Sebelas bulan kudapati dua masaAku tersungkur kepada ketidaktahuan dan kepolosan.
Mencari intan didalam luasnya lumpur persawahan.
Seperti mencari sesuatu yang tidak adaDikepala yang kosong
Dihati yang tak terisi
Dikaki yang tidak tahu arah melangkah.Tetap pada kebutaan waktu, aku berjalan.
Januari, Februari dan menjelang Maret.
Aku makhluk asing didalam awal petualangan hidup.Banyak kutemui sesuatu yang tak kukenal tetapi mereka sangat mengenalku.
Di Alam baru, aku mencari tahu.
Empat bulan berikutnya, sampai Juli
Aku berkenalan dengan wajah bertopeng tanda tanya.Yang salah satunya, seperti ada yang menarik.
Penasaran diiringi oleh kemauan.Aku semakin mencari tau makna hidup dan orang yang menarik itu.
Pada Pertengahan tahun,
Ramadhan kembali menyapa dan menyambut.Orang Rindu.
Tapi aku mengalami dua rindu.
Pada Ramadhan dan padanya.Wajah bertopeng tanda tanya itu.
kini menjelma menjadi lambang hati.
Aku jatuh cinta.Pada tiga bulan terakhir,
Aku berada dalam masa emas.
Masa menjadi pemuda sejati pada seorang wanita .Ternyata intan telah kutemukan dalam lumpur.
Kini,
Kepala telah terbenak
Hati telah terisi
Kaki pun akhirnya tahu melangkah.Namun waktu adalah buta.
Malapetaka datang, Ia pergi dan aku menjadi barang lama.
Telah dilupakan.Desember kita berpisah dalam aroma klasik
Ada yang hilang setelah Desember.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Wajah Murung
PoesieSebuah kumpulan puisi, sajak atau syair yang menggambarkan kita dan masa kini. Bukanlah cinta jika tak ada pahit dan manis. Dua perkara demikian adalah keharusan hidup. Ada sedih dan tawa. Kita adalah salah satu tokoh hidup itu, maka mesti kita keta...