Kusalahkan Takdir

39 2 0
                                    

Inilah takdir.
Selalu memisahkan kita.
Dengan segala caranya.
Mematahkan senyuman walau hanya sedetik.
Baiklah, ku ingin berdamai dengan takdir.

Ku tau, kita terlalu memaksakan sesuatu.
Hingga kita tak pernah tuntas menjalakannya.
Entah ini ego,
atau emosi hati seperti katamu.

Kita selalu menantikan pertemuan (lagi).
Desakan hati tak mampu kita bendung dikala kita berdekatan.
Jarak kita memang tak terhitung.

Tapi bukankah jiwa kita lebih dekat dari seutas nadi??
Dari kejauhan ku hanya bisa mendoakan.
Karena itulah caraku memelukmu dari jauh.

Menjadi angin,
Agar selalu bisa menyentuhmu.
Menjadi bayangan,
agar selalu bisa menemanimu.

Sekali lagi,
sampai bertemu lagi.
Sampai kita dipertemukan (lagi) dengan takdir.

Selirih SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang