Diana turun ke lobi untuk pulang dan mendapati Mike sedang menunggu di depan lobi. Hari ini Diana pulang sedikit lebih larut karena menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk kemarin. Dan karena ini adalah malam minggu, ia memutuskan untuk makan malam dengan Mike.
Mike adalah seorang direktur keuangan sebuah rumah sakit terkenal di Jakarta. Dia bertemu dengan Diana di sebuah club malam pada saat salah satu teman Diana mengadakan ulang tahun.
Sesuai dengan pekerjaannya, Mike menunggangi sebuah mobil Mercedes Benz CLA 2000 berwarna merah dan sekarang Diana sudah berada di dalamnya dengan Mike yang mengusap-usap punggung tangan Diana.
"Dee, kau tidak mau berpacaran denganku?" tanya Mike untuk kesekian kalinya. Setelah teman kencannya yang sebelumnya menghilang tanpa kabar, Mike mendekatinya dan sudah hampir sebulan ini mereka dekat. Sehingga Diana berpikir untuk melanjutkan hubungan mereka ke tingkat yang lebih serius.
"Aku lebih nyaman dengan hubungan kita yang sekarang," jawab Diana. Ia sudah terbiasa ditembak oleh pria-pria seperti Mike dan jawaban ini yang selalu ia berikan.
Alasannya karena dia tidak percaya pada pria manapun sekarang. Dan mungkin, hanya menunggu waktu sampai Mike meninggalkannya karena wanita lain yang lebih cantik.
Mike menghembuskan napas lalu menjalankan mobilnya. "Baiklah jika itu keputusanmu, sayang," ujar Mike, lalu sebelah tangannya mengelus rambut Diana.
Setelah makan malam, Diana dan Mike berpindah ke salah satu club malam yang terkenal di Jakarta. Suasana malam minggu membuat club itu sangat penuh hingga membuat Diana hampir sesak.
Padahal daritadi dia sudah meminta Mike untuk pergi ke club lain, tetapi pria itu memaksa Diana untuk pergi ke club itu. Bahkan teman-teman Diana tidak terlihat di kelab ini.
Sampai di dalam club, ia disuguhi pemandangan menyebalkan, membuat Diana ingin segera pulang dari situ. Bagaimana tidak, di antara ratusan kelab malam di Jakarta, mengapa Sam harus ada di dalam kelab itu. Di tambah lagi, seorang wanita terlihat sedang duduk di sampingnya.
Diana tidak cemburu. Dia bahkan tidak peduli pada apa yang dilakukan Sam.
"Mike, kita langsung ke lantai dua ya," pinta Diana karena tidak ingin Sam melihatnya malam ini.
"Baiklah. Teman-temanku juga berada diatas," ujar Mike sambil merangkul Diana.
Sayangnya, begitu berbelok di tangga, Diana sekilas menatap ke arah Sam untuk memastikan pria itu tidak mengetahui keberadaannya, tetapi matanya malah bertabrakan dengan kedua bola mata hitam legam itu.
Berpura-pura tidak tahu, Diana segera memalingkan matanya dan mengikuti Mike ke lantai atas yang tidak kalah ramai dari lantai bawah. Biarkan saja, pria itu pasti sibuk dengan wanita barunya.
Di lantai atas, Diana menatap sekumpulan teman-teman Mike yang menempati satu meja bulat. Mereka bertos ria saat bertemu lalu segera duduk di meja itu.
Malam semakin larut dan Diana mulai tidak nyaman karena Mike tidak hanya merangkulnya tapi berulang kali pria itu mencoba menciumnya. Walaupun memiliki teman kencan yang silih berganti, Diana tidak pernah membiarkan mereka menciumnya.
Hubungan mereka dengannya hanya teman kencan dan dalam batas teman tidak ada yang namanya ciuman. Sialnya, si Sam itu malah dengan gampangnya mencuri ciuman pertamanya waktu itu. Padahal pria itu adalah musuhnya!
"Mike, kamu mulai mabuk. Ayo pulang," ajak Diana tapi Mike menolaknya.
Diana juga merasa kurang nyaman karena beberapa teman Mike terang-terang menatapnya dengan penuh nafsu. "Kau bisa pulang denganku jika Mike tidak mau," ajak seorang teman mike yang berkulit sawo matang dengan rambut yang disugar ke belakang tidak lupa juga beberapa tato di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I ***E YOU!
RomanceDiana Ravenska Wijaya Dulu, ia hanya seorang gadis gendut, berkacamata tebal serta kutu buku. Tetapi sekarang Diana adalah wanita yang paling diidamkan oleh kaum pria. Cantik, sexy dan pintar. Ditambah lagi memiliki pekerjaan sebagai seorang genera...