3. Kembali meragu

80 2 1
                                    

Ketika hati sudah mulai saling menjatuhkan, semua seolah terbuai dalam lamunan masa indah itu. Yang sering orang bilang "semua akan indah pada waktunya".
Aku adalah orang yang selalu berharap keajaiban akan kebahagiaan seutuhnya akan datang menghampiri tanpa harus merasakan kerasnya pengorbanan dan perjuangan.

Kau tahu?
Berapa lama aku harus menunggu kalimat itu,
Kalimat yang menunjukkan seolah aku adalah pemeran utamanya
Menyairkan kalimat indah nan sempurna
Menunggu...
Harap cemas menanti kepastian
Suatu hak bagi seorang wanita dalam masa penantian
Mungkin terlihat tidak penting untuk masa yang sekarang
Namun, aku perlu tahu seberapa penting hati ini untukmu
Agar aku juga paham, bagaimana seharusnya hati ini bekerja
Sekian,

Bertahun-tahun aku mencari sesosok yang tidak bercanda soal perasaan, selalu menanti seiring berjalannya waktu, dan tiba masa ini, masa dimana seseorang yang aku harapkan untuk selalu menetap tanpa alasan meninggalkan. Itu klasik.
Mulai menaruh kepercayaan hingga tak menilai seberapa besar kecewa akan datang.
Kamu, yang selalu aku selipkan dalam doaku, untuk tetap berusaha mempertahakan yang seharusnya dipertahankan.

Umur yang tak lagi pantas untuk bermain hati seenaknya, membuat aku selalu beranggapan bahwa semua orang seharusnya bertanggungjawab atas hati yang ia buat nyaman.

"Jujur, aku nyaman dengan zona ini. Aku tidak mau untuk lepas dari dia dan kisah ini. Ini sangat mengagumkan" ujarku mulai haru

"Kamu boleh memandang ia selayaknya orang yang menspesialkan kamu, tapi kamu juga harus ingat, semua orang dapat meninggalkan. Hati mudah berubah-ubah, tidak ada yang tahu mengenai kebahagiaan seseorang, termasuk kamu" bahas sahabat terkasih

"Iya, aku paham akan itu. Tapi kamu tahu sendiri, aku tidak bisa mengolah kemana hati ini berbuat, aku cuman bisa mengikuti arus dan alurnya. Yaa layaknya seorang perempuan yang mengaharpkan pangerannya untuk selalu mencintainya tanpa alasan" dengan kukuh aku berbicara

Siap jatuh cinta, harus siap akan resiko untuk patah

Yang selalu terngiang dikepala, namun tak pernah seirama dengan suasana kisah yang terjadi.

"Maaf ya, aku tadi ketiduran" sebuah notif yang sudah mulai tak seintens dulu.

"Iya gapapa, pasti cape yaa. Aku ngerti kok, kamu kan semalam pulang larut" dengan tetap menjaga kesabaran.

"Iya, maaf yaa hehe"

"Okaay, udah makan belum?"

"Belum sih, nanti ajalah. Masih kenyang"

Sudah terlihat bukan perbedaannya? Hehe, ya begitulah. Mungkin siklusnya memang seperti itu. Tidak munafik, banyak lelaki yang datang menyamai siklus itu. Namun, tak semua bisa membuat aku untuk terus berusahan menimbulkan rasa. Satu tujuan, agar seseorang ini tidak merasa hebatnya kekecewaan.

Aku muak akan segala enigma yang dipertunjukkan oleh semesta. Mempermainkan rasa-memutus asa, sesuka hatinya saja.

Mengulang proses klasik yang sangat menjadi tak asik. Mengenal, dekat, jatuh, bersama, berpisah, lalu akhirnya terluka. Bohong jika aku tidak menikmatinya. Aku mencicipinya sampai aku takut kehilangan 'tuk kedua kalinya.

Akhirnya, aku tetap memilih untuk terus berjuang,
Mengalahkan rasa takut, sungguh!
Satu detik dunia seakan memihak dan memberikan banyak harap
Namun, di detik berikutnya dunia seolah enggan dan menolak untuk merasa spesial

Entah bagaimana harus bersikap
Semua seolah ambigu, abu-abu rasanya
Tak mau lagi mengulang kejadian klasik disetiap fasenya
Mati langkah
Itu definisi hati saat ini.

Jika bisa hati berbicara dan berteriak, mungkin seisi dunia akan tahu betapa kacaunya kisah ini
Mulai meragu tanpa kejelasan
Takut akan kehilangan mulai terasa

Aku bersungguh, hati sudah mulai jatuh.
Dan benar saja, tidak ada alasan aku untuk pergi jauh meninggalkan dan menyerah.

Beberapa jam kemudian,

"Oh yaudah, jangan ga makan aja ya, nanti udah ngeluarin banyak energi. Tapi yang masuknya cmn dikit"

"Siap" balasnya.

Okey , mood mulai meronta meminta belas kasihan.
Ya, mungkin baru bangun tidur kali ya, jadi belum ada energi buat terlihat seperti biasanya

Kemudian hati memilih untuk berdamai, selalu memberikan keyakinan untuk hal yang positif. Semua kejadian termaklumi dengan baik, tanpa terkecuali.

Kamu tahu, kenapa aku melakukan hal ini? Selalu 'mengiyakan' apa yang kamu jelaskan?
Aku hanya ingin memberimu kebebasan dalam hubungan, tetap menjaga rasa nyaman yang tak terkekang. Karena aku tahu masa lalu mu yang sangat kamu sesali atas perbuatan kamu sendiri.
Aku hanya ingin melihat kamu bahagia menjalani hari tanpa batasan, tanpa perintah dan larangan. Walaupun sebenarnya, aku takut kamu pergi tanpa permisi.
Begitu.

"Diluar hujan, jangan keluar ya, nanti sakit" ujarku sok manis untuk memulai percakapan yang terlihat kaku.

Seperti biasa, butuh waktu untuk menunggu respon atas ketidaksinkronan isi pesan tersebut.
Itu bukan aku, aku tidak mau berlagak seperti itu. Yang aku mau, kamu sadar, aku selalu menanti kapan waktu bisa kita nikmati bersama, tanpa kamu memperdulikan harimu hari itu bersama teman-teman mu.
Aku hanya ingin berdua. Saling mengenal lebih dalam, siapa kamu dan siapa aku.
Hanya itu.

"Iya ngga kok. Ini baru pulang, tadi abis main sama temen-temen"

Oke, hati kembali memaklumi. Kembali meresapi rasa sabar hingga semua terlihat biasa saja.

"Oh okedeh, istirahat aja. Udah malem" balasku seolah enggan lagi menerima pesan singkat tak bertuan

Mulai meragu untuk tetap bertahan, mulai paham akan situasi tak berbalas.
Terkadang aku bingung, kisah macam apa ini? Yang datang tanpa salam, diam tak putus memberi harap, merasa betah dengan zona yang selalu memberi tawa, hingga penantian akan kepastian yang tak kunjung datang sampai mulai ingin meninggalkan tanpa alasan.
Terdengar jahat, namun cocok untuk masa yang penuh omong kosong ini.

Bagaimana aku harus bersikap dan meyakinkan hati untuk terus melanjutkan kisah ini? Kisah yang punya alur maju mundur seenaknya.
Tolong, aku cuma punya satu keyakinan untuk tetap memberikan kisah yang nyaman untuk keduanya. Aku dan kamu.
Selebihnya, aku menyerahkan kepada Tuhan dan keadaan, yang lebih paham akan kisah yang baru saja aku mulai ini.

Rotasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang