Part 3

101 10 0
                                    

"Semua ini soal memilih dan hidup adalah pilihan."
-Airen

***

Sesampainya dirumah Airen memikirkan perkataan Dilah sahabatnya itu. Entah mengapa ucapan Dilah itu terngiang-ngiang di fikiran Airen.

Setelah Airen fikir matang-matang. Kini ia menemukan jawabannya. Lalu, ia berdiri dari tempat tidurnya untuk mengambil handphone dan mengabari Aziz.

Sebenarnya Airen tak pernah menaroh hati pada pria itu. Airen menjadikannya penyemangat sekolah bukan berarti Airen menyukainya bukan?

Airen mengetik pada keyboard handphonenya,

"Ziz maaf gue belum siap buat pacaran."

Kini Airen lolos dari pertanyaan tersebut dengan jawaban simplenya yang ia lontarkan pada pria tersebut yaitu "Gue belum siap pacaran."

Memang terlihat polos, namun setidaknya dia tidak membohongi orang lain. Itu prinsip Airen, karena Airen tak ingin Aziz menjadi mantannya.

Airen menghembuskan nafas lega dan membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya.

Aziz pun menjawab chat Airen,

"Ya udah iyah gapapa gue hargai keputusan lo, gue bakal nunggu lo sampai lo siap."

Airen tersontak kaget ketika membaca pesan itu dengan refleks ia langsung terbangun dan langsung duduk di atas ranjangnya.

Batin Airen berkata, "Mati kau Ren, baru berapa menit kau merasa lega namun sekarang kau harus memikirkan jawaban untuk ke depannya."

Airen menjawab,

"Iya ziz iyahhh."

Kemudian Airen melempar handphonenya ke ranjang.

Selang beberapa hari, lagi-lagi Airen di hadapkan oleh pertanyaan yang sama. Tak satu kali dua kali pria itu menyatakan perasaannya kepada Airen.

Bahkan setiap harinya pria itu selalu melontarkan pertanyaan yang sama pada Airen. Namun, sampai detik ini Airen belum menerima cintanya Aziz.

Setelah Airen fikir matang-matang. Akhirnya, Airen meyakinkan hatinya untuk menerima cintanya Aziz jikalau ia menanyakan jawaban Airen.

Namun, di saat hatinya sudah yakin pada Aziz, entah kemana ia perginya dan bersama siapa ia tak ada kabar.

Airen dengan Aziz sempat jauh tak saling memberi kabar.

Hingga suatu ketika, di hari ulang tahun Airen pun Aziz masih tak ada kabar sama sekali. Padahal Airen berharap bahwa di hari ulang tahunnya itu Aziz memberi kabar dan mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

Airen khawatir akan keadaannya. Bahkan dalam benak Airen sempat terlintas fikiran negatif tentang Aziz.

***

Menghilang kemana sih Aziz? Padahal hati Airen sudah yakin padanya. Tapi kenapa Aziz menghilang tanpa kabar? Lalu, apakah ia akan bisa bersatu? Atau mereka tak akan jadian karena kejadian menghilangnya Aziz?

Jangan lupa vote👌 Jangan lupa kritik dan sarannya juga di tunggu kak🙂 Baca terus cerita selanjutnya yaa❤️


Follow ig : Talyaa_04

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang