Pagi harinya Baran terbangun dengan keadaan yang lebih baik. Nasal kanula yang menemaninya semalaman, kini telah dilepas. Baran duduk bersila di atas ranjangnya sambil memainkan ponsel. Kedua ujung bibirya terangkat saat melihat pesan dari teman-temannya yang kebanyakan kesal karena pesannya tidak dibalas.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Namun, kedua matanya tiba-tiba saja membola saat melihat salah satu pesan yang dikirim ayahnya. Dengan gerakan cepat ia membuka pesan itu dan membacanya dengan khidmat, pesannya cukup singkat yaitu hanya berisi
'jaga kesehatan, minggu depan ayah pulang'
namun sudah mampu membuathatinya menghangat. Baran tersenyum lebar sekali, tapi senyuman itu tidak bertahan lama tergantikan oleh senyuman sendu di wajahnya. Bahkan minggu-minggu sebelumnya pun ayahnya selalu berkata akan pulang, namun nyatanya hingga saat ini tidak terlihat kehadirannya.
Baran tidak ingin berharap terlalu tinggi, karena hanya akan menyakiti hatinya lebih dalam lagi. Ia mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan ayahnya.
'semoga kali ini ayah bener-bener pulang ^-^. Jaga kesehatan ayah juga, jangan lupa makan teratur '
setelahnya ia menekan send untuk mengirimkan balasannya. Baran akan menjadi anak yang begitu manis saat sedang berhadapan dengan ayahnya, kebiasaan ini tidak bisa ia hilangkan sama sekali rupanya.
Baran melirik ke arah cairan infus yang masih menyambung ke punggung tangannya, ia mendengus kesal, ingin ia lepas sendiri saja rasanya. Baran kembali tersenyum saat mengingat pesan singkat yang ia terima dari sang ayah.
SKIP
Seorang wanita paruh baya baru keluar dari SUV merah yang terparkir di basement VIP salah satu pusat perbelanjaan dengan gayanya yang begitu berkelas, ia melangkahkan kaki dengan anggun.
Tidak terlihat seperti wanita menjelang kepala empat dengan wajah yang terlihat begitu muda dan cantik alami. seorang wanita cilik dengan bandana merah muda mengekor di belakangnya degan langkah kecil yang terlihat menggemaskan.
"Bunda..aku mau tas sekolah kaya temenku juga!" pintanya sambil berjalan dengan menarik ujung dress dengan aksen floral milik ibunya.
sang ibu menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan sang putri, menatapnya dengan pandangan penuh kasih "Bunda harus berapakali bilang iya sih sayang?"
Wajah menggemaskan Elle seketika tersenyum manis "Janji ya bun?"
Alya mengangguk mantap "Tapi kamu juga harus janji buat kasihin tas lama kamu ke temen-temen di panti yaa?"
Elle mengerjapkan matanya bingung "kenapa harus kasih mereka bunda? bunda sama ayahnya emang gak kasih mereka?"
"sayang..temen-temen Elle yang di panti itu udah gapunya ayah sama bunda, jadi gaada yang beliin mereka tas" Alya menerangkan dengan sabar.
Elle yang mulai paham kini mengangguk semangat "kalo gitu..kita sekalian aja beliin mereka tas baru!"
Sang Bunda tersenyum bangga, mengelus surai halus putri kecil yang begitu disayanginya. . . Setelah selesai berbelanja sepasang ibu dan anak itu kembali menuju basement saat tiba-tiba saja seorang pemuda berseragam SMA berlari terburu-buru hingga tak memerhatikan jalannya.
Bruk
Seketika itu tubuh Elle limbung karena terhantam tubuh tinggi sang pemuda, ia meringis saat lututnya terasa sakit akibat terbentur lantai marmer yang menjadi pijakannya.
Alya yang menyadari putrinya yang terjatuh langsung melepaskan pegagannya pada beberapa kantung belanjaan di pegangannya.
Alya berjongkok, segera memerhatikan akibat ulah pemuda ceroboh berseragam SMA yang ikut berjongkok di sampingnya.
"gak apa-apa kan sayang?" Alya memeriksa warna kemerahan yang tercetak samar di lutut kanan sang putri.
"maafin saya tante..saya lagi buru-buru" sesal sang pemuda.
Alya menoleh ke asal suara "walaupun buru-buru, kamu tetep harus merhatiin jalan dek.." kalimat yang akan ia lontarkan terputus sesaat saat menatap wajah pemuda di hadapannya.
"tante..tante kenapa?" pemuda di hadapannya merasa khawatir saat wanita paruh baya di hadapannya menatap wajahnya tanpa berkedip, ia melambaikan telapak tangannya di dipepan wajah Alya.
"siapa nama kamu dek?" tanya Alya.
"akuu...
. . . . Tbc
Update setelah sekian lama 😅, mohon maaf kalo tulisannya makin aneh karena baru mulai nulis lagi.