Home Part I

6.6K 820 549
                                    

If I say I hurt, it seems like I will really hurt

If I say I'm sad, it seems like tears will really come out

I just laugh, just laugh...

But why do people ask me why I'm crying?

-

Wannable : Nothing without You, Wanna One

Wannable : Nothing without You, Wanna One

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.

Keluarga

Satu kata yang selalu terngiang dalam pikiran Daniel. Tatapannya berubah kosong ketika kilatan masa lalu datang dan menghantam Daniel seolah kejadian itu baru saja terjadi

"Konsentrasi Daniel! Apa yang kau pikirkan!" bentak Kuroda yang siang itu, berdiri tegap di depan seorang remaja berumur 18 tahun

"Maaf Guru" sahut Daniel sambil menarik napas panjang, entah kenapa kata keluarga tiba -tiba muncul dan menghancurkan konsentrasinya belajar pedang

Kuroda menatap Daniel tajam sebelum menghela napas panjang, "Kau mungkin lelah sehabis ujian kelulusan, latihan kita berhenti sampai disini dulu"

"Tapi Guru, aku masih sanggup—"

"Jangan memaksakan diri, Daniel" sela Kuroda bernada tegas, tapi tak lama senyum langkanya mengembang lebar, "Kau harusnya libur latihan hari ini untuk merayakan ujian kelulusanmu"

"Baru ujian, belum pengumuman kelulusan, Guru" sangkal Daniel tidak mau membantah lebih jauh. Ditaruh pedang kayu disamping gubuk sebelum duduk disalah satu bebatuan

"Kau ingin melanjutkan kuliah?" tanya Kuroda sambil berjalan mengitari Daniel, tatapannya menerawang jauh ke dalam hutan, seolah sedang merenungkan sesuatu

"Tidak" jawab Daniel pelan

"Lalu?" Kuroda menoleh heran, "Apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

Daniel bangkit berdiri sambil mengambil kembali pedangnya, "Aku meneruskan pekerjaan Appa— menjadi pengrajin pedang"

Tatapan Kuroda melembut sebelum ia berkata, "Tidak ada yang memaksamu untuk itu"

"Aku tahu" jawab Daniel pelan, kedua matanya terpejam—coba menepis bayangan kejam yang berhasil menghantuinya selama ini, "Tapi aku menginginkannya Guru... aku sudah berjanji disamping jasad Appa... akan meneruskan usahanya... jadi..." suara Daniel tercekat, segera berpaling—enggan memperlihatkan perasaannya yang terlihat jelas

Bayangan kedua orangtuanya terbunuh bukanlah kenangan indah

Banyak malam Daniel habiskan dengan menjerit tertahan, menangis keras hingga Jisung-sepupu yang tinggal bersamanya bangun lalu memeluk Daniel erat - erat

Only One for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang