PROLOG

35 3 0
                                    

Siang ini, Agatha sedang membawa tumpukan buku tugas yang akan ia berikan pada Bu Jannah. Tugas yang ditugaskannya membuat Agatha agak kerepotan membawa tumpukan buku tugas tersebut. Ini seharusnya tugas sang ketua kelas, tapi ia sama sekali tak memperdulikan prioritasnya sebagai ketua kelas. Sedangkan Agatha yang hanya menjadi sekretaris kelas, ia yang harus menjalankan tugas seorang ketua kelas.

Dengan susah payah Agatha berjalan menuju Bu Jannah yang sedang duduk di bangkunya.

"Bu, saya sudah mengumpulkan tugasnya. Mau ditaruh dimana?" Ucap Agatha setelah ada di hadapan Bu Jannah.

Bu Jannah yang tadinya sedang asik berbincang masalah diskon, ia kemudian menoleh dan mendongak ke arah Agatha yang sedari tadi berdiri di hadapannya.

"oh, taruh saja di sini. Oh iya nan-" belum sempat Bu Jannah menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba suara berat memotongnya.

"bu, udah selesai nih." Potong cowo itu sambil menaruh tumpukan buku yang dibawanya di meja Bu Jannah.

"oh, sudah selesai juga ya." Sahut Bu Jannah dengan senyumnya.

"iya bu. Tapi tinggal satu anak lagi yang tugasnya belum selesai." Balas Dicky sambil mengambil lipatan kertas yang ada di saku bagian belakang celananya.

"siapa?"

"emm.., Reyhan Darendra." Sebut Dicky sambil menatap kertas putih yang hanya bertuliskan satu nama itu.

Bu Jannah menghela napas berat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "benar-benar itu anak. Udah berapa kali sih ibu bilang ke dia?! Kalo ada tugas langsung di kerjakan!"

Agatha yang hanya bisa diam dengan wajah datarnya itu sama sekali tidak memperdulikan keadaan.

"Dicky, tolong kamu panggilkan Reyhan kesini! Ibu mau bicara sesuatu sama dia." Suruh Bu Jannah yang kemudian langsung diberi hormat oleh Dicky.

"baik bu." Dicky kemudian langsung pergi meninggalkan Bu Jannah dan Agatha.

"ya sudah bu. Kalau begitu saya permisi dulu." Pamit Agatha yang kemudian di sergah oleh Bu Jannah.

"sebentar Agatha! Ada yang mau ibu bicarakan sama kamu."

"apa?"

"duduk saja dulu." Sesuai suruhan Bu Jannah, Agatha akhirnya duduk di bangku yang ada di depan meja Bu Jannah.

                           ***

"Rey, lo di panggil tuh ama Bu Jannah." Ucap Dicky saat sudah kembali ke kelasnya.

"buat?"

"mana gue tau. Mending lo cepet kesana deh. Keknya penting." Balas Dicky yang kemudian duduk dibangkunya.

Reyhan memutar bola matanya malas. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan mengeluari kelas untuk segera ke ruangan Bu Jannah.

.

.

.

.

"ada apa bu?" Tanya Reyhan setelah ia ada di ruangan Bu Jannah dengan wajah malas.

"Reyhan. Duduk kamu!" Perintah Bu Jannah tegas. Dengan malas, Reyhan duduk di bangku yang di tunjuk Bu Jannah tepat di samping Agatha yang masih berdiam diri.

"Reyhan, berapa kali ibu sudah bilang ke kamu?!" Tanya Bu Jannah yang sudah mulai emosi.

"emm.., kayaknya udah 1945 kali deh bu." Celetuk Reyhan meremehkan ucapan gurunya itu.

Bu Jannah yang merasa di remehkan, ia mendengus kesal, "kamu anak bandel banget yaaa!! Heeehh!!"

"aduduh..aduh! Sakit bu!" Ringik Reyhan saat telinganya di jewer oleh jari jemari milik Bu Jannah.

Bu Jannah hanya melotot garang.

"abisnya ibu kalo ngasih tugas itu tugasnya itu-itu doang. Jadinya kan saya males ngerjainnya. Mending tidur." Celetuk Reyhan sekali lagi sambil mengelus-elus telinganya.

'ini ceritanya gue mau dijadiin apa sih?' Gerutu Agatha dalam hati.

"ibu ngasih tugas itu-itu aja supaya kalian ituu hapal dengan materi yang ibu jelaskan ke kalian! Masih untung ibu ngasih tugasnya gak berat."

Bu Jannah kemudian menghela napas. Sepertinya tidak ada cara lain selain meminta bantuannya Agatha.

"Agatha, tolong nanti kamu jadi guru lesnya Reyhan ya!" Pinta Bu Jannah yang nampak pasrah.

"apa?! Koo saya bu?" Pekik Agatha.

"tadi kan dia udah bilang sendiri, kalo tugas yang ibu berikan itu tugasnya cuman itu-itu doang. Nah, sedangkan anak-anak yang lainnya kan masih butuh belajar. Kebetulankan kamu adalah salah satu murid tauladan dan sering mendapatkan peringkat satu di kelas maupun juara umum.Jadi, daripada kecerdasan kamu hanya sebatas cerdas, mending kamu manfaatkan saja buat membantu orang yang males belajar kayak Reyhan." Balas Bu Jannah yang kemudian melirik tajam Reyhan.

"tapi bu-"

"tidak ada bantahan. Pokoknya kamu harus jadi guru lesnya Reyhan. Sebelum dia jadi anak yang rajin, kamu gak boleh berhenti jadi guru lesnya Reyhan. Ya sudah, ibu pergi dulu." Setelah mengatakan kata-katanya, Bu Jannah langsung pergi membawa buku-buku tugasnya ke kantor.

Sunyi.

"dengerin tuh. Lo harus jadi guru les gue, biar gue tambah rajin." Ucap Reyhan yang memecahkan keheningan diantara mereka berdua.

Agatha hanya diam. Tanpa menggubris perkataan Reyhan, Agatha langsung beranjak dari tempat ini.

"kacang." Sungut Reyhan yang merasa di kacangi oleh Agatha yang nampak sangat sangat tak acuh.

                         ***





My Cold Girl   [slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang