BAB 8

223 61 61
                                    

"Hati-hati dijalan, terimakasih banyak sudah membuat pesta kejutan untuk Anna dan Nielson"

Daniel mengantar kepergian Jaehwan dan Maeri yang hari itu menjadi tamu terakhir di kediaman mereka.

"Pastikan kau membalasnya saat kami memiliki anak pertama kami"

"Tentu, aku akan membuat pesta yang lebih besar dan meriah dari ini" tambah Daniel yang kala itu tersenyum cerah karena dihari itu semua sahabatnya datang berkujung, termasuk Seongwu dan Lenna.

"Bye Daniel, sampaikan salamku untuk Anna" sambut Maeri dengan senyumannya.

"Bye"

Daniel melambai sementara Jaehwan dan Maeri tersenyum menatap kebahagiaan Daniel yang tak luput dari wajahnya. Seketika senyuman keduanya menghilang, membuang tatapan kosong menatap jalanan dan mengunci rapat bibir mereka.

Tak ada percakapan, keduanya seperti melamun meskipun Jaehwan sedang fokus menatap jalanan. Hinga suara dering ponsel Maeri pada akhirnya mengisi ruang sunyi keduanya, maeri membaca pesannya membuat Jaehwan penasaran dan melirik sekilas ponsel Maeri.

"Siapa?"

"Park Taeyang" Jaehwan mengangguk malas sementara ia kembali menatap jalanan. "Kau kembali ke kantor bukan?"

Jaehwan mengangguk.

"Turunkan aku di halte bus persimpangan jalan sana, aku harus menemui Park Taeyang"

"Kenapa kau minta turun dipinggir jalan sementara aku bisa saja mengantarmu"

"Kau akan kekantor bukan?" Tanya Maeri, sementara ia hanya fokus dengan ponselnya. "Aku tidak ingin menganggu pekerjaanmu, Park Taeyang akan menjemputku disana"

"Kau semakin sering pergi dengan dia"

"Dia?"

"Park Taeyang siapa lagi?"

Saat itu juga Maeri menatap Jaehwan yang terus berkemudi sementara keduanya telah melewati halte bus yang Maeri katakan, Maeri mengerutkan dahinya kesal karena ia menyadari semua itu.

"Aku bilang berhenti di halte persimpangan jalan dan kau melewatinya"

"Mengapa kau selalu bertemu dengan Park Taeyang. Hampir setiap hari Maeri, selama dia berada di Korea kau selalu menemaninya"

"Aku sudah pernah mengatakanya padamu, ini masalah pekerjaan. Aku dan dia adalah Mitra kerja, dan berkat kerjasama denganya aku bisa membuka beberapa cabang Comme en Corée di Seoul"

Jaehwan terdiam, dari raut wajah pria itu Maeri tahu bahwa pria itu kesal.

"Kau cemburu?" Tanya Maeri.

"Tidak"

"Lalu?"

"Kau seorang wanita bersuami Maeri"

"Lantas apa itu menjadi sebuah masalah?"

"..."

"Kim Jaehwan Aku tidak pernah mempermasalahkanmu yang selalu pergi makan siang dengan sekertari Oh yang cantik itu! Lalu mengapa kau sekarang bersikap seperti ini?"

Maeri menghela nafasnya panjang, entah apa yang saat ini ada di dalam kepala Maeri, namun semakin hari, Jaehwan semakin merasakan keangkuhan dan bagaimana keras kepalanya Maeri. Sementara ia, tidak tahu bagaimana caranya mengendalikan Maeri atau mengatakan apa yang ingin katakan pada Maeri.

"Sekarang turunkan aku disini!"

Jaehwan menatap Maeri dengan emosi yang menggunung.

"Cepat!"

LIVING UP WITH OUR HAPPINESS : KIM JAEHWAN [TRAPPED SERIES #4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang