02.00 a.m
Hening
Kedua pria ini tenggelam dalam pikiran nya masing-masing.
Sama-sama merasakan kepedihan dan sesak yang teramat dalam.
Sama-sama kehilangan kehangatan dalam keluarga.
Namun berbeda jalan dan pemikiran.
"Ton,apa kau tidak ingin berhenti?"tanya Daniel pada Davian.
Davian asik memandang kebun bunga mawar kesukaan nya.
"Aku tidak akan pernah berhenti sampai aku membalas kan dendam ku"ucap Davian.
"Oke, tapi kau tidak bisa terus membunuh orang"ucap Daniel.
"Kau tau? Rasanya aku sangat membenci orang di dunia ini"ucap Davian menatap mawar nya.
"Aku ingin membunuh semua orang"ucap Davian dengan smirk nya.
"Aku suka melihat mereka memohon untuk aku lepaskan, darah yang mengalir,aku menyukainya, Niel"ucap Davian.
"Kenapa kau tidak membunuh ku juga?"tanya Daniel dengan tatapan sendu.
"Aku tidak akan melakukan nya"ucap Davian menggeleng cepat.
"Kenapa?"tanya Daniel.
"Karena kau sudah ku anggap sebagai saudara ku"ucap Davian dengan wajah datarnya.
Daniel tersenyum lebar dan merangkul Davian.
"Toni kecil ku"ucap Daniel membuat Davian mendengus kesal.
"Berhenti memanggil ku begitu Niel"ucap Davian.
"Toni kecil ku sudah menemukan cintanya ya"ucap Daniel meledek Davian.
"Raflesia?"tanya Davian.
"Iya,siapa lagi"ucap Daniel.
"Dia pacar mu kan?"tanya Daniel.
"Iya"ucap Davian menatap mawar nya lagi.
"Dimana kau menemukan nya?"tanya Daniel.
"Di jalan"ucap Davian tersenyum tipis mengingat pertama kali ia bertemu Raflesia.
"Dia masih muda, ternyata kau suka sama yang masih muda ya"ucap Daniel menggoda Davian.
"Berisik"ucap Davian berjalan duluan ke dalam rumah.
"Dia masih SMA?"tanya Daniel.
"Iya, kelas 2 SMA. Dia sekolah di Gibson School" ucap Davian.
"Oh, jadi kau bisa dong mengunjungi nya"ucap Daniel.
"Sudahlah,aku ingin tidur"ucap Davian masuk kedalam kamar nya.
Daniel pun mengangguk dan masuk ke kamar nya yang berada di sebelah kamar Davian.
Keesokan harinya....
01.00 p.m
Daniel sudah pulang jam 7 pagi tadi.
Biasa orang sibuk memang begitu,kata Davian.
Sekarang Raflesia akan pergi bersama Davian.
"Dav,mau kemana?"tanya Raflesia.
Davian hanya diam.
Tak jauh dari rumah utama,masih berada di pekarangan rumah Davian.
Ada sebuah gudang yang sangat besar.
Davian pun menarik Raflesia untuk masuk.
Disana terdapat banyak senjata api dan pisau yang bermacam-macam jenisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFLESIA
Mystery / ThrillerHidup itu seperti apa? Apakah hidup memang begini? Membuat seseorang terlihat berubah? Atau memang mengharuskan seseorang itu untuk merubah dirinya? Apakah hidup memang sulit dipahami? Seperti ocehan sok benar dari iblis yang menyamar sebagai malaik...