MY WISH Pt. 2

557 60 23
                                    

Wanda mengetuk pintu kamar Clint. Dadanya berdegup kencang.

Clint membuka kamarnya sambil mengucek mata. Kelihatannya dia baru saja bangun tidur siang.

"Wanda?" Clint keheranan. "Ada apa lu bangunin gue pagi-pagi gini?"

"Clint.. ini udah jam 1 siang," Wanda geleng-geleng kepala.

Clint mengecek jam dindingnya. "Oh iya, udah jam satu lewat," ujarnya, mengacak rambutnya sambil menguap.

"Umm... Clint... anu...."

Clint hanya memandang Wanda yang menunduk sambil memainkan ujung roknya dengan jari-jarinya yang lentik.

"Itu... aku dan Vision... kami ingin... anu...."

"Ada apaan sih? Lu sama Vision napa, Wan?" Clint tak sabar menunggu jawaban Wanda.

"Anu, Clint...."

"Anu apa? Lu kagak diapa-apain sama si Vision, kan? Awas kalo sampe dia macem-macem sama lu!"

"Duuuh... nggak kok, Clint. Aku sama Vision gak ngapa-ngapain kok. Aku cuma ingin ngomong sesuatu sama kamu...."

Dengan tak sabar Clint akhirnya menarik Wanda ke ruang depan, lalu mendudukkannya di sofa. Clint pun duduk di samping Wanda.

"Ada apa sebenarnya, hmm?" tanya dengan suara selembut mungkin.

"Tapi janji kamu gak akan marah ya...," pinta Wanda.

"Iya, iya, gue janji. Buruan ngomong dah!"

"Aku sama Vision mau pinjem busur sama anak panah kamu. Bentaaaaar aja. Boleh yaa?"

Clint diam sejenak. Dia merasa agak kasihan melihat wajah Wanda yang kelihatannya begitu berharap permintaannya akan dikabulkan. Tapi Clint tidak suka ada orang lain yang menyentuh busurnya. Dia menyayangi busurnya yang sudah dia anggap sebagai istri kedua. Tidak ada satu orang Avenger pun yang boleh menyentuh busurnya. Kecuali Tony, saat busurnya sedang rusak atau butuh diupgrade saja.

"Gak boleh ya?" Wanda tampak muram. Dia sudah mengira hal ini akan terjadi. Meminjam busur dari Clint adalah hal yang mustahil. Seandainya ada busur lain di markas Avenger, Wanda tidak perlu meminjam milik Clint. Tapi sayangnya, satu-satunya busur yang ada hanya busur milik Clint saja.

"Uuuh, ngapain juga sih Vision pake penasaran pengen nyobain panahan segala. Udah tau Clint pelit. Tapi aku udah terlanjur janji sama Vis, jadi gimana dong?" pikir Wanda.

Si pemanah menghela napas. "Pinjemin... jangan... pinjemin... jangan...." Clint tidak bisa memutuskan.

"Buat apaan sih lu berdua minjem busur sama anak panah gue? Ini bukan mainan tau! Kalo gak ati-ati bisa cedera. Lagian lu bisa telekinesis. Vis juga punya kekuatan hebat. Lu berdua kagak butuh busur sama anak panah," ujar Clint panjang lebar.

"Vision cuma penasaran pengen nyobain panahan, Clint. Tapi kalo gak boleh ya apa boleh buat deh," Wanda bangkit dengan wajah sedih. Tapi belum sempat Wanda melangkah pergi, datanglah Natasha.

"Clint, lu pelit amat sama temen sendiri. Pinjemin napa," bujuk Natasha.

Wanda tidak jadi pergi. Dia merasa mendapatkan sekutu yang kuat. Siapa tahu Natasha bisa membujuk Clint, pikirnya.

"Bukannya gue pelit, Nat. Tapi senjata gue ini berbahaya buat pemula. Gue kagak mau Vision sama Wanda sampe terluka ntar," balas Clint.

"Kan bisa lu ajarin elah. Lu kan masternya! Mereka berdua pasti aman kalo ada lu yang ngawasin," Natasha terus membujuk Clint.

"Naaat... skarang waktu tidur siang gue elaaah," Clint merengek.

"Ya ampun, Clint, kamu kan baru aja bangun tidur?" Wanda geleng kepala.

IMAGINE BERSAMA MARVEL AVENGERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang