[ Part 9 ]

7.9K 353 21
                                    

"LARISTAA LO KENAPA?!!" Teriak teman-teman terdengar saat melihat Larista jatuh tersungkur di lantai

Fikar yang hampir saja mencetak poin terakhir, memilih berbalik lalu berlari menuju Clarista yang sudah tidak sadarkan diri.

Dengan gaya ala bridal style Fikar dengan sigap menggendong Clarista menuju UKS. Pandangan semua murid tertuju pada Most wanted dan cewe cupu itu. Wajah Fikar yang datar namun menunjukkan rasa Khawatir yang sangat besar. Membuat mereka seperti sepasang kekasih.

Akhirnya mereka sampai di UKS nampak beberapa anggota PMR sedang membereskan kotak obat, dengan sigap mereka langsung menyiapkan kasur untuk Clarista. Fikar meletakkan tubuh Clarista di atas kasur dengan sangat hati-hati.

Beberapa menit kemudian dokter datang, dan memeriksa Clarista. Fikar tidak henti memegang tangan Clarista yang ia tahu bahwa itu adalah Larista.

"Bagaimana dok?" Fikar langsung bertanya dengan wajah panik

"Kamu pacarnya ya?" Balik tanya dokter itu

"Bagaimana keadaan gadis mata empat ini?" Suara dingin yang tidak asing di telinga Clarista, ia mulai mendapatkan kembali kesadarannya. Sakit, sangat sakit kepalanya itu yang di rasakan Clarista.

"Dia Baik-baik saja.. Tapi mungkin dia lupa makan dan meminum vitamin jadi dia mudah lelah. Yasudah saya pamit ya, ingatkan dia untuk segera makan dan meminum Vitaminnya." Pesan dokter yang langsung berjalan meninggalkan UKS

"Terima kasih Dok"

"Uhh.. Fi-fikar?" Suara lemah terdengar dari atas tempat tidur itu.

"Hem. Mending lo istirahat deh nanti kalo lo sakit--"

"Fikar khawatir kan?" potong Clarista menjahili Fikar dalam kondisinya yang masih lemah dan sakit di kepalanya tidak kunjung mereda

"LARISTAA!! SAHABAT TERBAIK GUEE" Teriak yang sudah tidak asing terdengar dari luar ruangan UKS itu.

"Ay.. Jangan berisik kasian Larista dia lagi sakit" Tegur Delvan pacar Naomi, Naomi hanya mengerutkan bibirnya lalu mengangguk pelan.

"Mending lo keluar Mi" Usir Fikar dengan nada dingin

"Dasar cowo BTB! Beraninya lo ngusir gue! Yang ada lo yang keluar dari sini!" bentak Naomi

"BTB? Apa itu ay?" Delvan dengan wajah lugu

"Ihh bubu kudet banget sih! Masa BTB aja ga tau! Itu BUTUH TAK BUTUH!" Naomi menatap tajam kearah Fikar seraya menekankan kata 'butuh tak butuh'

Fikar yang mulai tidak nyaman dengan sikap Naomi memilih mengalah, dan melangkah menuju pintu keluar. Namun, sebelum itu ia menatap datar kearah Clarista "Janji harus di tepati!" kemudian Fikar menghilang dari balik pintu

Clarista merasa bahwa perkataan datar Fikar adalah sebuah ancaman. Sedetik kemudian Clarista ingat tentang perjanjian yang dia buat. Clarista menarik rambutnya kebelakang, sekarang bukan karena rasa sakit. Tapi karena, untuk pertama kalinya ia harus menerima kekalahan.

"OMG Ris.. Lo kenapa?" Panik Naomi

"Gu-- Aku ga apa-apa kok" Hampir saja penyemarannya terbuka karena perasaan bingung sekaligus kesal ia hampir membuka jati dirinya, kini perasaannya sangat campur aduk. Apa perlu ia membunuh Fikar saat ini juga? Tapi bagaimana dengan adiknya? Yang jelas akan sangat kecewa dan merasa sedih. Awalnya Clarista tidak ragu untuk mendekati Fikar, sebagai adiknya. Berharap bahwa setelah Larista sadar dan sembuh ia akan mendapatkan cintanya. Namun apa harus ia merendahkan harga dirinya? Tapi apa benar Larista menyukai Fikar? Tapi itu mungkin karena di bagian terakhir buku hitam milik Larista terdapat nama Fikar Arfanta Xianro. Hanya nama. Namun sangat membuktikan bahwa Larista selalu memikirkan nama itu. Fikar

C'Larista ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang