bagian 3

2.4K 105 2
                                    

"Lo itu beneran bego ya di tindas gak malah bales malah diem aja." Omel Bryna saat melihat Blenda baru saja masuk ke dalam kamar miliknya.

"Maksud lo apaan sih." jawab Blenda tidak mengerti.

"Dasar oon,  Hanzel.  Badboy sekolah lo yang selalu ngebully lo.  Kenapa lo diem? Kenapa gak lo bales aja perbuatan lo sama dia?" ucap Bryna emosi.

Dia emang suka jahilin Kakaknya, tapi nyatanya kalau ada yang berani jahilin Kakaknya ini, Bryna lah orang pertama yang gak bakalan terima kalau Blenda jadi bahan bullyan orang lain keculai Bryna.

"Gue gamau aja punya masalah sama dia Bry, makanya gue diem." jawab Blenda santai.

Bryna menghela nafasnya kasar, kalau saja membunuh orang tidak di hukum mungkin saat ini Bryna akan membunuh Blenda seketika biar mampus sekalian. Punya Kakak begini amat lugunya, nurutnya juga.

"Kalau saja bekap lo pakai bantal gak mati,  gue udah bekep lo biar mampus."  Gerutu Bryna. 

Blenda pun nyengir. Dia pun mengambil tas Bryna dan menatap isinya. Mata Blenda membulat seketika saat tau isi tas Bryna, buku cuma satu dan gak ada coretan sama sekali. 

"Lo-----"

"Apaan sih gausah lebay deh,  nilai lo gak anjlok kok." sahut Bryna cepat sebelum Blenda ngomel-ngomel.

"Tapi---"

"Bawel lo ah,  gue mau ketempat balap dulu. Bye"

Bryna buru-buru pergi dari kamarnya, sebelum blenda benar-benar mengomel dan membuat telinga Bryna pecah. 

Bryna pun langsung menuju tempat balap yang biasa dia tongkrongin disini.  Sampainya di sana dia pun langsung keluar dari mobil dan membeku. 

Matanya tertuju pada seorang cowok dengan earphone di lehernya yang mengantung bebas,  di tambah lagi tangan yang menari-nari di beberapa tombol dan memutarnya 

Hingga mata mereka berpadu.  Bryna diam menatap cowok itu dengan tatapan tidak percaya. Sedangkan cowok itu langsung melepaskan earphonenya dan berlari menghampiri Bryna. 

Memeluknya.  Adalah salah satu tindakan untuk melepas rindu.  Matanya terpejam saat Bryna meradakan dekapan hangat dari cowok tadi.

"Aku kangen sama kamu." Lirih nya dan sesekali mencium kepala Bryna. 

Bryna diam,  tubuhnya seakan tersiram air es saat di peluk cowok itu.  Dia pun juga tidak meronta sama sekali.  Jujur dia juga sangat merindukan cowok ini tapi apakah ini boleh?

"Kenzie." Lirih Bryna.

Kenzie pun melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi Bryna.  Bryna bisa melihat ada guratan bahagia di wajah Kenzie.  Tapi ada juga tatapan yang menyiratkan kepedihan di sana. 

"Iya ini aku,  aku kembali." Katanya. 

Karena tak tahan Bryna pun langsung mengangguk dan memeluk Kenzie.  Sungguh dia sangat merindukan Kenzie,  cowok yang masih dalam status pacar abryna,  dan cowok juga yang sudah meninggalkannya selama dua tahun terakhir ini. 

"Aku seneng banget bisa ketemu sama kamu."

"Aku juga,  kamu kapan balik."

"Tadi pagi sama Kemal."

Bryan tersenyum dari pun langsung memeluk  Kenzie lagi,  seakan tidak ada  hari lagi untuk besok.

Tak lama Kemal pun datang dan langsung memisahkan mereka berdua.

"Ingat ya adik;kakak," Katanya dan membuat Bryna menunduk. " Sorry Bry, gak maksud." Lanjutnya tidak enak. Mengingat apa yang terjadi di antara mereka berdua Kemal lah yang tau semuanya kecuali Blenda, yang tau di tengah cerita mereka.

Double B (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang