[ Part 15 ]

5.4K 250 18
                                    

✖️▪️▪️✖️▪️▪️✖️

Masalah selalu datang selama raga masih bernyawa dan selama kaki menginjak bumi
Jadi..
Berhenti berlari, coba hadapi

✖️▪️▪️✖️▪️▪️✖️

Bel istirahat sudah berdering sendari tadi, semua murid sudah berhamburan menuju tujuan utama mereka yaitu, kantin. Namun gadis cantik berkaca mata lebar ini memilih untuk pergi ke taman, sekedar menghilangkan lelah dan menenangkan fikirannya mengenai semua masalah yang ada.

Sepi--sunyi--itu yang di rasakan Clarista saat ini, ia menutup matanya. Mengingat semua yang menjadi bahan fikirannya selama ini, yang semakin hari semakin bertambah tanpa ada titik penyelesaian. Ia tidak bisa seterusnya seperti ini, ia harus cepat keluar dari masalah-masalah ini, dengan menyelesaikan satu per satu masalahnya di tambah Fikar yang hanya menambah teka-teki dengan mengatakan 'Takut' tanpa menjelaskan apapun.

Di ambil benda pipih yang tersimpan di saku seragamnya, jarinya bergerak mencari nomor seseorang yang saat ini sedang ia butuhkan.

>> Maikel

'Maikel? Apa perkembangan tentang keluarga anak buah papah?'

'Maaf Nona, kami belum bisa menemukan ke beradaan keluarga anak buah tuan Braga' Suara di seberang sana

'Tidak ada sedikit pun yang kamu temukan?'

'Saya tanpa sengaja melihat Nona Azara masuk ke dalam sebuah gedung tua, saya belum bisa memastikan gedung apa itu. Namun sepertinya ada sesuatu yang tersembunyi di sana'

'Azara? Hem.. Kapan kamu melihat dia?'

'Baru saja Nona'

'Baiklah pantau dia kemana pun dia pergi. Jangan sampai lepas.'

Tutt..Tutt..

Clarista memutuskan sambungan secara sepihak, fikirannya sangat buntu. Untuk apa Azara disana? Rasanya sudah lama Clarista tidak memberikan misi untuk Azara. Namun ada apa kini? Azara seperti menyembunyikan sesuatu dari Clarista. Tapi apa?

Saat Clarista sedang bergelut dengan fikirannya, terdengar suara notifikasi dari benda pipihnya. Dengan malas ia membuka benda pipih itu, nampak nama 'Bertub BTB' muncul, ya siapa lagi jika bukan Fikar?

WhatsApp

➡️ Bertub BTB

Woii Ubab
Ngapain sendirian? Kek kunti lo, duduk di bawah pohon.

Ga usah kepo.

Liat atas

Clarista tidak mengerti maksud 'liat atas' itu ke arah mana, namun Clarista mencoba mengedarkan pandangannya ke atas. Saat melihat koridor lantai 2 yang tempatnya dekat dengan keberadaannya ia duduk saat ini, nampak Fikar yang sedang memperhatikannya. Sejak kapan dia ada di sana? Fikir Clarista. Nampak Fikar melangkah menuruni koridor, lalu berjalan mendekati Clarista.

C'Larista ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang