6. Benteng rasa

50 1 0
                                    

Kamu tak pernah sendirian
Kalau butuh bahu untuk menjadi sandaran
Telinga untuk mendengarkan
Jemari untuk mengusap bulir yang berjatuhan
Atau menepuk punggungmu yang merosot tak tertahankan
Bukankah sudah kukatakan bahwa aku akan selalu ada?
Aku akan selalu ada dan tak meninggalkanmu sendirian menggenggam luka dan derita

Tentu saja, selama kamu bersedia

—i38a
#Sincerelyi38a

Lekas kembali dan ingat suka duka apa yang sudah membuat semuanya terasa sempurna.
Semuanya akan terlukis indah jika ikhlas dalam berjalan beriringan
Semua tentang masa, waktu, dan rasa

Aku selalu menganggap masa ini adalah sebuah adaptasi dalam hal yang baru. Pertengkaran dan situasi yang tidak mendukung adalah racikan dalam berhubungan, termasuk persahabatan dengan siapapun. Semua ada kombinasi agar hidup tidak terlihat datar.

Segala bentuk obrolan,percakapan, dan pertemuan mulai terjalin intens daripada sebelumnya. Terlihat normal dan seperti tidak ada kejadian aneh didalamnya.
Mungkin, menikmati adalah jalan terbaik saat ini sembari belajar untuk terus memaklumi keadaan yang terjadi.

Tuhan sengaja mudah membolak-balikkan hati seseorang, mungkin terasa jahat jika ditelisik lebih dalam. Namun sejatinya, semua ada makna tersendiri tanpa terkecuali.

Sebelum masa ini dimulai, sebenarnya ada kisah yang lebih membuat seolah kecewa selalu ada.
Namun, pikiran positif selalu mengelabui semuanya. Membuyarkan setiap kejadian pilu yang jika diingat sungguh mengenaskan.

Aku tidak pernah menyalahkan keadaan, tidak pula menyalahkan siapa yang sedang bersama saat itu. Baiknya, mungkin dunia seakan menunjukkan masa ini hanya sementara, sekedar menyapa tidak untuk bersemi lama.
Melewatimu aku sadar dan paham, bahwa tidak ada yang abadi termasuk rasa yang amat dalam. Contoh besarnya seperti dunia, selama-lamanya dunia berdiri dan berproses ada suka duka, manis pahitnya dunia akan pudar dan hancur. Layaknya cuaca yang selalu memberi kehangatan dan kedinginan. Berputar layaknya roda kehidupan yang terkadang memposisikan kita seolah yang teristimewa dan terkadang terasa semua terpuruk tanpa ampun.

Waktu,
Terkadang membuat ambigu
Kapan bahagia, kapan haru, dan kapan pedih menyapa
Semua dinikmati secara perlahan
Kamu yang saat ini membuat bimbang adalah tantangan bagaimana mengambil keputusan
Aku tidak bisa berpura-pura lagi
Ini aku,
Ini sifatku,
Yang mungkin tidak semua orang bisa maklumi
Tapi prinsip selalu berkata,
Tidak ada orang yang sempurna
Yang semuanya disukai tanpa terkecuali
Menjadi diri sendiri adalah pilihan
Mungkin ini akan terlihat seperti mengulang masa lalu
Namun pilihan tetap mengarah kepada kejujuran akan hati
Hanya ingin realita
Bahwa menerima apa adanya
Benar-benar ada.

Aku selalu memaklumi proses
Berharap semua bisa saling menerima tanpa luka

"Tenang, semua akan baik-baik aja. Kamu hanya perlu yakin"

"Iya, mungkin ini hanya rasa takut mengulang masa kemarin. Masa yang paling membuat semuanya kacau balau"

"Tapi jangan jatuhkan hati terlalu dalam. Belajarlah dari masa lalumu itu"

"Pasti, aku tau terlalu berharap dengan seseorang akan berbuah luka"

"Iya, aku tahu kamu bisa memilih dan memilah mana yang terbaik buatmu ca"

"Iya, makasih ya. Kamu selalu meluangkan waktu untuk aku sekedar bercerita tanpa jeda"

"Iya ca, aku cuman takut kamu jatuh seperti masa kemarin. Mendengar ceritamu rasanya sedih"

"Mungkin itu hanya padanganmu saja, tapi tidak sepenuhnya salah dia kok. Makanya di masa yang sekarang aku berusaha memperbaiki"

"Tapi kamu sama yang kemarin masih baik-baik saja?"

"Masih kok, selalu baik-baik saja setelah bertahun-tahun memperbaiki"

Aku ingin, dikenalkan dengan mesin waktu.

Tidak, bukan supaya aku bisa kembali ke masa lampau dan mengulang semuanya menjadi nirmala tanpa cacat dosa.

Tidak, bukan supaya aku bisa langsung meluncur pesat ke masa depan dan lari dari segala gentayangan masalah yang masih sibuk melingkari kepala dan isi hati.

Tidak, bukan supaya aku bisa tetap stagnan di sini, di waktu saat ini, sekarang dan tetap begini, tanpa bisa memobilisasi barang bergeser sedikit juga agar aku bisa menikmati waktu saat ini, mengenangnya sampai pusara menghampiri, tanpa mengenal petaka di depan dan teringat ingat duka di belakang. Bukan supaya begitu, bukan.

Aku ingin, berkenalan dengan mesin waktu, untuk berkompromi dengannya, untuk sekadar bergurau sebentar agar bisa akrab dan lebih dalam berdialog sampai semalaman.

Aku ingin, menceritakan semua wujud dari baik dan buruknya waktu bagi koloni semesta di sini. Ingin kutumpahruahkan semuanya sampai ia sendiri mual mendengarkan, tak apa, asal tersampaikan.

Aku ingin, membangun pengertian yang kuat dengannya, mencoba untuk membuatnya menyetujui sebuah mufakat yang sungguh-sungguh aku mohonkan kepadanya,

Aku ingin, dia akhirnya tahu apa yang harus dia lakukan, aku ingin dia ikhlas dan sukarela untuk pergi sejauh-jauhnya.

Aku ingin, di sini, tak ada lagi yang namanya waktu.

Aku ingin, hidup di luar waktu.

— deep-laid
#SejawatMahitala

Penasaran siapa dia?
Orang dibalik masa manis pahit itu?
Mari kita balik kemasa itu.
Masa dimana tidak paham akan kecewa, menangis, dan yaa semacam itulah.
Kebodohan yang merenggut tanpa satu patah katapun.

Rotasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang