part 9

17 7 6
                                    

Bel pulang sekolah 🔔

"Rafe,ayo kita pulang"ajak Dara.

Raflesia mengangguk dan tersenyum lebar pada Dara.

"Akhirnya bisa tersenyum juga"gumam seseorang.

Saat di koridor, Dara ingin menggenggam tangan Raflesia. Namun, Raflesia menolak nya.

"Aku tidak suka , maaf ya Dar"ucap Raflesia khawatir Dara berkecil hati.

Namun Dara malah nyengir dan merangkul Raflesia.

"Kalau begini gapapa kaaan?"tanya Dara tersenyum lebar.

Raflesia tersenyum tipis.

"Kamu tinggi banget...aku susah rangkul nya"ucap Dara cemberut.

Raflesia gantian merangkul nya.

"Yehe...kamu pekaan"ucap Dara tertawa riang.

Raflesia ingin tertawa namun tertahan ketika berpapasan dengan Bryan dan Diana.

Masih sama. Asing.

Sesampainya di depan gerbang....

"Fle,mau bareng?"tawar Dara karena supir nya sudah menjemput.

Raflesia tidak enak hati dengan Dara, gadis itu selalu baik padanya. Raflesia ingin menolaknya namun takut Dara kecewa. Tiba-tiba ada pria asing  menghampiri mereka.

"Ayo nona, kita pulang"ucap seorang pria berbadan besar dan memakai kacamata hitam.

Raflesia mengernyit bingung.

Namun ia melihat Davian menatapnya tajam dari dalam mobil.

Raflesia pun mengangguk.

"Dar,aku udah di jemput..lain kali ya"ucap Raflesia tersenyum ramah pada Dara.

"Iyaa Rafe,hati-hati ya..dahh"ucap Dara tersenyum dan melambaikan tangannya.

Raflesia mengangguk dan pergi bersama pria tadi.

Di dalam mobil..

"Hari yang melelahkan ya?"tanya Davian begitu Raflesia duduk disampingnya.

"Gak juga"ucap Raflesia menatap ke arah jendela.

Davian hanya diam.

"Dav"panggil Raflesia namun matanya masih ke arah tadi.

"Kenapa?"tanya Davian

"Kita mau kemana?"tanya Raflesia.

"Mau makan, tapi sebelum itu kita ganti baju kamu dulu"ucap Davian menarik Raflesia kedalam pelukannya.

''Argh,aku jadi ingin menangis kan"batin Raflesia menahan air matanya.

"Capek banget ya? "Tanya Davian sembari mengusap kepala Raflesia.

"Kadang aku merasa kau sekeji iblis, namun terkadang aku merasa kau selembut malaikat"batin Raflesia.

"Kamu bisa nangis"ucap Davian membuat Raflesia akhirnya mengeluarkan semua yang ia pendam.

"Jangan tunjukkan kelemahan mu Fle, kamu harus kuat. Kamu bisa menyingkirkan siapapun yang menggangu kamu. Kamu harus lawan, tapi lawan dengan pelan namun mematikan. Aku akan membantu kamu"ucap Davian dengan senyuman yang sulit di artikan.

"Kenapa mereka begitu membenci ku?"tanya Raflesia masih dalam pelukan Davian.

"Dalam hidup pasti ada yang akan membenci Fle"ucap Davian mengelus kepala Raflesia.

RAFLESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang