bagian 13

1.1K 55 8
                                    

Blenda dan juga Bryna pun di kejutkan oleh kedatangan Meizi bersama dengan kedua orang tuanya.  Awalnya Blenda yang nampak biasa saja langsung memeluk Meizie. Tapi tidak dengan Bryna yang mendadak menjadi patung pancoran di ambang pintu.  Jantungnya seakan berhenti berdetak,  dan itu mampu membuat semua orang menatapnya heran.

"Gak kangen gue lo,  berdiri disana kek patung pancoran." cibir Meizie.

Dengan kikuk Bryna pun tersenyum miring dan langsung memeluknya.  Ada apa ini,  dan kenapa semua berasa di sini,  atau jangan-jangan Tante Larisa dan juga Om Jo juga ada di sini. Bisa gawat kalau itu terjadi. 

"Sama siapa lo kesini? Enggak mungkin sendiri kan? Nyar nyasar nanggis lagi." Kata Bryna basa basi  

"Mami, Papi lah. Ck kejadian lama lo ingetin lagi."

Bryna mengangguk sebagai jawaban dia pun langsung naik ke atas dan mencari ponselnya.  Tentu saja dia harus menghubungi Kenzie untuk menemuinya di cafe dekat kantornya.

"Eh eh lo mau kemana, Bry?" kata Mwizie.

"Ada urusan bentar." jawab Bryna terburu.

"Ngikut."

"Gaada lo di rumah aja,  gue mau tawuran. Lo kan gak bisa, jadi di rumah aja gausah ngikut gue. Sama Bkenda sana lo yang hobby make up kek elo."

Bryna pun berlalu tanpa mau menunggu jawaban Mei. Tentu saja ini bahaya dan dia harus cepat menuntaskan masalah ini.  Tante Larisa dan Om Jo datang apa lagi di tambah Mei. Dan semua pasti akan rumit. Dan untuk kali ini Bryna pun merasa perasaan yang gak karuan,  dia takut.  Takut kalau suatu hari dia di pisahkan kembali dengan Kenzie.

Sampainya di cafe Bryna pun langsung berlarian kecil mencari keberadaan Kenzie. Tapi nyatanya Kenzie tidak ada dan itu benar-benar membuat Bryna takut.  Apa Tante Larisa tahu hubungan Bryna dan juga Kenzie, makanya mereka pulang. Dan sekarang Om Jo sedang  menyuruh Kenzie untuk pergi kembali. 

Tak terasa air mata Bryna pun menetes hingga dia menjadi pusat perhatian.  Dia tidak peduli hatinya sakit saat ini, kenapa luka dua tatun lalu harus terulang kembali. 

"Bryna..."

Bryna menoleh dan terkejut itu Kenzie. Secepat kilat Bryna pun langsung memeluk Kenzie dan menangis. 

"Kamu kenapa kok nanggis?" Kata Kenzie bingung  

"Kamu kemana aja,  aku nyariin kamu dan kamu gaada. Aku pikir kamu pergi."

"Maaf sayang, tadi ada temen aku di parkiran, Andi aku temuin dia dulu."

"Kan bilang bisa, gausah bikin aku takut."

Kenzie tersenyum dan menghapus air mata Bryna, lalu kembali memeluknya.  

"Kamu kenapa tiba-tiba ngajakin aku ketemu di sini? Terus keadaan nanggis lagi,  ada apa? Kamu ada masalah?" tanya Kenzie lembut.

Bryna pun diam air matanya masih terus keluar.  Hingga dia pun duduk dan mengenggam erat tangan Kenzie. 

Dan jujur saja kali ini Bryna takut, jikalau kedua orang tua Kenzie tahu dan memisahkan mereka.

"Kamu tau,  Tante Larisa, Om Jo sama Mei datang dia di rumah aku.  Aku takut kalau mereka tau,  kita bakal dipisahin lagi kayak dulu."

Kenzie terkejut bukan main,  tidak ada kabar apapun tentang kedua orang tuanya selama dia di indoensia. Dan saat ini dia mendengar berita kalau orang tuanya berasa di sini. Ada apa  ini? Pikir Kenzie. 

"Mami gak bilang kalau mau datang kesini.ndua cuma bilang mau liburan. Mau datang ke indonesia juga kasih bulan depan." kata Kenzie. 

"Aku gatau,  aku pulang-pulang mereka udah di rumah sama mami papi aku."

Double B (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang