Pukul 07.00 a.mDavian Antonio Gibson, seorang psikopat, pengusaha muda, pewaris tunggal kekayaan Gibson group.
Lelaki berbadan tegap dan kekar itu tengah menatap seorang gadis yang ia selamat kan tadi malam.
Ia sendiri tidak percaya bahwa dirinya masih memiliki rasa kasihan.
Ya, hanya pada gadis ini.
Setelah mencari-cari tau siapa gadis ini,rasa cinta Davian semakin besar.
Rasanya ia ingin membunuh orang yang menyakiti gadis ini.Tiba-tiba gadis itu membuka matanya.
Ia kaget ketika melihat ada seorang lelaki dihadapan nya. Raflesia,gadis itu berusaha untuk bangkit namun rasanya tubuhnya masih sakit.
"Ssst..kau sedang sakit"ucap lelaki itu mengusap tangan gadis itu.
"A..a..aku..di..di ma..mana?"tanya gadis itu dengan suara serak nya.
"Kau sedang berada di rumah ku"ucap lelaki itu tersenyum tipis.
"Raflesia Romanova, seorang siswi yang dituduh menyelakai anak dari keluarga Fiorel ,Piatu yang tinggal bersama ayah dan neneknya. Haiii aku Davian Antonio Gibson"ucap Davian tersenyum tipis.
Raflesia merasa takut dengan senyuman itu.
Menyeramkan sekali.
"Ba... bagaimana kau..bisa tau?"tanya Raflesia .
"Apa yang tidak aku tau,Fle"ucap Davian menyeringai.
"Aku ingin pulang"ucap Raflesia merasa sangat takut.
Ia melihat ada tengkorak yang digantung didekat jendela dan ada banyak organ tubuh yang di awetkan didalam sebuah lemari kaca?Whattt"Kau yakin ingin pulang? Bertemu lagi dengan mereka? "tanya Davian membuat Raflesia bingung.
"A..a..aku tidak mengerti"ucap Raflesia.
"Kau diperlakukan tidak baik kan disana?"tanya Davian.
"Mereka berdua memperlakukanmu seperti binatang.Kalau kau mau,aku akan membunuh mereka untuk mu"ucap Davian membelai rambut Raflesia.
"Bagaimana bisa mereka memperlakukan gadis seperti dirimu seperti binatang"ucap Davian mengelus pipi Raflesia lalu mengusap bibir ranum gadis itu.
Raflesia pun memalingkan wajahnya. Ia baru mengerti maksud Davian.
Davian pun menarik dagu Raflesia paksa agar menghadap ke arah nya.
"Argh.. sakit"ringis Raflesia.
"Maaf, jangan biarkan aku memperlakukan mu dengan kasar ,Fle"ucap Davian mencium kening Raflesia sekilas.
"Aku ingin pulang Davian"ucap Raflesia dingin.
"Enggak, mulai sekarang kau menjadi milik Davian Antonio Gibson"ucap Davian mengarahkan belati nya ke dagu Raflesia.
"Jangan coba-coba untuk kabur dari sini"ucap Davian lalu keluar dari kamar itu.
Raflesia menangis terisak.
Apa lagi ini?
Terbebas oleh ayah dan neneknya lalu datang lagi masalah baru.
Raflesia membuka infusnya.
Raflesia berusaha berjalan kearah balkon dengan langkah yang lambat.
Enggak, Raflesia enggak berniat untuk lompat.
Raflesia duduk di kursi yang berada di balkon tersebut.
Pandangan nya mengarah ke langit biru dengan matahari yang membuat nya terlihat sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFLESIA
Mystery / ThrillerHidup itu seperti apa? Apakah hidup memang begini? Membuat seseorang terlihat berubah? Atau memang mengharuskan seseorang itu untuk merubah dirinya? Apakah hidup memang sulit dipahami? Seperti ocehan sok benar dari iblis yang menyamar sebagai malaik...