PART 4 || Nathan Prasetya

13 3 0
                                    


Tawa terbahak-bahak yang keluar dari mulut cowo itu  membuat Reyhan hanya dikelilingi dengan tanda tanya (?). Kenapa juga cowo ini tertawa? Apa ada yang salah?

Cowo itu masih belum lepas dari tawanya. Ia kemudian menghampiri Reyhan dan duduk di sampingnya lalu menaruh lengan kanannya di bahu Reyhan.

"lo itu bego atau gimana sih? Masa gue di bilang om?! Ahahahhaha, gokil sumpah." Ucap cowo  ini masih dalam tawanya.

Reyhan yang masih tak mengerti kata-kata cowo ini hanya bisa mengernyitkan alisnya saja.

"duuh..gini ya, gue jelasin ke lo. Mungkin  karena lo belum tau, jadi lo ngira gue ayahnya Agatha gitu. Gini, gue itu bukan ayahnya Agatha, tapi gue itu saudaranya Agatha." Lanjutnya.

"saudara? Maksudnya..kakaknya Agatha gitu?!" Tanya Reyhan yang masih bingung.

"iya. Btw, kenalin nama gue Nathan Prasetya, gue kakaknya Agatha.Gue biasa di panggil Nathan atau kalau boleh cogan juga gapapa, hehehe." Ucapnya memperkenalkan diri dengan percaya dirinya.
 
'perasaan gue gak nanya.' Kekeh Reyhan dalam hati.

"weh bro, btw lo ngapain ke rumah adek gue?" Tanya Nathan sambil menepuk bahu Reyhan.

"mau belajar bareng." Jawab Reyhan singkat.

"oh, belajar. Gue batu tau deh kalo adek gue bawa temen ke rumah. Setau gue, dia itu ga pernah bawa teman, entah itu cewe maupun cowo. Tapi ini,  dia tumben-tumebnnya bawa anak orang ke rumah. Emang ada alasan apa?" Cerocosnya.

"guru matemika minta Agatha buat jadi guru les gue, biar gue jadi lebih giat belajar lagi. Sebelum ini gue itu males banget yang namanya belajar. Awalnya gue mau nolak idenya Bu Jannah, tapi terima aja. Lagipula kalo gue terus-terusan kek gini kan ntar hidup gue bisa di omelin terus ama ibu gue. Jadi ya mo gimana lagi?! Gue ya kuduk terima." Balas Reyhan panjang lebar dan agak sedikit curhat mungkin.

"oh gitu. Eh, btw, lo ngerasa nyaman ga temenan ama si cewe es itu?" Tanta Nathan.

"hah?!"

"iya. Lo udah tau kan gimana sifatnya Agatha?!"

"iya udah. Tapi biasa aja kok." Jawab Reyhan apa adanya.

"lo gak ngerasa di kacangin gitu ama si Agatha?"

"pernah sih. Tapi ya gimana pun gue harus terbiasa ama sikapnya. Dan..sebisa mungkin gue mau berteman ama  Agatha. Karena gue liat, kayaknya dia gak punya  temen deh. Selain itu dia sikapnya tertutup. Dan itupun mengakibatkan dia sulit berbaur ama temen-temennya dan ga punya temen. Gue mau ngubah sifat Agatha. Gue mau liat dia bahagia. Gue mau liat dia punya temen." Ucap Reyhan dengan refleksnya.

"what? Wiiihh, ini nih baru namanya cowo yang bertanggung jawab. Bagus, bagus, gue setuju ama lo. Sebagai kakak, gue juga sebenernya pengen banget adik gue punya temen. Berkali-kali gue bujuk dia buat berbaur ama temen-temen, tapi dia gak mau, dia malah lebih berbaur ama novel-novelnya. Setiap hari hobinya nguruuung mulu di kamar. Ya meskipun kadang  sering bantuin Mama." Cerocos Nathan panjang lebar.

Mendengar suara langkah kaki, keduanya menoleh ke belakang. Di situ menampakkan sosok Agatha yang tengah menuruni tangga.

"nah itu orangnya." Ujar Nathan.

"sejak kapan lo di sini?" Tanya Agatha sinis.

"sejak tadi." Jawab Nathan.

"oh. Ya udah, minggir sana. Jangan ganggu orang mau belajar. Sono pergi!" Usir Agatha pada Nathan.

"diih..., siapa juga yang mau gangguin sih?! Gue cuman mo liat aja kali." Protes Nathan yang tak terima oleh usiran adiknya itu.

Agatha tak  memperdulikan lrotesan kakaknya itu. Ia lebih memilih memberikan tugas untuk Reyhan.

My Cold Girl   [slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang