Pagi ini Agatha sedang duduk menunggu di depan rumahnya. Kalau bukan karena paksaan Reyhan yang amat memaksanya tadi pagi, Agatha tidak mungkin mau menunggu Reyhan untuk menjemputnya.
Sekitar beberapa menit Agatha menunggu, Reyhan akhirnya datang juga. Sedangkan yang menunggu hanya memasang wajah datar dan masam akibat rasa kesal karena sudah lama menunggu.
Reyhan membuka helmnya lalu turun dari motornya dan berjalan menghampiri Agatha.
"nunggu lama ya?" Tanya Reyhan.
"ga tau." Balas Agatha merajuk. Tanpa basa basi, ia langsung naik ke atas motor Reyhan. "cepet jalan!" Ujar Agatha.
Reyhan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil sedikit terkekeh melihat sikap Agatha yang seperti ini. "yayaya. Pegangan, ntar kalo lo jatuh gimana?!" Ujar Reyhan sambil memakai helmnya dan tak lupa memberikan helm pada Agatha. "nih, jangan lupa di pake." Agatha kemudian memakai helm yang diberikan oleh Reyhan itu. Tak lama kemudian, Reyhan langsung menjalankan motornya, menerobos kendaraan lain.
"pegangan, Tha! Gue gak mau lo jatuh!" Perintah Reyhan sambil sedikit berteriak.
Agatha pun berpegangan pada ujung besi motor yang ada di belakangnya sebagai pegangan. Namun hal itu membuat Reyhan berdecak.
Reyhan kemudian meraih tangan Agatha dan melingkarkan tangan Agatha pada pinggangnnya. "nah, kalo kek gini kan aman." Ucap Reyhan sambil sedikit tertawa.
"ish, ga mau! Terlalu lebay." Tepis Agatha yang langsung menyingkirkan tangannya dari pinggang Reyhan.
"ntar lo jatuh, Tha kalo kalo lo gak pegangan." Protes Reyhan.
"kan bisa pegangan yang lainnya." Tangan Agatha kemudian terulur untuk berpegangan pada jaket hoody yang dikenakan Reyhan.
"hemm.., ya udah terserah lo aja. Yang penting lo gak jatuh." Balas Reyhan yang kemudian melajukan motornya.
***
Sesampainya di sekolah, Reyhan langsung memarkirkan kendaraannya di parkiran. Ia kemudian melepas helmnya beserta Agatha yang juga melepas helmnya lalu memberikannya pada Reyhan.
Agatha menatap sekelilingnya. Meski insiden kemarin masih belum ia lupakan, Agatha tetap bersemangat sekolah bahkan tidak patah semangat. Ia malah tergugah untuk melawan segala sesuatu yang dapat mengurungkan niatnya untuk menjadi lebih baik lagi.
Agatha menghela napas berat. Ia harap, hari ini adalah hari yang baik yang dapat membuat dirinya bahagia.
"yuk jalan." Ujar Reyhan yang berhasil memecah lamunan Agatha.
Agatha hanya mengangguk pelan lalu berjalan di samping di belakang Reyhan.
Merasa Agatha seperti buntutnya Reyhan, Reyhan pun berbalik menatap Agatha. "kenapa jalan di belakang?" Tanya Reyhan heran.
"gapapa." Jawab Agatha singkat.
Lagi-lagi Reyhan harus menghela napasnya. "jalan samping gue. Gue gak mau lo jadi buntut gue. Gue hanya mau lo jadi pendamping gue yang selalu ada di samping gue. Kalo lo di samping gue kan lo bisa aman. Biar kalo ada apa-apa gue langsung sigap buat ngelindungin lo. Kalo lo malah di belakang gue, ntar gue gak tau kalau ada apa-apa yang terjadi ama lo. Jadi, kalo jalan lo harus di samping gue, gak boleh di belakang!" Cerocos Reyhan panjang lebar.
Agatha hanya diam, lalu berjalan di samping Reyhan meski ada beberapa jarak antara mereka berdua.
Sebelum masuk ke kelasnya, Reyhan mengantar Agatha dulu ke kelasnya, agar ia dapat tau kalau Agatha baik-baik saja tanpa ada gangguan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Girl [slow Update]
Teen Fiction⚠Hanya cerita garing dan gak jelas, receh⚠ Agatha Gabrile. Ia adalah seorang gadis cantik yang memiliki paras cantik, namun sifatnya sangat tertutup dan dingin. Selain itu, Agatha juga sangat lemah dalam berbaur dengan teman-temannya. Ia sangat sul...