bagian 18

1.1K 48 15
                                    

Bryan terbangun saat terdengar  suara ketukan dahsyat dari arah pintu.  Dengan rasa malas dia pun langsung menyebabkan selimut tebalnya dan berjalan ke arah pintu dengan mata yang masih setengah watt itu. 

"Lama banget lo buka pintunya kaki gue pegel." omel Blenda.

Bryan hanya berguman sebagai jawaban,  dia pun langsung menutup pintunya setelah Mei masuk.  Ya pagi ini Blenda dan juga Mei yang datang ke apartemen. Mengingat sejak semalam Bryna tidak pulang kerumah. 

"Tante Elisabet nyariin lo oon, karena lo enggak pulang." ucap Mei

"Gue udah kirim chat kalau gue enggak pulang,  gue nginep di apartemen." jawab Bryna dengan mata terpejam. 

"Enggak ada sarapan apa Bry laper gue." Kata Blenda  

"Enggak tau tuh ada apa engak dimeja makan."

Blenda langsung menuju dapur dia langsung menatap ada satu piring besar pasta daging dan juga dua gelas susu di atas meja.  Blenda langsung mengernyitkan keningnya heran. Kalau Bryna masih tidur, terus siapa yang memasak dan menyiapkan sarapan untuknya? Dan lagi ini ada dua gelas susu ,itu tandanya Bryna tidak sendiri. Pasti ada orang lain di dalam apartemen ini.  Masa iya Hanzel?

Saat Blenda ingin berteriak bertanya siapa yang berada di sini. Mendadak lidahnya kelu menatap Kenzie yang baru saja keluar dari arah kamar, dengan handuk yang masih menyentuh di lehernya. 

"Sayang aku udah siapin sarapan buat kamu,  kamu udah bangun." kata Kenzie tanpa sadar 

Seketika itu juga Bkenda langsung berjalan pelan kearah Kenzie. Apa lagi Mei yang langsung bangkit dari duduknya. 

"Bang Ken." Panggil Mei  

Kenzie yang tidak menyadari, keberadaan Mei pun langsung tersentak kaget. Apa lagi melihat Blenda yang berdiri tak jauh dirinya.

Bryna yang kesadarannya terhantam pun langsung bangkit dari duduknya. Mata yang tadinya mengantuk hebat, sekarang entah kemana perginya rasa kantuknya.

"Ka-kalian ngapain ke sini." kata Kenzie kaget 

"Harusnya kita yang banyak kakaj ngapain di sini." Kata Mei tak percaya

"Dan lagi lo tadi bilang Bryna sayang??  Kalian masih hubungan?? " Tambal Blenda. 

Kenzie diam apa lagi Bryna yang sudah menunduk,  enggak tau harus berkata apa lagi. Tapi mau bagaimana lagi mereka sudah ketahuan.  Terpaksa harus jujur.

"Kalian---" Kata Mei sambil menunjuk Kenzie dan juga Bryna  

"Ya,  kita masih hubungan,  gue sayang sama Bryna dan dia juga masih sayang sama gue.  Lalu kenapa kalau kita pacaran??  Salah?" ucap Kenzie. 

"Salah lah Ken,  inget Bryna itu adik lo,  adik sepupu lo.  Ini bukan cinta namanya tapi obsesi. Lo terlalu obsesi sama Bryna sampai lo nganggap kalau lo cinta sama Bryna " Jawab Blenda marah.

"Obsesi??  Kalau gue obsesi dari dulu gue udah bawa kabur Bryna dari sini,  tapi nyatanya enggak.  Gue enggak sebodoh itu Blenda.  Gue jalanin hukuman gue, saat papi gue nyuruh gue keluar negeri dan jauhin Bryna. Dan sekarang bukan mau gue juga kan kalau ketemu Bryna.  Tapi Tuhan yang udah mempertemukan kita kembali." Jawab Kenzie dengan nada tinggi.

Pertama kalinya Mei menatap Kenzi semarah ini, hanya karena Bryna. Padahal dulu saat dipisahkan Kenzie enggak semarah ini. Dia hanya meronta dan tidak akan terima jika dia dijauhkan dari Bryna. Tapi sekarang?

"Astaga Bang sadar Bang, apa yang lo lakuin itu salah,  ini enggak bener Bang kalian ini masih sodara." kata Mei mengusap wajahnya frustasi.

"Gue sayang Ken,  masa iya gue enggak boleh sama Ken." Jawab Bryna yang sejak tadi diam saja.

Double B (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang