[ Part 17 ]

5.1K 222 13
                                    

✖️▪️▪️✖️▪️▪️✖️

Jangan salahkan seseorang atas takdir yang sudah tertulis. Di tinggalkan dan meninggalkan adalah hukum alam. Jadi jangan kau salahkan orang lain atas itu, karena itu takdir.

✖️▪️▪️✖️▪️▪️✖️

Di ruangan bernuansa abu, kini Fikar sedang berbaring namun fikirannya melayang kemana-mana. Entah apa yang terjadi kepadanya, sejak bertemu dengan Lexia, Fikar seperti terbebani sesuatu di fikirannya. Fikiran yang sepertinya amat membebaninya.

"Kenapa lo balik!? Gue tau maksud buruk lo buat keluarga gue! Buat orang yang gue sayang! Tapi gue ga bisa ngapa-ngapain!! Gue ngerasa bodoh banget!" Nampak Fikar menjambak rambutnya frustrasi.

"Apa gue harus jauhin Larista?" ucapnya berbicara pada dirinya sendiri.

Tok..Tok..Tok..

"Kakak.. Ini Gia, Kak Fikall.." terdengar suara cadel yang amat sangat Fikar kenal. Giana

Fikar nampak menghapus air matanya cepat, lalu membukakan pintu untuk adik kesayangannya.

"Gia?" Fikar langsung mengangkat tubuh Gia tinggi, lalu mendudukkannya di kasur yang sama-sama bernuansa abu.

"Kakak ga sekolah?" Tanya lembut Gia seraya memeluk boneka beruang kesayangannya

"Engga, libur." Jawab Fikar seraya menggelengkan kepalanya pelan.

"Ohhh gitu.. Kita ke rumah kak Ista yu?" ajak Gia seraya memegang lembut tangan kakaknya

"Kak Ista lagi sibuk Gia," alasan Fikar, Fikar tidak mengetahui Larista A.k.a Clarista sedang apa sekarang. Namun menurutnya ia tidak bisa menemui Larista saat-saat ini, mengingat sikap Lexia yang sangat nekat.

"Yaah~" Wajah kecewa nampak amat jelas di wajah Gia saat ini "Yaudah.. Video Call aja.." rengek Gia seraya memasang puppy eyes'nya

"Hemm, boleh. Tapi cium dulu." Ucap Fikar seraya menunjuk pipinya

Giana yang mengerti, langsung tersenyum lalu mencium singkat pipi kakaknya. "Udahkan? Ayo Video Call" rengek Gia kembali, Fikar hanya menarik nafas pelan lalu mengambil benda pipih yang berada di atas nakas.

Nampak jari Fikar mulai mencari kontak bernama 'Mata Empat', siapa lagi jika bukan Clarista yang ia tau adalah Larista.

Terdengar suara 'Tutt' menandakan bahwa sambungan terhubung, Fikar sempat terkejut melihat Larista yang berpampilan berbeda.

~ Mata Empat

'Ada apa Bertub?' Ucap Clarista seraya memasang kaca matanya

'Kakakk..' Gia langsung mengambil alih benda pipih milik Fikar

'Eh, Gia? Apa kabar cantik?' tanya Clarista seraya tersenyum

'Baik kak, tapi kayanya kak Fikal lagi sakit. Dali kemalin ga mau makan, keljaannya malah-malah. Gia aja sampe takut sama kak Fikal' Ucap Gia seraya mengarahkan handphone itu ke arah Fikar.

C'Larista ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang