Diana duduk diam di dalam mobil Sam. Kejadian tadi sebenarnya cukup membuat tubuhnya gemetar. Ia hampir saja diperkosa oleh Mike dan teman-temannya. Memikirkannya membuat tubuh Diana merinding.
Sam belum menjalankan mobilnya. Pria itu duduk meyamping menghadap Diana dengan pandangan kesal. "Kenapa kamu bodoh banget sampai hampir diperkosa oleh pria brengsek seperti si Mike itu?!" tanya Sam dengan nada tinggi, tetapi tidak dibalas oleh Diana.
"Kalau aku nggak ada siapa yang bakalan nolongin kamu?" tanya Sam lagi.
"Terima kasih," kata Diana pendek dan pelan.
"Belajarlah dari pengalaman Rav, berhenti gonta ganti teman kencan seperti itu. Kau tidak tahu mereka benar-benar tulus atau tidak padamu! Hari ini saja kau hampir diperkosa." kata Sam dengan nada meninggi.
Sam berbalik menatap ke depan sambil memegang setir mobilnya. "Terserah. Kau boleh marah padaku. Tapi berhenti bersikap bodoh dan membahayakan dirimu sendiri," kata Sam lalu berbalik hendak menjalankan mobilnya tapi suara isakan kecil terdengar membuat tangannya yang hendak memutar setir terhenti.
Ia berbalik dan mendapati Diana menangis. "Maaf.. hikz.." lirih Diana sambil menutup wajahnya.
Sam tidak jadi menjalankan mobilnya. Ia berbalik menatap Diana dan menurunkan kedua tangan Diana perlahan. "Rav, aku nggak bermaksud kasar. Aku cuma-"
"Kamu benar. Seharusnya aku berhenti bersikap bodoh. Sayangnya, aku memang bodoh. Selalu terjebak dengan pria-pria brengsek yang tidak bisa menghargai perempuan," kata-kata Diana terhenti saat Sam mengusap air mata di pipinya.
Benak Diana menghangat dengan tindakan Sam, tetapi tangannya dengan cepat menepis tangan Sam. "Sama seperti dulu. Kamu juga menjadikanku bahan taruhan dan aku dengan bodohnya percaya kalau kamu benar-benar tulus!"
Diana menatap Sam dengan mata berair. "Sekarang katakan padaku, apa yang harus kulakukan agar tidak terjebak pada pria yang sama seperti kamu? Aku benci kamu. Aku benci semua pria yang pernah dekat denganku! Kalian semua hanya menilai wanita dari fisiknya, bahkan setelah aku berubah seperti ini, kalian semua tetap tidak bisa mencintaiku dengan tulus," Diana akhirnya melepaskan semua yang dirasakannya selama ini. Meskipun ia harus melepaskannya di depan Sam. Pria yang membuatnya jadi seperti ini.
"Rav, soal yang dulu, aku minta maaf," mata Sam memancarkan ketulusan, tetapi Diana tidak peduli.
"Kamu nggak perlu minta maaf. Malahan aku yang berterima kasih," Diana menghapus air matanya dengan kasar. "Terima kasih karena sudah membuatku sadar kalau pria dengan cinta yang tulus cuma ada di dongeng ponakan aku!"
Diana keluar dari mobil. Ia melepas heels-nya dan mencari taksi, tetapi baru beberapa langkah, Sam sudah menariknya dan memeluknya. "Sam! Lepas!" berontak Diana.
Sam memeluknya erat hingga kepala Diana menempel di dadanya. Bahkan kini Diana bisa menghirup aroma Sam. Aroma yang sama dengan sepuluh tahun yang lalu. Dan dia benci dengan dirinya sendiri karena masih mengingat aroma pria itu.
"Dulu, aku pernah buat kesalahan dan itu membuatmu tidak percaya dengan cinta, tetapi sekarang aku tidak akan membuat kesalahan lagi," Sam melepas pelukannya saat Diana sudah tenang. Ia sedikit membungkuk dan menatap kedua mata Diana. "Pulang denganku. Aku berjanji akan menjagamu."
Diana menatap kedua mata Sam. Pria itu benar-benar serius. Tidak ada kebohongan di kedua matanya. Bahkan hingga Sam mengusap lembut kedua pipinya, Diana merasa Sam memperlakukannya, seolah-olah Diana adalah barang yang sangat rapuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
I ***E YOU!
RomanceDiana Ravenska Wijaya Dulu, ia hanya seorang gadis gendut, berkacamata tebal serta kutu buku. Tetapi sekarang Diana adalah wanita yang paling diidamkan oleh kaum pria. Cantik, sexy dan pintar. Ditambah lagi memiliki pekerjaan sebagai seorang genera...