Entahlah,
Mungkin memang sudah terasa.
Tanpa ucap kau bisa rasakan apa yang akan terjadi.
Hingga kau curi waktu untuk sekedar bersenda gurau bersamaku.
Pah, kelak jangan bersedih,
Anakmu akan memilih lelaki yang akan membimbingnya menjadi lebih baik.
Maaf, ku telat menyadari bahwa kau pun ingin lebih lama bersamaku.
Kini telah datang waktunya,
Izinkan anak perempuanmu ini hidup bersama calon imamnya.
Izinkan anak perempuanmu ini menjadi ibu bagi anak-anaknya.
Izinkan kami untuk membangun bahtera indah bak istana.
Izinkan kami untuk memberikan kebahagiaan lain yang selama ini kau impikan.
Restui kami agar menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
Paah..
Kau lelaki pertama yang kucinta,
Terima kasih telah merawatku hingga menjadi seperti ini,
Terima kasih telah mendidikku untuk menjadi wanita tegar dan islami
Terima kasih telah membimbingku selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selirih Sendu
RandomTentang semua hal didekatmu. Tentang bagaimana harimu. Bagaimana duniamu. Kehidupan bukan tentang khayalan. bukan tentang alur yang kamu buat. Dan inilah rasaku. Dan rasamu.