🌻 Kesebelas 🌻

332 55 6
                                    

🎵Sheila On 7 : Bila Kau Tak di Sampingku

Silakan Vote dan Komen jika Anda telah membaca cerita ini, terima kasih
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Seokjin POV

Sana terlihat turun dari mobil Sehun. Wajah cantiknya seperti tak pernah pudar meskipun tanpa polesan make up yang tebal. Senatural itu saja sudah cukup membuatku jatuh cinta. Kenapa Oh Sehun itu tidak menyukai sahabatnya? Dasar lelaki aneh. Atau mungkin dia bukan lelaki normal? Entahlah, aku tidak peduli. Yang pasti aku menyukainya. Aku tidak peduli Sana menyukai siapa, yang terpenting aku terus berusaha.

Aku siap melangkah turun dari mobilku, tapi malah terhenti saat menemukan tatapan itu. Tatapan yang membuatku terpaku diam, tetap duduk di kursi kemudi. Saat itu Aku sadar jika Sehun tidak pernah menganggap Sana sebagai sahabatnya.

Tatapan begitu dalam dan tulus terlihat jelas dari mata Sehun saat memperhatikan Sana yang berdiri di hadapannya untuk membenahi dasi miliknya. Kemudian aku melihatnya juga tersenyum tipis tanpa Sana ketahui. Apa yang sebenarnya Sehun inginkan? Kenapa dia harus menyimpan rasa sukanya? Padahal sangat mudah baginya untuk mendekati Sana. Apa dia tidak tahu itu? Aku saja harus berjuang, sedangkan dia hanya menyimpan perasaannya itu.

Jika aku berada di posisi Sehun saat ini, sudah pasti akan aku utarakan perasaaanku tanpa pikir panjang. Apalagi yang harus aku tunggu? Orang yang aku suka sudah di depan mata dan begitu dekat. Tidak ada halangan yang harus aku hadapi. Meskipun ada, mungkin akan mudah untuk dilalui.

Sehun memang lelaki aneh.

Aku akhirnya benar benar turun dan mengunci mobil. Memulai langkah dan kemudian berteriak memanggil Sana.

"Sana!" Teriakku.

Sana hanya menoleh dan langsung berpaling. Ia menggandeng Sehun dan berjalan menjauh. Aku terkekeh gemas melihat tingkahnya. Aku segera berlari dan mensejajarkan diri dengan dua orang itu.

"Jangan bikin gemes pagi pagi dong"

"Kamu tuh yang bikin alergiku kumat. Udah jauh jauh dari aku"

Aku menyempatkan melirik ke arah Sehun yang ternyata hanya berjalan tenang meskipun lengannya di tarik tarik Sana. Mengingat tatapannya tadi malah membuatku merasa jika sekarang dia sedang meremehkanku yang sedang berjuang untuk lebih dekat dengan Sana.

"Hun, nanti jadi kan nonton?"

"Kamu mau ngapain sih nonton terus. Mending tidur aja"

"Ih, Kamu kan udah janji kemaren"

"Ya udah sama Aku aja, San" sahutku di tengah tengah percakapan mereka.

"Tuh sama si Jin. Aku mau tidur"

Sampai kapan Sehun akan menahannya? Kenapa dia selalu memberikan kesempatan miliknya untuk orang lain? Tapi jika kali ini aku berhasil mengajak Sana menonton, Sehun adalah pahlawanku.

"Ikut tidur kalo gitu sama Kamu" jawab Sana kemudian.

"Gak mau sama Jin botol. Mau sama Kamu aja"

"Kamu itu kenapa nempel terus sih San? Anak kandung bukan, ibu Aku juga bukan. Terserah Kamu aja lah" desah Sehun terlihat kesal.

Sepertinya melakukan pendekatan saat Sehun ada di dekat Sana bukanlah suatu ide yang bagus. Sehun tetaplah prioritas utama Sana. Meskipun aku berbicara A sampai Z, Sana tetap tidak akan menimpali. Dia seakan tuli pada suaraku.

"Sehun!" Panggil seseorang yang membuat kami bertiga berhenti berjalan dan serempak menoleh ke arah belakang.

Sosok perempuan yang kalo tidak salah ingat namanya Hayoung berjalan mendekat pada kami. Aku melirik wajah Sana yang sekarang malah berubah datar dan Sehun juga menampilkan wajah yang tidak jauh berbeda.

FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang