Hari ini libur. Agatha hanya menghambisian waktu liburnya di rumah. Selain membaca novel-novelnya, Agatha juga tidak lupa untuk membantu Ibunya.Sedangkan Nathan, ia lebih sibuk bermain game dibandingkan dengan adiknya. Yah, meski tadi pagi sempat ada pertengkaran kecil yang terjadi antara Nathan dan Agatha. Pasalnya, pagi hari tadi Molly, kucing kesayangan milik Agatha hilang.
Setelah Agatha lama tidak menemukan kucinya itu, Agatha bertanya pada sang kakak. Namun jawaban yang keluar dari mulut Nathan tidak sesuai dugaan Agatha. Agatha pikir kakaknya itu mengetahui kucingnya ada di mana. Namun di balik semua itu, Nathan sama sekali tidak peduli akan hilangnya kucing kesayangan adiknya itu.
Di balik hilangnya Molly, Nathanlah yang telah mengumpatkan Molly di gudang bagian belakang rumah. Pasalnya karena kemarin semalaman Nathan bersin-bersin akibat aliergi kucing. Dan itupun menyebabkan Nathan sendiri tidak bisa tidur.
Agatha punya sedikit kecurigaan pada kakaknya itu. Ia yakin bahwa kakaknya lah yang telah menyembunyikan Molly.
Awalnya Nathan tidak mengakui perbuatannya. Tapi setelah mereka beradu mulut, Nathan akhirnya mengaku, kalau ialah yang sudah menyembunyikan Molly. Dan akhirnya Nathan memberi tau Agatha, kalau Si Molly ia sembunyikan di gudang.
.
.
.
"weh , kambing. Sarapan lo udah siap tuh. Cepet turun." Ucap Agatha malas pada Kakaknya yang masih asyik bermain game.
"bentar dulu napa, lagi seru nih, tanggung. Sarapan aja sono, gak usah gangguin gue." Balas Nathan tanpa menoleh ke arah adiknya.
"kalo gak cepet turun, gue bakal buang tuh hp, terus gue bakar. Biar lo gak bisa main game lagi!" Ujar Agatha yang sudah mulai kesal.
Nathan langsung menoleh ke adiknya. "what? Di bakar?! Ohh..no, no, no. Lo gak boleh bakar hp gue." Balasnya ssmbil melambai-lambaikan tangannya, menyatakan bahwa ia tidak setuju apa yang telah adiknya katakan.
"ya udah. Kalo gitu turun!"
"tapi tang-" belum sempat Nathan selesai bicara, Agatha sudah memotongnya.
"sekarang!" Potong Agatga sinis sambil melipat kedua tangannta di depan dada.
Nathan menghela napas panjang. Nathan akhirnta menuruti apa kata adiknya itu meskipun terpaksa. Ia kemudian meletakkan hpnya di kasurnta dengan asal karena kesal akan adiknya. Nathan pun turun untuk segera bersarapan.
Tanpa pikir panjang, Agatha pun mengikuti Nathan turun untuk sarapan juga. Hingga di satu meja makan yang besar, Nathan dan Agatha duduk saling menghadap. Dengan cepat, Agatha mengalihkan pandangannya ke sisi lain, lantaran karena ia masih kesal akan perkara tadi pagi.
Sintia yang merasa kedua anaknya saling berpaling, ia akhirnya menatap keduanya. "pada kenapa sih? Kok pada cemberut gitu? Habis berantem ya?" Tanya Sintia halus.
"tau tuh. Tadi pagi tuh orang nyembunyiin Molly di gudang belakang. Gimana gak kesel coba?! Pas di lihat Si Molly lagi tidur ngeringkuk di lantai. Kan kasihan." Celetuk Agatha yang kini bicara panjang.
Nathan terkekeh. "sekarang lo ngomongnya udah panjang, ya. Gak kayak yang kemaren-kemaren. Ngomong cuman sepatah dua patag kata doang. Rugi hidup lo kalo kek gitu." Balas Nathan yang kemudian dibarengi dengan tawa.
Agatha hanya diam.
"hus! Kamu ngomong aoa sih, Nathan?! Jangan gitu ah ama adek semdiri, gak baik. Masih bagus adek kamu bicara panjang. Emang kamu mau terus-terusan liat adek kamu kek gini?!" Ujar Sintia sambil menaikkan sedikit volume suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Girl [slow Update]
Ficção Adolescente⚠Hanya cerita garing dan gak jelas, receh⚠ Agatha Gabrile. Ia adalah seorang gadis cantik yang memiliki paras cantik, namun sifatnya sangat tertutup dan dingin. Selain itu, Agatha juga sangat lemah dalam berbaur dengan teman-temannya. Ia sangat sul...