Pagi ini aku menyempatkan diri untuk membeli ice americano sebelum masuk ke kelas, begadang selama dua malam membuat mataku hampir tidak mau terbuka. Kalau bukan karena Prof. Kim yang hobi sekali memberi tugas mendadak dengan waktu yang singkat, mungkin aku tidak akan seperti mayat hidup karena tidak tidur dua malam.
Selain karena ingin membeli kopi, aku juga ingin melihat seseorang. Seseorang yang beberapa bulan terakhir membuatku sering mengunjungi kedai kopi ini hampir setiap pagi saat aku ada kelas, walaupun terkadang kelasku baru dimulai pukul 09.30.
Seperti biasa, aku duduk didekat jendela sambil meminum kopiku dan sesekali mataku berkeliling, berusaha mencari sosoknya. Ia sudah seperti Moodbooster bagiku, melihatnya saja sudah bisa membuatku tersenyum senang dan merasa bersemangat. Senyumnya manis, sungguh. Bahkan americanoku bisa terasa seperti latte waktu aku melihat ia tersenyum, berlebihan? Memang.Jarum pendek jam klasik didinding hampir tiba di angka 9 dan ia belum juga menampakkan dirinya. Biasanya, pukul 8.30 dia sudah duduk dengan secangkir espresso atau segelas latte dan sepiring sandwich. Kopiku sudah hampir habis dan kelasku juga akan segera dimulai. Aku tidak dapat berlama-lama disini, Prof. Kim tidak pernah mentoleransi keterlambatan walau satu detik dan aku tidak ingin menghabiskan liburanku dengan mengulang mata kuliah Prof. Kim hanya karena terlambat beberapa detik.
🔔Tringggg 🔔
Bunyi lonceng kecil yang menempel dipintu berhasil mencuri perhatianku. Sosok yang muncul setelahnya mampu membuatku tersenyum, meski sebentar. Sosok itu memasuki kedai dengan menggandeng seseorang.
Ya, sosok itu adalah orang yang kunanti-nanti dan seseorang yang tangannya ia genggang dengan erat adalah kekasihnya, rupanya ia terlambat muncul karena menjemput kekasihnya.
Cemburu? Sedikit, tapi aku hanya pengagum rahasianya tidak lebih. Aku bahkan tidak tahu banyak tentangnya yang kutahu ia bernama Kang Daniel, mahasiswa dari jurusan Seni di universitas yang sama denganku dan kebetulan gedung jurusan seni berada tepat di depan gedung jurusan bahasa tempatku berkuliah.Ia terlihat bahagia hari ini, ia banyak tersenyum. Terlebih ketika kekasihnya memberikan sebuah kantong plastik yang ternyata berisi beberapa buah peach. Ia tersenyum begitu manis ketika menerimanya, sepertinya ia sangat menyukai buah peach.
Melihatnya tersenyum begitu bahagia, membuatku secara tidak sadar ikut tersenyum. Sudah kubilang sebelumnya, senyumnya seperti moodbooster bagiku. Meski senyumnya bukanlah untukku.
Aku melihat kearahnya sebelum aku meninggalkan kedai dan....
beruntungnya tanpa sengaja mata kami bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita • Daniel x Jisoo x Hanbin
RomancePada awalnya Aku dan Kamu. Aku dengan diriku, dan kamu dengan pasanganmu. Aku tidak mengenalmu, begitu juga dirimu. Aku dan kamu memang asing, awalnya. Tetapi, kadang takdir selucu itu. Mempersatukan aku dan kamu yang asing ini dengan sebegitu rapi...