🌻 Kesepuluh 🌻

322 57 16
                                    

🎵Nickelback : Never Gonna Be Alone

Silakan Vote dan Komen jika Anda telah membaca cerita ini, terima kasih
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

-Flashback On-

Langkah kaki itu bergerak semangat saling mengejar satu sama lain menghampiri sebuah pintu kayu yang masih tertutup rapat. Sudut bibirnya bergerak serempak terangkat keatas dan menampilkan dua gigi ompongnya.

"Assalamualaikum..." teriak Sana lantang.

Sejenak Sana kecil menunggu sampai seseorang membukakan pintu untuknya. Tidak lama kemudian pintu itu benar benar terbuka, menampilkan sosok jangkung dengan  kumis tebal simetrisnya. Meskipun begitu raut wajahnya begitu hangat menyambut kedatangan Sana.

"Waalaikumsalam...." Pria itu lantas sedikit merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan tinggi Sana.

"Kenapa Sana?"

"Ini dari Mama, Om" Sana menyodorkan sekantong plastik berisi sayur sayuran.

"Loh, kok banyak banget. Siapa yang tanam San?"

Sana kembali menyeringai dan gigi ompongnya begitu menarik perhatian.

"Di kasih nenek, Om"

"Giginya udah di cabut?"

"Iya sama Tante Zara kemaren di rumah sakit"

Pria itu menepuk kepala Sana seraya bergumam jika Sana pintar. Sana kembali tersenyum.

"Sehun ada dimana Om?"

"Sehun ada di kamarnya. Mau main?"

"Iya"

"Ya udah ke kamarnya aja. Om mau jemput Tante Zara dulu ya?"

Sana mengangguk dan segera bergegas pergi menuju kamar Sehun. Dengan kakinya yang masih kecil ia berusaha melebarkan keduanya agar lebih cepat sampai ke kamar bocah laki laki sahabatnya itu.

"Sehun..." Sana kembali berteriak menyerukan nama sahabatnya keras keras, sampai sampai membuat si empunya nama terperajat kaget.

"Sa-na"

Sana menautkan kedua alisnya karena melihat gelagat aneh dari Sehun. "Sehun lagi nyembunyiin apa?" Tanya Sana penasaran. "Sana mau liat" pinta Sana kemudian.

"Jangan. Gak boleh" tolak Sehun dan semakin beringsut ke pojokan kasur, berusaha menjauh dari Sana.

"Sana mau liat, Hun" Sana sudah naik ke atas kasur Sehun dan mulai mendekat. Sehun masih terus mengelak dan semakin menjauh dari Sana.

Sana tidak mudah menyerah. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari celah untuk mencari tahu benda apa yang sedang sahabatnya sembunyikan. Sampai akhirnya Sana berhasil melihat kaleng berwarna merah khas minuman cola. "Sehun minum soda ya? Kan sama Om Zidan udah gak boleh"

Sehun bergerak cepat menutup bibir Sana agar tidak berbicara lebih keras. "Diem San. Jangan keras keras. Nanti Papa denger. Iya, Sehun minum soda" jelas Sehun dan berhasil mengatupkan kedua bibir Sana.

"Kata Om Zidan nanti Sehun sakit. Sana gak mau Sehun sakit"

"Sssttt! Ini rahasia"

"Tapi nanti Sehun...."

"Percaya sama Sehun. Sehun janji gak sakit"

"Janji?" Tanya Sana sedikit ragu seraya menyodorkan jari kelingkingnya pada Sehun.

"Janji" Sehun membalasnya dengan menautkan jari kelingkingnya.

"Terus kenapa Sehun minum soda?" Sana masih penasaran kenapa sahabatnya itu meminum soda. Padahal menurutnya soda memiliki rasa yang menyakitkan untuk kerongkongannya.

FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang