satu teman.

Dan disinilah dirinya saat ini, di salah satu SMA elit di daerah Jakarta. Sekolah yang Sehun yakini, jika sahabatnya itu tidak akan pernah bisa memasukinya. SMA yang berisikan murid murid terbaik di dalamnya. Sekolah ini juga tidak sembarang menerima murid. Terkecuali Sehun.

Sehun adalah murid beasiswa dengan total nilai tertinggi. Tentu saja tidak ada alasan untuk menolak dirinya. Dan yang terpenting bagi Sehun, tidak ada Minatozaki Sana.

Sehun sangat yakin jika sahabatnya itu tidak akan pernah bisa menembus benteng SMA Sky. Sehun cukup tahu bagaimana kemampuan sahabatnya itu.

Sampailah Sehun di depan pintu kayu besar dengan papan nama bertuliskan aula di atasnya. Ia segera memasuki ruangan yang sekarang suasananya cukup riuh dengan suara suara mereka para murid baru. Sehun mencari kursi bertuliskan namanya. Ternyata kursinya berada di barisan nomor dua. Barisan para murid beasiswa. Sehun juga menjadi perwakilan dari siswa beasiswa untuk memberikan sambutan.

"Kamu Sehun?" Sehun segera menoleh ke arah sumber suara. Tampak perempuan cantik, sedang menyapanya. Sehun mengangguk dengan bibir menjawab iya.

"Wah, jadi beneran Kamu Sehun. Kenalin Aku Hayoung. Rank dua kategori beasiswa, tepat di bawah Kamu" Sehun tampak bingung harus menanggapi apa. Ia hanya bisa menggaruk tengkuknya seraya mengangguk.

"Kamu mau milih kelas IPA atau IPS nanti?" Tanya Hayoung lagi.

"IPA" Jawab Sehun cukup singkat.

"Sama dong. Semoga aja nanti kita sekelas ya" Sehun kembali hanya mengangguk.

Sehun memang harus memilih jurusan IPA. Tidak ada pilihan lain. Keluarganya memiliki sebuah rumah sakit yang didirikan sejak kakek buyutnya. Ayahnya dan ibunya pun seorang dokter spesialis. Tentu saja dalam hidup Sehun tidak ada pilihan ilmu sosial.

Suara ketukan di mic tanda acara akan di mulai membuat seisi ruangan menjadi hening seketika. Tampak seorang laki laki berjas, berpidato memberikan sambutan untuk para murid baru. Dilanjutkan beberapa alumni terbaik yang berkesempatan datang. Dan selajutnya Sehun.

Sehun mulai menaiki tangga diiringi beberapa bisikan yang terdengar seperti suara lebah. Berita tentang Sehun memang menjadi berita paling laku di kalangan siswa SMA Sky. Tidak hanya sebagai murid beasiswa terbaik, kehidupan keluarganya juga menjadi sorotan. Tapi Sehun berharap dengan itu dapat memperbanyak jaringan pertemanannya.

Sehun sedikit gugup. Perlahan ia mulai berpidato sebagai perwakilan dari siswa beasiswa. Hingga akhirnya ia menutup pidatonya dan kembali ke tempat duduknya dengan tepuk tangan yang menyertainya.

"Untuk selanjutkan kita akan mendengarkan pidato perwakilan dari jalur akademik maupun non akademik. Mari kita sambut, Minatozaki Sana"

Sehun yang semula tertunduk, tiba tiba reflek menoleh mencari sosok pemilik nama Minatozaki Sana. Hatinta terus berharap jika itu bukanlah Sana, sahabatnya. Tapi sedetik kemudian harapan Sehun pupus bersamaan dengan kemunculan Sana dari deretan kursi belakang. Mata mereka langsung bertemu tatap. Senyum penuh arti milik Sana membuat Sehun meneguk ludahnya kasar.

Sana menaiki tangga podium. Matanya tidak luput dari sosok Sehun yang duduk tepat di depan podium. Jari lentiknya mulai mengetuk ngetuk mic dan setelahnya ia berdeham.

"Hai Oh Sehun, Kamu kaget ngeliat Aku berdiri di sini sekarang? Jangan kaget dong, kan kita udah ketemu tiap hari. Masa kayak gini aja Kamu kaget. Aku cuma mau kasih tahu kalo kita bakalan satu sekolah lagi. Sekian dan Terima Kasih"

-end-

⚫Lolos Gak nih?

#Lanjut dong Thor 🙆‍♀️

#Gak usah Thor 🙅‍♀️

Silakan komen 😊😊😊😊

FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang