Langit sedang menjalankan tugas. Hujan sangat deras di luar. Beberapa dari butirannya menempel tak beraturan pada kaca-kaca jendela. Menciptakan nilai estetika tersendiri bagi suasana yang tengah hening. Angin menembus ruangan melalui celah jendela-jendela yang terbuka. Memandang dan mendengar suara hujan dari balik pintu kaca menjanjikan ketentraman bagi para insan.
Pemadaman listrik sudah berlangsung selama setengah jam. Masih tersisa setengah jam lagi untuk menyelesaikan tes mata pelajaran ekonomi, tetapi mendung tidak kunjung beralih. Mengurangi intensitas cahaya untuk kelas ini. Aku berusaha agar tidak kehilangan banyak fokus, sebab kacamataku bagai tidak berguna bila aku berada di tempat yang kurang terang.
Pelajaran di jam terakhir sungguh menyebalkan bagi para murid. Apalagi tes atau ulangan.
"Tek, tek, tek."
Bu Rika selalu berhasil membuat kelas seperti tidak berpenghuni. Pergerakan jarum detik pada jam dinding sampai-sampai terdengar jelas. Saat ia mengucap satu perintah saja, tidak ada satu siswa yang berani untuk berbicara lagi. Seluruh murid di sekolah sudah tahu seberapa cerewet dan judesnya guru mata pelajaran ekonomi itu.
Grizhelle Kirana, biasa dipanggil Izel adalah murid pertama yang telah menyelesaikan tes di kelas tersebut. Ia memperhatikan sekeliling, lantas fokusnya terpaku ke papan tulis. Noda hitam bekas spidol jelas melekat. Ia menyeringai kesal. Baru tiga jam lalu, papan tulis selesai dibersihkan. Tidak sampai satu menit kemudian pasukan murid dugal menyerangnya dengan gambaran-gambaran absurd yang diciptakan menggunakan spidol. Padahal ia membeli spidol itu kemarin menggunakan uang kas.
Hujan masih merintik. Di bulan Juli ini hampir setiap hari tanah dibasahi oleh butiran air langit itu. Izel beralih menengok deretan bangku di sebelah kiri untuk mengabaikan rasa dingin yang membungkus tubuhnya. Dua bangku kosong. Dua anak tidak bisa menghadiri kelas.
Ar sudah dua minggu lebih tidak masuk sekolah karena kecelakaan. Kaki dan tangan kirinya patah sampai harus operasi tiga kali. Akan tetapi, setahu Izel, Ar nampak berada di tempat-tempat hiburan, seperti mall, kafe, kolam renang, dan semacamnya setiap update status pada akun medsosnya semenjak lelaki itu tidak masuk sekolah.
Merin, anak kandung guru bahasa Inggris sudah dua hari tidak masuk karena memang dilarang untuk masuk. Ada cerita menegangkan di balik alasan mengapa gadis itu tidak diperbolehkan mengunjungi sekolah untuk sementara waktu. Penebangan pohon tua di sekolah. Mungkin untuk beberapa orang penebangan itu adalah hal yang wajar, namun tanpa disadari tindakan itu malah mengakibatkan ‘penghuninya’ marah besar. ‘Mereka’ dengan mudah merasuki tubuh banyak siswa, termasuk Merin.
Ini bukan sekadar kejadian mustahil. Izel salah satu murid yang menjadi saksi kengereian tiga hari lalu. Malah, menurutnya kondisi sekolah hingga hari ini masih rawan. Ia sangat menyesali kejadian waktu itu.
Angin kemudian berhembus pelan. Menggerakkan beberapa helai rambut panjang Izel yang terkuncir kuda. Awan semakin mendung, namun hujan sedikit reda. Lamunan bayang-bayang kisah masa lalu melintas tiba-tiba.
Ketika masih kecil, ada seorang gadis sangat cantik yang selalu muncul di dekat Izel saat ia sedang bermain. Penampilannya anggun. Gaun ulang tahun warna biru yang dikenakannya indah dan sepertinya tidak ada penjual gaun itu di sini.
Izel belum pernah mengajak berbicara gadis yang sedang dipikirkan tersebut. Sekalipun muncul tepat di hadapannya, ia memilih untuk pergi. Apalah daya Izel yang melakukannya hampir setiak waktu, namun tetap saja gadis kecil itu selalu ada di dekatnya. Bahkan hingga ia memasuki dunia SMA.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Anger
AdventureProses pengeditan characters. Beberapa perubahan nama : Rafen Axel = Rafen Brave Gizele Kirana = Feredica Lee Dan ada nama-nama lain yang diubah. ...... Note: ini dulunya berjudul Abnormal Girl, lalu ceritanya diubah dan diganti judul menjadi In Ang...