bagian 19

1.1K 55 14
                                    

"Hampir satu bulan Blenda kamu bolos sekolah,  dan ini absen kamu cuma tiga kali masuk. Ada apa dengan mu, tidak seperti biasanya kamu bolos seperti ini Blenda,  dan lagi sekali masuk kamu selalu bikin onar." Kata Pak Edi selalu guru BP sekolah Blenda. 

Bryan memutar bola matanya malas,  di pikir pagi-pagi begini ada apa sampai dia di panggil kerumahBP ternyata hanya masalah absensi saja toh. Harusnya ini sudah menjadi kebiasaan bryna. Toh bryna bolosnya juga bareng pemilik sekolah ini,  siapa lagi kalau bukan Hanzel.  Kalau saja dia tidak mengintip identitas Hanzel mungkin Bryna tidak akan tau  siapa Hanzel disini. Masih mending Bryna pandai jadi di tau siapa Hanzel yang katanya berpengaruh banget sama sekolah ini.

"Aelah Pak,  lagian ya saya absen kok,  ya walau enggak pernah masuk pelajaran."

"Tapi aneh aja kamu itu rajin,  kenapa sekarang kok jadi begini suka bolos enggak mau ngerjain tugas lagi."

"Yang jelas nilai saya masih 100."

Ya Pak Edi tidak bisa menyalahkan saat ini, walau Bryna jarang masuk tapi nilainya masih baik-baik saja, bahkan nilai 9 pun tidak ada di nilai hariannya. 

"Saya harap kamu bisa berubah Blenda."

"Saya usahakan yak Pak.  Kalau enggak ada lagi saya keluar Pak." pamit Bryna.

"Ya silahkan."

Bryna pun keluar ruangan ruangan BP dengan santainya. Hingga tiba-tiba  ada seseorang yang langsung menyeret dirinya tanpa permisi. 

Awalnya Bryna diam, mengikuti langkah kaki cewek di depannya dengan mengeryitkan keningnya. Hingga tarikan itu semakin keras dan membuat Bemryna kesakitan.

"Woi ban*sat siapa lo, bwremi banget nyeret gue." Kata Bryna emosi dan menepis tangan cewek itu.

Berhasil, membuat langkah cewek di hadapannya ini berhenti, dan menatap Bryna dari ujung kaki hingga rambut. Seakan tatapn itu sedang menilai Bryna.

"Lo tanya siapa gue?  Harusnya gue yang tanya siapa lo,  kenapa lo selalu di sebelah tunangan gue."

"Tunangan?"  Ulang Bryna tidak paham. "Siapa runangan lo?" Lanjutnya 

"Hanzel,  dia tunangan gue."

Bryna terkejut tentu saja,  perasaan Hanzel bilang kalau dia tidak memiliki kekasih. Dan sekarang malah muncul makluk aneh yang mengaku tunangan Hanzel. 

"Enggak usah ngaku-ngaku  lo,  Hanzel itu enggak punya pacar apa lagi tunangan.  Dan sekarang yang ada Hanzel itu pacar gue,  dan lo datang-datang, ngaku-ngaku tunangan,  waras enggak sih lo."

Cewek di hadapan Bryna pun mengepalkan kedua tangannya. Seakan ingin menonjol wajah songgong Bryna saat ini

"Lo yang enggak waras,  dia itu tunangan gue lagian lo enggak ada cowok lain apa yang bisa lo pacaran selain tunangan orang,  jangan jadi pelakor di hubungan gue sama Hanzel. Gue di sini tunangannya  gue harap lo bisa jauhin Hanzel." Katanya lagi dan berlalu meninggalkan Bryna yang masih bingung di tempatnya. 

Tunangan? Kenapa Hanzel berbohong dan bilang kalau dia tidak memiliki pacar?  Bahkan Hanzel juga rela jadi nomor duanya Bryna saat ini. Bukan mau Bryna tapi Hanzel sendiri yang memaksa,  lagian dia juga yang mendekati Bryna bukan Bryna duluan.

Bryna pun memilih meninggalkan koridor, yang tadi menjadi tempat perdebatan antara dirinya dan juga wanita asing.  Pikirannya melayang ke arah Hanzel dan entah kenapa dia merasa sesak di dalam dadanya. Ada rasa nyeri yang sulit di jelaskan, bahkan ada juga rasa tidak terima di sana. 

Ada apa dengan dirinya saat ini? Kenapa dia harus merasakan hal itu lada Hanzel, harusnya dia merasakan hal ini pada Kenzie, kekasihnya.

"BLENDAAAAAAAA!!!!" teriak seseorang dari arah belakang dan langsung saja membuat bryna terjangkau kaget.

Double B (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang