"Dee, cukup dong!" Teriak Ruth di tengah riuhnya musik kelab yang saat ini tidak terlalu ramai pengunjung karena bukan akhir pekan.
Diana mengambil gelas yang ditarik Ruth dan kemudian mengisinya dengan vodka kemudian meneguknya sampai habis. Ia betul-betul butuh pelarian untuk menghilangkan Sam dari pikirannya.
Dan hari ini, ia berharap minuman berakohol ini bisa membantunya. Sayangnya, sudah satu botol dan nama Sam masih muncul dalam pikirannya.
Pria itu sudah menghetahui identitasnya tadi dan sejak itu pula Diana merasa rencananya tidak akan berjalan lancar. Di tambah lagi semua perkataan pria itu masih terus terngiang dalam pikirannya. Benar-benar menyebalkan!
"Kamu udah mabuk, Dee. Cukup dong!" Seru Ruth lagi. Di belakangnya Fandy datang menghampiri dan menggeleng-geleng melihat Diana yang sudah tidak sepenuhnya sadar.
"Tunggu pembalasanku Sam." Kata Diana yang mulai tidak sadar.
"Dia seperti ini karena Sam?" tanya Fandy dan Ruth mengangguk.
"Jangan bilang namanya lagi!" seru Diana sambil menunjuk Fandy dengan jari telunjuk yang berputar-putar.
"Haduh bakalan repot nih." Kata Fandy pada Ruth.
"Kita juga nggak mungkin panggil pacarnya Dee buat jemput dia." Kata Ruth. "Ya iyalah. Kita nggak tahu pacarnya sekarang siapa, sayang." Kata Fandy sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tunggu pembalasanku Sam!" kata Diana sedikit lebih keras lalu meneguk minumannya lagi.
Diana tiba-tiba berdiri dan meninggalkan mereka berdua. "Eh, Dee. Mau ke mana? Aduh.." seru Ruth yang bergerak menahan Diana.
"Sudah biarin aja. Dia lagi stres banget kayaknya. Kita awasi dia dari sini." Usul Fandy yang langsung membuat Ruth mundur.
Diana sudah mabuk. Dia tidak mempedulikan sekitarnya dan terus berjalan ke lantai dansa. Ia bahkan tidak mempedulikan beberapa pria yang menggodanya saat ia berjoget ria.
Pikirannya sudah penuh dengan Sam sejak tadi siang dan besok ia harus bertemu pria itu lagi. Oleh karena itu, malam ini saja, ia ingin melupakan pria brengsek itu.
Sebuah tangan bergerak dari punggung Diana lalu menelusuri tubuhnya hingga ke bokongnya. Tentu saja, Diana yang sudah mabuk hanya mengenyahkan tangan itu sekenanya lalu kembali berjoget.
Tetapi pria itu tidak mau menyerah. Ia kembali memeluk Diana dari belakang dan dengan kesalnya Diana mendorong pria itu. "Jangan kasar-kasar manis." Kata pria itu sambil tersenyum miring karena di tolak Diana.
Pria itu tidak menyerah. Di saat Diana mulai limbung, ia memajukan tubuhnya hingga Diana bersandar di dadanya dan tangannya tidak tinggal diam. Ia mulai membelai punggung Diana yang hanya berbalut gaun tipis.
"Ayo habiskan malam ini bersamaku." Bisik pria itu di telinga Diana. Diana sudah pusing dan tidak menjawab ajakan pria itu hingga pria itu memapahnya keluar dari lantai dansa.
"Welcome to Day Night Club guys!" seru sang Dj yang langsung mendapat sambutan para pengunjung.
Tiba-tiba tubuh Diana berhenti bergerak. Sebuah kesadaran muncul dalam benak Diana. Ia mengutuk dirinya yang memilih club ini sebagai tempat mabuknya malam ini.
Sialan! Sam punya janji dengan temannya di club ini malam ini!
Diana segera meninggalkan pria itu dengan sempoyongan untuk keluar dari club ini. Ia tidak boleh bertemu dengan Sam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I ***E YOU!
RomanceDiana Ravenska Wijaya Dulu, ia hanya seorang gadis gendut, berkacamata tebal serta kutu buku. Tetapi sekarang Diana adalah wanita yang paling diidamkan oleh kaum pria. Cantik, sexy dan pintar. Ditambah lagi memiliki pekerjaan sebagai seorang genera...