1 Tahun Kemudian..
Awan Yang Menutupi Sinar Matahari Mulai Bergeseran, Cahaya Matahari Menelusup Dari Celah Celah Awan Mendung.
Ia berdiri Dengan Dress Berwarna Biru Pastel, Menuju Rumah Nya Berada.
Memegang sebuket Bunga Mawar Yang Sangat Indah Di Tangannya.Laki Laki Yang Berasa Di Balik Pohon, Dengan Senyuman Lebarnya Menunggu Gadis Itu Datang.
"Hai, Hari Ini Aku Dateng Sama Reza, Gapapa Kan?" Ucapnya Dengan Senyuman Manis, Lalu Duduk Disampingnya.
Gadis Itu Mengelus Pelan Rambut Lelaki Yang Tetap Tersenyum Lebar Menatapnya.
Gadis Itu Menghela Nafas Panjang, Bahunya Tiba Tiba Bergetar.
"Kamu Gak Kangen Sama Aku Vi?" Ia Terkekeh Kecil, "Eh? Reza? Reza Ada Dimobil, Nungguin aku."ucapnya Sendiri.
Cowo Itu Tetap Tersenyum Lebar.
"Ravi Aku Kangen Kamu.. Aku Bawa Sesuatu Loh," Ia Menyodorkan Bunga Itu Kehadapannya.
"Bunga Kesukaan Kamu,"Ucapnya Lagi.
Cowo Itu Masih Tersenyum."Lama Ya Kita Gak Ketemu, Kamu Bodoh Banget Sih Ravi?" Air Matanya Menggenang Perlahan Di Pelupuk Matanya.
"Ravi, Aku Boleh Meluk Kamu Gak?" Tanpa Basa Basi, Ia Memeluk Cowo Itu Sambil menumpahkan semua Air Mata Yang sudah Menggenang Di Pelupuk Matanya.
Tangisan Pilu Yang Ia Tunjukkan, Sama Persisi Ketiga 1 Tahun Yang Lalu.
"Aku Pikir Kamu Bakal Berpikir Dua Kali, Kenapa Sih Ravi?"
Gadis Itu, April Masih Menumpahkan Segala Isakannya Pada Lelaki Itu, Yang Tetap Tersenyum Lebar.
"Kenapa Kamu senyum terus? Kamu Manis Banget, Tapi Kenapa Kamu Harus Pergi?"
Air Matanya Kembali Menetes, Mengalir Deras Saat Ia Mengusap Foto Seorang Lelaki Berambut Coklat Dengan Tuxedo Dan Dasi Kupu Kupu Yang sangat Tampan.
Lelaki Dalam Foto Itu Tersenyum Lebar.Seseorang Menepuk Bahu April Dari Belakang, "Reza."Lirihnya Pelan. Lelaki Yang dipanggil Reza Tersenyum, Lalu Memeluk april Erat.
"Udah, Dia Udah Bahagia, Masa Kamu Sedih? Kan Kamu Punya Aku."Reza Mengelus Rambut April Perlahan.
"Kenapa Reza.. Hiks, Kenapa Ravi Ngelakuin semua Ini? Seharusnya Aku Yang Di Kubur! Seharusnya Aku Yang Udah Bahagia Disana! Kenapa Harus Ravi?! Kenapa.."April Memukul Bahu Reza Kuat Kuat.
Reza Memejamkan Mata, Mengingat Tragedi Satu Tahun Lalu yang Mengundang Isak Pilu Banyak Orang Di Masa Lalu.
Flashback On.
Ravi Keluar Dari Ruang Pemeriksaan Darah, Bersama Dokter Yang Berdiri Disampingnya.
"Darahnya Cocok, Mas Ravi Bisa Donorin Hati Nya Buat April."
Ravi Tersenyum Kecut, Lalu Menghampiri Ibunya Yang sejak Tadi Menangis Sangat Kencang.
"Zee," Ravi Berjongkok didepan Adik Kecilnya Yang sedang Kebingungan Dan Khawatir Karena Ibunya Sejak Tadi Menangis.
"Janji Ya Sama Kakak, Zee Harus Jagain Mama, Oke?" Ravi Menyodorkan Jari Kelingkingnya, Zee Dengan Antusias Membalas Dengan Jabatan Jari Kelingkingnya.
"Janji!" Ia Manggut Manggut Lucu, Ravi Mengacak Pelan Rambut Gadis Kecil Itu. Lalu Mengeluarkan Sebuah Coklat Di Kantung Jas Nya.
"Buat Zee Karena Udah Janji Sama Kakak," Zee Bersorak Senang, Ravi Lalu Menoleh Pada Ibunya.
"Mah.. Ikhlasin Ravi Ya," Mama Ravi Menenggak, Menahan Air Matanya Untuk Tidak Mengalir Lagi.
"Mama Bahagia, Karena Kamu Yang Jadi Perantara Dan Mempertemukan Mama Sama Teuk, Tapi Semua Gak Berarti, Kalo Kamu Gak Ada Didunia Ini,"
Mama Ravi Mengusap Pelan Pipi Sang Putra, Ravi Mulai Meneteskan Air Matanya.
"Mah.."
"Ravi, Kalau Kamu Ngelakuin Ini Karena Cinta Sama April, Mama Bakal Coba Ikhlas, Makasih Sudah Jadi Putra Mamah Yang Hebat, Pahlawan Keluarga Kecil Kita, Dan Laki Laki Terhebat Yang Mama Lahirkan Ke dunia Ini.. Mama Janji Bakal Ikhlasin Kamu, Kamu Berhak Ngelakuin Ini, Ini Keputusan Kamu.." Ravi Memeluk Erat, Menangis Kencang di pelukan Sang Mama.
Ravi Melepas Pelukannya, Lalu Beralih Pada Orang Tua April, Dan Dirga Yang Menatapnya Sendu.
"Kamu Laki Laki Yang Paling hebat Yang Pernah Saya Temui, Dan Saya Beruntung Lelaki seperti Kamu jadi Pacar Anak Saya.. Ravi," Ucap Mama April Dengan Tatapan sendu.
Ravi Tersenyum, Mengusap Air Matanya.
"Vi, Gue Bingung, Antara Milih Lo Dan Reza Saat Adek Gue Cinta Sama Kalian Berdua, Gak Mungkin April Pacaran Sama Kalian Berdua Juga Ya kan?
Pernah, Hati Gue Berkata Buat Milih Lo, Tapi Mulut Gue Selalu Berkata Reza Reza Dan Reza. tapi ternyata Gue Salah, Lo Pilihan Terbaik April, Cowok setia Yang Rela Ngorbanin Nyawa Nya Buat Perempuan Yang dia Cintai. Maafin Gue Ravi,"Dirga Menatap Sendu dan berkaca Kaca Pada Ravi Yang Terkekeh Kecil."Gapapa Kali Ga, Maafin Gue Juga Kalo ada Salah sama Lo."
Sedangkan Papa April Hanya Diam Membisu. Tak Berkata Apa Apa.
Ravi Menatap Reza, Yang duduk Menekuk Lutut dengan Wajah sembab.
Ravi Mendekat, Menepuk Bahunya, Menyadarkan Lamunan Cowo Itu.
"Jaga, Cintai, Sayangi, Dan Rawat April, Gue Titip Sama Lo Ya."
"Saya Izin, Selamat Tinggal semuanya, Saya Bersyukur Sudah Dipertemukan Sama Kalian Semua,"
Ravi Berbalik, Menuju Ruang Operasi, Isakan Kencang Mulai Terdengar Kembali di Koridor Rumah Sakit, Malam Itu, Adalah Malam Terakhir Ravi Hidup Didunia.
Flashback Off
April Mengelus Batu Nisan Yang Bertuliskan Nama Ravi dengan Tulisan Yang sangat Indah.
Bunga Yang Baru Saja Ditabur Terlihat segar. April Tersenyum tipis, Sebelum Mengecup Pelan Batu Nissan Itu.
"Aku Sayang Kamu, Aku Cinta Kamu, Kekasih Pertam dan Terakhir Ku, I Love You Ravi.."
-End-
Ada bonus Chapter Setelah Kematian Ravi :)
Ayo Nangis Bareng Hehe:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Perhaps Love; Rhythm Of Love
Teen FictionKarena Mendapat Cinta Tidak Dengan Cara Yang Mudah. Terkadang Kita Perlu Memahami Dulu Apa Yang Membuat Kita Jatuh Cinta Padanya. Tapi sekarang, Aku Justru Terjebak Karena Aku Tak Tau Yang Mana Cinta Dan Mana Obsesi. Bolehkah Aku Egois? Sebelum Perg...