PART 10 (17+)

438K 12.6K 74
                                        

Fany sudah pergi setelah mengambil kartu yang diberikan Sam. Sebelum pergi, perempuan itu sempat-sempatnya memeleletkan lidah pada Diana. Membuat Diana berpikir apakah gadis itu benar-benar sudah berusia dua puluh empat tahun atau sebenarnya enam tahun.

Dan sepertinya Diana akan menganggap Fany sebagai gadis enam tahun karena masih harus dijaga kakaknya saat pergi ke klub malam.

"Sorry, Fany emang gitu kalau menyangkut perempuan yang dekat sama aku," kata Sam setelah keluar dari kamarnya.

Diana memutar matanya sambil bersedekap. "Kalau begitu, kamu bilang ke adik kamu kalau aku nggak dekat sama kamu, jadi musuh aku nggak bertambah," Diana lalu berjalan masuk ke dalam kamar Sam dan mengambil tasnya.

"Kamu mau pulang?" tanya Sam setelah Diana keluar.

"Ini bukan hari kerja dan aku nggak tahan dekat-dekat sama pria brengsek kayak kamu," balas Diana lalu berjalan melewati Sam yang sudah tersenyum miring mendengarnya.

Napasnya tercekat saat Sam sudah menarik tangannya dan mendorongnya hingga terduduk di sofa. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Diana saat Sam meletakkan sebelah tangannya di sandaran sofa dan tubuhnya menunduk semakin mendekati Diana.

"Kamu bilang aku brengsek kan? Kalau begitu aku akan buktikan ucapan kamu," kata Sam sambil terus menatap kedua mata Diana. Wajahnya semakin mendekati wajah Diana hingga Diana tidak tahan dan mendorongnya. "Menjauh dariku!"

Sebelah tangan Sam menahan kedua tangan Diana dengan kuat hingga Diana meronta ingain melepaskan tangannya. "Jangan marah, aku cuma mau menyelesaikan yang tadi," kedua mata Diana membulat mendengarnya.

"Dasar brengsek!" seru Diana saat ujung hidung Sam sudah menyentuh ujung hidungnya. "Akan kubuktikan kalau begitu," kata Sam pelan, disertai senyum miring di bibirnya.

Bibir Diana sudah terbuka untuk memaki Sam, tetapi dengan cepat Sam membungkamnya dengan bibir hangatnya. Dengan perlahan Sam melumat bibir Diana. Diana semakin meronta untuk melepaskan tangannya, tetapi cengraman Sam malah bertambah kuat.

Hisapan kuat di bibirnya, membuat Diana tanpa sengaja membuka mulutnya. Kesempatan itu tidak Sam biarkan. Ia segera memasukkan lidahnya dan menjelajahi seisi mulut Diana.

"Ahh,,"

Ciuman Sam sangat memabukkan, membuat Diana tanpa sengaja mendesah karena kehabisan pasokan oksigen. Sam terus melumat bibir Diana. Sebelah tangannya tidak lagi di atas sofa, melainkan di tengkuk Diana untuk memperdalam ciuman mereka.

Sam benar-benar membuat dirinya melayang hanya karena ciuman pria itu. Bahkan tanpa Diana sadari, tangannya sudah tidak lagi meronta melainkan meremas tangan Sam erat.

Sam berhenti dan menatapnya dengan kedua mata hitam kelam miliknya. Diana pikir Sam sudah berhenti, tetapi pria itu malah tersenyum miring dan kembali mencium Diana dengan sangat cepat dan dalam.

Ciuman yang lembut tadi sudah berubah menjadi cepat, keras dan menuntut. Tidak sampai disitu, kini bibir pria itu sudah berpindah di rahangnya, mengecupnya keras hingga ke leher jenjangnya. Mata Diana menutup, tubuhnya menggeliat dalam sentuhan Sam.

Sam menarik tangannya dari kedua tangan Diana lalu meletakkannya di bahu Diana. Ciumannya turun hingga ke leher Diana membuat tangan Diana yang terbebas segera meremas bahu Sam.

"Akh!" pekik Diana saat Sam membuatnya terlentang di atas sofa dengan Sam yang shirtless di atasnya.

Tanpa memedulikan pekikkan Diana, Sam melanjutkan ciumannya hingga turun ke dada wanita itu. Ia mencium Diana dengan keras hingga meninggalkan bekas.

I ***E YOU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang