"Agatha!" Panggil Reyhan saat ia mengetahui Agatha sedang berdiri entah sedang apa.Agatha tak menyahut. Ia hanya menoleh ke belakang sekejap, setelah itu kembali berpaling memperhatikan jalan.
"Tha, lo mau kemana?" Tanya Reyhan setelah ia ada di samping Agatha.
"pulang." Jawab Agatha singkat.
"sama?"
Agatha hanya diam. Ia juga sebenarnya tidak tau harus pulang dengan siapa.
Melihat Agatha hanya diam, Reyhan memperhatikan wajah Agatha.
"Tha?"
Agatha menoleh, menatap Reyhan sinis, membuat Reyhan langsung beralih pandangan.
Reyhan menghela napas panjang, "gak ada yang jemput ya?" Tanya Reyhan lagi.
Tidak ada jawaban.
"kalo gitu ikut gue aja, sekalian gue belajar." Ucap Reyhan lagi. "bentar ya, tunggu bentar. Bentar doang kok, cuman mau ambil motor. Lo jangan kemana-mana, di sini aja. Awas kalo kemana-mana." Reyhan kemudian pergi meninggalkan Agatha yang sedari tadi hanya diam dengan wajah datarnya itu untuk mengambil motornya di parkiran.
Tak butuh waktu lama Reyhan mengambil motor, ia sudah kembali ke tempat dimana Agatha menunggu. Reyhan tersenyum lebar saat ia melihat sosok Agatha yang masih tetap menunggu di sana.
"yuk, pulang!" Ujar Reyhan.
Agatha masih tak menjawab.
"kok diem aja? Ayo." Ucap Reyhan lagi. Reyhan menghela napas lalu turun dari motornya lalu meraih tangan Agatha. "ayo-" belum sempat Reyhan selesai bicara, suara berat sudah memotongnya.
"Agatha pulang ama gue." Potongnya sambil menarik tangan sebelah kiti Agatha, membuat genggaman Reyhan terlepas.
Reyhan mendelik pada cowo yang sudah berani mengambil Agatha darinya. Tidak tinggal diam, Reyhan langsung menepis tangan cowo itu, sebut saja namanya Juan.
"gue yang duluan ngajak dia pulang ama gue. Jadi lo jangan macem-macem mau ngajak dia juga!" Sewot Reyhan sambil menggengam erat pergelangan tangan Agatha.
"lo siapanya Agatha, hah?! Pacar aja bukan, udah so-so-an gitu." Cibir Juan sambil terkekeh pada Reyhan. Juan kemudian menatap Agatha.
"Tha, lo pulang ama gue. Ntar kalo lo pulang ana curut ini nanti yang ada lo malah celaka." Ujar Juan sambil kembali menarik tangan Agatha.
"heh, dasar kecebong! Enak banget lo ya, main embat gitu aja! Gue yang duluan ngajak dia pulang." Balas Reyhan yang tak mau kalah sambil kembali menarik pergelangan tangan Agatha. "Tha, lo pulang ama gue, jangan ama kecebong baru lahir ini!"
"Tha, pulang ama gue. Ntar kalo lo pulang ama curut ini terus lo di apa-apain ama dia gimana?!" Kukuh Juan sambil menarik Agatha.
Dengan cepat, Agatha menepis tangan Juan. "ga. Gue pulang ama Reyhan. Lo pulang sendiri aja." Ucap Agatha yang membuat hati Juan terasa pecah.
'sial! Udah gue bela-belain juga, malah pilih nih curut!' Sungut Juan dalam hati.
Reyhan terkekeh karena ia yang menang. "haha, udah gue bilang, dia hanya mau pulang ama gue."
Juan hanya memanyunkan bibirnya, menandakan bahwa ia kecewa karena sudah di tolak mentah-mentag oleh Agatha.
"Tha…" panggil Juan lesu.
"ga." Balas Agatha sinis. "ayo." Ujar Agatha yang sudah naik di atas jok motor Reyhan.
"haha, jangan nangis ya cebong. Ntar gak ada yang mau loh, karena lo nangis muka lo jadi jelek, hahahahah. Babay ceboooong…!" Ledek Reyhan yang kemudian melajukan motornya.
"dasar Curut sialan! Awas aja lo curut! Gue bakal cincing lo terus gue buang lo di rawa buaya, biar sekalian jadi santapan buaya-buaya yang lagi kelaparan. Liat aja. Lo pikir gue bakal nyerah gitu aja, hah?! Haha, sorry Rey, ga akan!" Teriak Juan yang kemudian agak mengecilkan volume suaranya di akhir kalimat.
***
"ternyata lo lebih milih gue ya, daripada si cebong itu." Kekeh Reyhan di tengah perjalanan menuju rumah Agatha.
"ge-er." Balas Agatha datar.
"oohh, gue tau nih. Lo milih gue karena gue ganteng kan?!"
Jujur, dalam lubuh hati Agatha, Reyhan memang tampan. Tapi, itu semua tidak ingin Agatha ungkapkan. Jika ia mengatakan kalau Reyhan tampan, kepercaya dirian Reyhan pasti akan bertambah. Sebab itulah Agatha lebih memilih diam dibanding menggubris perkataan Reyhan yang menurutnya tidak penting.
***
Sesampainya di rumah Agatha, Reyhan menaruh motornya di drpan bagasi mobil milik orangtua Agatha.
Reyhan melepas helmnya, ia lalu berjalan menghampiri Agatha yang sudah berjalan duluan.
Sebelum mereka berdua masuk ke dalam rumah, seorang wanita paruh baya menghampiri anak perempuannya itu dengan senyum yang ia torehkan di bibirnya.
Saat itu pula, Agatha mencium punggung tangan ibunya bahkan Reyhan juga melakukan hal yang sama seperti Agatha.
"sudah pulang nak?!" Ucap Sintia sambil mengelus puncak kepala Agatha. Agatha hanya mengangguk kecil.
Sintia kemudian menatap ke arah Reyhan dengan senyum yang semakin ia lebarkan. "ini cowo yang kemarin ya?! Kamu dateng lagi nak?" Ucapnya sambil mengacak rambut Reyhan.
Reyhan hanya terkekeh geli melihat tingkah ibunya Agatha yang nampak menyukainya ini.
"oh iya, mau main ke rumah Agatha ya?" Tanya Sintia.
"nggak, Tante. Saya kesini mau belajar bareng ama Agatha lagi." Jawab Reyhan dengan sopannya.
"owh gitu ya. Ya udah ayo masuk, nanti biar Tante buatin minuman ama cemilan buat kalian berdua." Ujar Sintia sambil mempersilahkan Reyhan untuk segera masuk ke dalam rumahnya.
"ehh, nggak usah, Tente. Gak usah repot-repot." Tolak Reyhan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
"ah udah gapapa kali. Yuk ah." Sintia menarik lengan Reyhan, membuatnya mau tidak mau harus mengikuti Sintia ini.
"silahkan duduk, biar Tante buatin minum." Ujar Sintia yang kemudian pergi menuju dapur. Sedangkan Agatha malah berlalu pergi menaiki tangga untuk menaruh tasnya dan mengganti pakaiannya.
Setelah terdiam beberapa saat sambil menunggu Agatha datang kembali, seseorang tiba-tiba datang menuruni tangga dengan tatapan mata yang mengintimidasi Reyhan yang sedang duduk di ruang tamu.
Reyhan yang merasa heran akan pria itu, ia akhirnya berfikir sejenak. 'siapa sih tuh cowo? Natap gue kok gitu amat? Kayak baru liat cogan aja. Bentar, apa dia ayahnya Agatha? Ah gak mungkinlah! Masa ayahnya Agatha masih buuang gitu. Ehh tunggu-tunggu, apa jangan-jangan dia pacarnya si cewe es itu?' Pikir Reyhan dalam hati.
Cowo itu kemudian menghampiri Reyhan.
"ngapain?" Tanya cowo ini dingin.
"emm..., anu-mau belajar bareng." Jawab Reyhan agak gugup.
"sama?"
"anak om." Celetuk Reyhan yang mengira bahwa cowo ini adalah ayahnya Agatha. Sontak, cowo itu seketika terdiam sejenak. Dan beberapa detik kemudian suara tawa terbahak-bahak keluar dari mulut cowo ini.
***
Bersambung..
Pendek ya?!
Iya tau.
Oke gapapa yang penting tetep update.
Jangan lupa beri dukungan suaranya ya para reader..😂
Itu bintang kasihan kalo gak di pencet😂
Dah, makasih❤
Vomment.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Girl [slow Update]
Teen Fiction⚠Hanya cerita garing dan gak jelas, receh⚠ Agatha Gabrile. Ia adalah seorang gadis cantik yang memiliki paras cantik, namun sifatnya sangat tertutup dan dingin. Selain itu, Agatha juga sangat lemah dalam berbaur dengan teman-temannya. Ia sangat sul...