Pentigraf

408 38 0
                                    

     

   🌾MENULIS PENTIGRAF🌾


🪵Belajar Menulis Pentigraf🪵

Perkembangan Karya satra semakin mutakhir mengenalkan kita untuk terus berkreativitas👏👏👏. Kajian sastra dari beberapa komunitas banyak yang telah mempelajari dan mendalami bahkan mempublikasikan sebuah karya tulisan singkat (pentigraf)😲. Apa itu pentigraf?😟 Yaitu singkatan dari Cerpen Tiga Paragraf. Sepertinya mudah ya? Tapi tunggu dulu😄😓

Pentigraf adalah proses kreatif dalam menulis singkat dan menuangkan ide. Ide bisa diperoleh dari mana saja. Ide menarik dapat diperoleh dari pengalaman pribadi. Pengalaman nyata yang difiksikan. Ide tersebut tidak dituangkan begitu saja seperti curahan hati atau menulis berita atau bahkan sekadar pemberitahuan. Ide dikelola menjadi cerita baru yang lebih menarik dalam kemasan dan bahasa. Sehingga cerita pendek yang hanya tiga paragraf menjadi sangat berkesan dan seperti cerita yang utuh.

Pentigrafis memiliki kekayaan berpikir yang beragam. Memunculkan ide juga beragam. Menulis dapat dimulai dari mana saja. Alur cerita juga bisa dibuat sesuai dengan kehendak pentigrafis. Pentigraf boleh diawali dengan memunculkan konflik terlebih dahulu, baru solusi. Bisa juga dimulai dengan pengenalan karakter tokoh. Endingnya pun beraneka macam. Ada yang membahagiakan, menyedihkan, dan sebagainya.

Pentigraf adalah perluasan karya sastra yang berarti Cerpen Tiga Paragraf. Menurut Tengsoe Tjahjono, penggagas pentigraf, yang didapuk sebagai Presiden Kampung Pentigraf Indonesia, pentigraf merupakan cerita yang utuh. Sama halnya dengan cerita  pada umumnya, elemen-elemen cerita seperti tema, alur, tokoh, dan latar disatupadukan dengan baik.

Kampung Pentigraf Indonesia dibentuk sebagai wadah bagi para sastrawan dan siapa pun yang ingin belajar menulis pentigraf. Mereka yang menulis pentigraf ini menyebut dirinya sebagai pentigrafis.

Menurut Tengsoe Tjahjono selaku pengasuh FP Kampung Pentigraf Indonesia, ada beberapa formula Pentigraf bagi pentigrafis pemula.

1. Fokus pada persoalan yang dihadapi seorang tokoh atau tema yang diangkat.
2. Elemen narasi yang berupa tokoh, alur, dan latar dihadirkan secara bersama-sama dalam satu jalinan yang utuh.
3. Kurangi dialog. Ubah dialog ke dalam teks deskripsi atau narasi.
4. Usahakan ada kejutan pada paragraf ke-3, hal yang tak terduga, yang bisa menimbulkan suspense atau ketegangan.
5. Panjang paragraf hendaknya dalam ukuran wajar. Sekurang-kurangnya 1 kalimat, namun jangan lebih dari 10 kalimat. Walaupun hal ini bukan harga mati. Sesungguhnya, panjang paragraf bergantung pada ketuntasan topik.

Menurut beliau juga, Pentigraf merupakan cerpen tiga paragraf. Cerpen yang hanya terdiri atas tiga paragraf. Oleh karena itu para pentigrafis tidak bisa leluasa menuliskan percakapan dalam pentigraf. Sungguh tidak masuk akal jika dalam satu paragraf terdapat percakapan.

Misalnya:
"Aku tak ingin tinggal di rumah ini," ujar Wuryadi. "Apa alasanmu..." teriak istrinya. "Aku tak mau diperintah ayahmu.." sergah Wuryadi sambil memandang jalan lewat jendela dengan korden terbuka. Andini menangis di sudut ranjang. Ia tak menduga perkawinannya dipenuhi pertengkaran-pertengkaran. Nyaris tiap hari.

Percakapan seperti di atas tak lazim disisipkan dalam paragraf. Kalimat langsung dalam paragraf usahakan tak lebih dari satu. Oleh karena itu dialog itu harus diubah ke dalam bentuk narasi atau deskripsi.

Misalnya:
"Aku tak ingin tinggal di rumah ini," ujar Wuryadi. Andini, istrinya, berteriak menanyakan alasannya. Wuryadi berkilah tak mau diperintah bapak mertua. Matanya memandang  riuh jalan lewat jendela dalam korden terbuka. Andini menangis di sudut ranjang. Ia tak menduga perkawinannya dipenuhi pertengkaran-pertengkaran. Nyaris tiap hari.

Nah, begitulah sebaiknya dialog dalam pentigraf. Mari kita mulai efektif menulis paragraf agar pentigraf kita sungguh padat.


Mungkin ini saja yang akan saya sampaikan kali ini.
Kurang lebihnya saya minta maaf.
Sampai jumpa lagi.
Bye bye

Kepenulisan ( Dasar-dasar Menulis Karya  )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang