14 October, 2019
Tak! Tak! Tak! Tak!
Suara detak jarum jam terus berbunyi sesuai irama konstan yang menghipnotis telingga rancu yang menggema, ruangan sunyi nampak menenangkan pada indera penglihatan, suhu ruangan yang begitu hangat pada kulit terasa akrab dan nyaman untuk dua orang pria berantakan yang kala itu berkunjung dan duduk di kursi yang begitu nyaman.
"Sebelumnya mohon maaf Kang Daniel, apa kau dekat dengan Mr. Kim?"
"Ya, kami saling mengenal cukup lama"
"Apa Mr. Kim pernah menceritakan sesuatu tentang apa yang dia rasakan selama ini?"
Daniel tidak tahu, Jaehwan tak pernah bercerita apapun tentang kehidupan pribadinya kepada siapapun termasuk istrinya Go Anna.
"Dia sangat tertutup, yang kami tau dia selalu terlihat bahagia didepan semua orang, tapi belakangan semuanya memburuk, dia sering melamun, kehilangan nafsu makan, dan dikantor dia sering melakukan kesalahan, bahkan beberapa hari yang lalu dia sempat menabrak tiang listrik"
"Sejujurnya seseorang yang terlihat bahagia terkadang menanggung beban yang lebih besar dari yang kita kira"
Sepertinya Daniel mulai percaya akan hal itu, iapun selalu berfikir bahwa kehidupan teman baiknya itu selalu berlimpahkan kebahagiaan, namun ia tak benar-benar melihat dibalik kebahagian itu sendiri bisa saja menyimpan rasa sakit.
"Tapi mengapa tuan Kim tidak pergi mencari pengacara dan lebih memilih untuk pergi kesini?"
Pria yang dimaksud saat itu masih terdiam memejamkan kedua matanya sembari menitihkan air matanya.
"Karna ku pikir dia lebih memerlukan seorang psikolog sebelum dia pergi berkonsultasi dengan seorang pengacara"
Nafas panjang psikolog Ha rasanya sudah mewakili semuanya, Daniel mengerti bahwa sesuatu tak beres terjadi pada Jaehwan dan ia harap psikolog Ha dapat menyelesaikanya.
"Ini akan membutuhkan waktu yang sedikit lama"
"Berapa lama?"
"Semua bergantung kepada Mr. Kim"
"Tapi persidangan pertama akan dilakukan awal bulan nanti" helaan nafas yang lagi-lagi memiliki arti tersembunyi untuk Danil artikan "Lalu, apa yang harus kita lakukan psikolog Ha?"
Pria paruh baya bernama Ha Sungwoon yang masih begitu terlihat awet muda itu mulai menjentikan jarinya dan membuat pria bernama Kim Jaehwan membuka kedua matanya. Ia terbangun dan terkejut saat menyadari kedua matanya basah karena air mata.
"Bagaimana perasaanmu Mr. Kim?"
Jaehwan menghapus jejak air matanya, dan menunduk diam.
"Kau tidak perlu menutupi apapun yang kau sembunyikan mulai dari sekarang. Aku dan Kang Daniel akan menjaga apa yang kami dengar. Jadi bisa kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?"
Hening, pria itu masih menunduk dan lagi-lagi menangis menitihkan air matanya, Daniel datang untuk menepuk pundak pria itu agar lebih tenang. "Katakan saja, semua orang tidak perlu berpura-pura bahagia untuk mendapat kebahagiaan"
Jari-jari jaehwan mengusap jejak air mata kesedihan yang sejak tadi memenuhi kedua matanya. "Aku tidak sungguh-sungguh mengatakanya Daniel"
"Katakanlah, terkadang kita perlu merasakan sakit untuk bahagia"
Perlahan kedua mata Jaehwan menatap psikolog Ha yang sudah memberikan tatapan teduh yang membuat hati Jaehwan perlahan terasa tenang.
"Bisakah kau ceritakan padaku, semua berawal darimana dan seperti apa?" Jaehwan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVING UP WITH OUR HAPPINESS : KIM JAEHWAN [TRAPPED SERIES #4]
Fanfiction[ON GOING] [BISA DIBACA TERPISAH] TRAPPED SERIES LIVING UP WITH OUR HAPPINESS Kim Jaehwan's side story Im Maeri dan Kim Jaehwan seperti dua orang yang ditakdirkan untuk bersama bahkan sejak pertemuan pertama mereka, memulainya dengan sebuah persahab...