Kamu tahu dan semua orang tahu kepercayaan itu mahal. Orang bisa percaya ketika pertama kali mengenal orang lain dengan gelagatnya yang sangat meyakinkan, apalagi orang tersebut adalah yang terdekat.
Tidak semua orang mudah ditebak, ada beberapa orang yang begitu pandai bermain watak.Aku sangat berharap, kali ini kamu orang yang sudah menyatakan mengenai hatinya dan mampu menjaga kepercayaan seutuhnya. Aku tidak muluk masalah hati, tidak menuntut begitu dan begini, hanya ingin kamu mengerti bahwa kepercayaan itu mahal. Aku selalu mencoba terus percaya dengan segala hal yang kamu lakukan. Itu landasan terkuat saat ini, mengapa kala malam menyapa hati, jiwa ini tergerak untuk menerima dan membuka rumah untuk kamu tinggalkan.
Aku beraharap, kamu tidak hanya sekedar singgah. Melainkan nyaman bersama rumah dan seisinya. Aku, akan selalu terus berusaha menjamu dengan hal yang terbaik untuk membuatmu merasa betah tinggal.
"caca,aku tidak tahu kenapa rasa ini membaur begitu cepat, seolah yakin aja gitu" ujarnya dengan penuh rasa haru
"iya ga, aku paham maksudmu. Itu teka-teki yang harus kita selesaikan bareng" jawabku dengan nada melow
"ca, aku gamau bikin kamu sakit hati. Aku akan terus belajar untuk menjagamu seutuhnya" perkataannya begitu meyakinkan.
"iya ga, makasi ya. Aku hanya pinta satu hal. Kepercayaan seutuhnya untukmu saat ini. Jangan kecewain ya" kata-kata dilontarkan dengan penuh harap
"ca, aku sayang kamu" nad haru dengan tetes air mata yang perlahan jatuh.
"aku juga, ga" lidahku terasa kelu saat membalas ucapannya
Iya, aku tahu percaya berlebihan dan menyerahkan hati seutuhnya itu sangat tidak memungkinkan. Dampak negatifnya akan lebih besar. Namun hati memilih untuk itu. Yang aku usahakan hanya menghindar dari segala kemungkinan.
"udah yaa melownya, sekarang rekomendasiin dong film apaa gitu?" tanyanya halus sembari memegang kepala mungilku
"kayaknya selera kamu sama aku beda deh. Aku sukanya yang melow gaa" jawabku kecewa
"hmm keliatan sih ca, kamu tuh gimana yaa, lucu gitu. Tulus sama polosnya gemesin" entah ledekan semacam apa ini
"ihhh kok jujurnya gitu banget sih gaa,emang iya yaa aku kayak gitu?" dengan tampang cemberut yang kusut
"kenapa harus boong kalo bisa jujur caca, kan gemesss tauu" tangan jailnya mulai mencubit pipiku yang tidak seberapa ini"tauu ahh, terserah dehh" pasrah dengan semua hal yang ia lakukan dan katakan.
"ca, es krim yuu" ajaknya dengan semangat
"tau banget dehh jam segini enaknya ngeskrim. Love uuu beeeee" dengan nada yang sangat bersemangat.
Oh iya, panggilan kita saat itu adalah bee, ya sejarahnya karena bee itu serangga yang menghasilkan madu yang manis. Memilih kata itu karena kita berdua selalu ingin kisah ini berjalan manis. Sangat umum panggilan seperti ini. Namun, entah kenapa erat rasanya jika mengucap kata "bee".
Percaya atau tidak
Sungguh, rasa percaya itu sulit untuk dicerna apalagi ditebak
Mau kemana arah seseorang hanya dia yang tahu
Sehingga banyak orang tersesat karena kepercayaan
Tak mudah membangun sebuah kepercayaan
Apalagi mengenai hati
Bilamana kecewa akan percaya, sudah tamat kisah selanjutnya
Tak mampu untuk kembali mempercayai hal yang sama
Mungkin rasa takut? Kecewa kembali dimasa yang berbeda? Atau hal lainnya
Semua hal sangat mungkin terjadiNamum kembali lagi, semua tergantung mind set pribadi bagaimana menanggapi hal tersebut.
Dirga, saat ini aku sudah mempercayaimu. Aku terus percaya bahwa kamu tidak pernah berniat menyakiti karena ketulusanmu itu.
Pikiranku yang positif yang selalu menghantarkanku kepada keyakinan. Tolong jangan kecewakan ya,Kali ini aku merasa sangat beruntung. Sungguh beruntung!
Hari demi hari terlewat begitu saja, seolah mengayomi tanpa pamrih.
"Selamat pagi, bee" sebuah text masuk menyambut pagi hari
"Selamat pagi jugaa, bee" balasku cepat secepat kilat
Kenapa aku begitu merasa dunia seolah selalu berpihak. Kamu sempurna saat ini. Aku akan selalu merindukanmu. Yakinlah.
"Semangat sekolahnya yaa, jangan tidur, jangan main mulu. Lovee youu bee!" pagi yang indah dengan suasana hati yang berbunga.
"iyaa bee, kamu juga yaaa. Semangatt! Love youu too!" aku selalu membalas pesanmu agar kecewa tak muncul
Sebenarnya ini adalah kisah pertama, jadi wajar dong ya jika aku menganggap ini terkesan. Ya mungkin karena tidak ada kisah yang dapat aku bandingkan, entah untuk kisah selanjutnya.
Aku selalu berharap dan minta sama Tuhan untuk selalu bahagia dengan yang terbaik. Waktu terus berputar bagai roda yang bernyawa, senandungku tak dapat ku pungkiri. Daun dikibas anginpun rasanya ku tak perduli.
Setiba disekolah, omongan kian melanda. Entah dari mana infornasi itu tersebar luas ke seluruh pelosok dan penjuru kelasku. Heran seketika.
Apa memang seperti ini rasanya jika merajut kisah dengan orang yang banyak dikenal?"cieeee, sama dirga nii yee. Baru aja kemaren putus asaan si dirga, udah dapet yang baru lagi" ejek salah satu teman kelas, dia adalah teman futsalnya Dirga.
"apaansii, emang kenapa? Ada yang salah? Resee" lantunku kesal.
" yaa gapapa si, cuman kayak gimanaa gitu, udah jadian ajaa" balasnya sewot.
"yaa biarin sihh, daripada pdkt lamalama ntar keburu bosen" kata-kata ini sepertinya tepat sasaran.
Dia ini adalah orang yang sedang dekat dengan salah satu temanku, jadi rasanya pas aja kata-kata itu dengannya. Terlalu lama pedekate."heeeuu, iyaadeh iyaaa tau yang udah jadian. Nyindir lo ya" balasnya emosi.
"lagian pagi gini rese banget, makanyaa jangan usil" ketusku
Drama pagi di sekolah selesai.
Eitsss ternyata tidak, ternyata masih ada yang menyambut dengan ucapan seperti itu."caa, udah nihh?" tanya salah satu teman dirga lainnya
"apanya sihh? Udah apaan? Tugas?" sengaja menjawab dengan seperti ini, sembari menahan tawa.
"ahelah, purapura bego lu ya? Gua liat kali malem itu lu jalan sama Dirga" jawabannya melesat begitu cepat.
Muka pagi yang menyebalkan."ohh itu, iyaaa udah. Males lama-lama pdkt, kalo udah nyaman kenapa ngga? Yekan?" tanyaku kembali.
"iyasihh, selamat yaa. Langgeng" wihh tumben ngomongnya lagi bener.
"oh okeyy, makasih yaaa. Amin. Doain aja" balasku penuh harap
Ya rasanya capek sih ngadepin teman-teman seperti ini dengan tingkat kepo yang amat sangat luar biasa.
Penuh tanya.Tiba-tiba salah satu sahabat mendekati, iya namanya Meida.
"Cacaaaaaaa, congratulationnnnn!" teriakan meida yang cukup banyak mengundang perhatian khalayak umum membuat tanganku reflek membungkam mulutnya.
"ihhhh meida. Bisa ga teriaak gaaa?" kataku dengan sedikit berbisik.
"lagian lo gaada cerita apa-apa, tiba-tiba udah jadian aja. Kan kagetr gimana gituu" seribu alasan mulai dijadikan senjata
"duhh iya sorry gue belum sempat ceeritaa, masih menikmati sihh" jawabku dengan nada sombong sembari diiringi tawanya Meida.
Meida berbeda dengan temanku yang lain, aku tidak mempermasalahkan ucapan dan teriakannya dia. Karena dia adalah satu sahabat yang always ready kapanpun dan dimanapun.
Ikatan diantara kami cukup kuat, kemana sering bersama.Sungguh beruntung hidupku kala itu, menjadi sosok yang sangat mengagumkan. Memiliki seseorang yang amat aku kagumi dan mengagumiku dan sahabat yang selalu support dan sangat perhatian.
Ibarat jalan raya, hidupku kala itu amat sangat lancar jaya tanpa tersendat sedikitpun.
Jika boleh menawar dengan kehidupan, ingin rasanya aku terus berada di fase ini. Sangat.Meida bukan satu-satunya sahabat dikala itu, banyak sahabat lainnya. Aku menganggap mereka spesial bagiku. Selain Dirga dan keluargaku.
Aku sangat bersyukur menjadi seorang yang sangat beruntung, walau aku paham hidup takkan seperti ini terus akan berganti sesuai masanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rotasi Waktu
RomanceSebuah cerita yang diangkat dari dua insan yang pernah saling merasakan pedihnya rasa sakit dan kecewa terhadap orang yang dia perjuangkan. Merajut kisah tanpa berfikir untuk kecewa pada akhirnya, dengan segala kata komitmen dan omongan yang entah a...