PART 2

428K 16.4K 661
                                    

Diana menatap dirinya di depan cermin. Sebuah rok lima belas senti diatas lutut berwarna merah dipadukan dengan kemeja putih yang membalut pas tubuhnya membuatnya terlihat sangat sexy.

Lihat saja. Sam pasti tidak akan mengenalnya.

Sebuah senyum miring terukir di bibir merah Diana. Pria itu pasti akan dengan mudah jatuh ke pelukannya. Pria mana yang bisa menahan diri jika melihat penampilan Diana saat ini.

Tanpa menunggu lama lagi, Diana langsung mengambil tas dan kunci mobilnya. Ia tidak terbiasa sarapan. Bahkan, ia terus menjaga pola makannya agar tubuhnya tetap terjaga.

Diana tiba di kantor tepat pukul delapan dan sang receptionist langsung mengarahkannya ke ruangan Sam.

Tok.. Tok..

"Masuk.." terdengar suara berat dari balik pintu kaca buram yang diketuk Diana. Langsung saja Diana mendorong pintu itu dan masuk ke dalam.

Matanya langsung bertemu dengan kedua mata hitam legam milik Sam saat ia berdiri di depan meja Sam. Sialan! Mengapa pria itu masih saja tampan? Bahkan elbih tampan daripada yang dulu.

Kedua mata hitam Sam lalu berpindah menatap tubuh Diana dari atas sampai bawah. Dalam hatinya Diana tertawa karena rencana awalnya mulai berhasil. Sam tertarik pada tubuhnya.

"Kau sekretarisku disini?" tanya Sam dan Diana langsung mengangguk.

"Aku tidak suka orang yang tukang terlambat. Apalagi di hari pertama bekerja." kata Sam sambil melipat tangannya di meja. Otot-otot tangannya tidak luput dari pandangan Diana, membuat ia harus menggerakkan otot matanya lebih keras untuk tetap fokus pada mata hitam milik Sam.

"Saya tidak akan mengulanginya besok."

"Buktikan kalau begitu." Kata Sam lalu berdiri.dan bersedekap. "Satu lagi." Katanya lalu menatap Diana dari atas sampai bawah. "Apakah perusahaan ini tampak seperti club malam bagimu?"

"Ehm, tidak Pak."

"Kalau begitu ubah gaya berpakaianmu."

"Baik Pak."

Sam lalu mengambil map kuning yang berisi data-data dari Diana. "Diana Wijaya." Katanya sambil membaca nama Diana dengan alis berkerut. Dalam hatinya Diana berharap agar Sam tidak mengenalinya. Dulu, namanya hanya Diana Ravenska tanpa embel-embel Wijaya.

"Namamu tidak asing. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Sam lalu menutup map kuning di tangannya.

"Ehm, ku rasa tidak Pak." Jawab Diana setenang mungkin.

Sam tampak berpikir sejenak lalu kerutan di dahinya berkurang. "Kau benar, selama ini aku berada di New York, rasanya aneh pernah bertemu denganmu."

"Saya tidak pernah ke New York Pak." Kata Diana untuk lebih meyakinkan.

"Baiklah, silahkan mulai bekerja." Kata Sam dan Diana langsung berjalan keluar. Tidak lupa ia berjalan seanggun mungkin dengan panggul yang bergoyang sexy untuk menarik perhatian Sam.

Saat pintu tertutup, sebuah senyum miring tercetak di bibir Sam.

***

Tepat pukul dua belas siang, Diana kembali masuk ke dalam ruang keja Sam. "Ada apa?" tanya Sam, mengangkat kepalanya sejenak dari berbagai berkas diatas mejanya.

"Anda mau makan siang apa, Pak? Biar nanti saya pesankan." Tanya Diana.

Sam menatap sejenak jam tangannya lalu menghembuskan napas. "Sudah jam makan siang rupanya."

"Iya Pak. Anda ingin makan siang apa?" tanya Diana dan Sam tampak berpikir sejenak. "Bagaimana denganmu? Kau keberatan makan siang masakan Indonesia denganku?"

I ***E YOU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang