🌙 ᴘᴀʀᴛ 1🌙

149 8 0
                                    

Pagi hari yang dingin di kota Bandung, membuat Nisa masih memeluk selimut tebal favoritnya, dan tak terasa sekarang waktu telah menunjukkan angka 05.47 di jam weker yang berdering sedari tadi.

"Sialan! Aku kesiangan!" Teriakan Nisa membuat matanya seolah langsung terbuka dengan mudahnya dan terbelalak ke arah jam weker yang masih berdering. Tanpa pikir panjang, Nisa pun segera masuk ke kamar mandi.Dengan cekatan Nisa menggosok tubuhnya dengan sabun wangi peach kesukaannya. Setelah mandi, langsung disambarnya perlengkapan MPLS untuk hari ini hingga dua hari kedepan nanti.

Setelah dimasukkannya bekal yang telah Bunda siapkan, Nisa langsung menaiki mobil Ayah yang telah menunggu sedari tadi. Didalamnya, ada Mas Adi yang raut wajahnya terlihat kurang bersahabat karena menunggu Nisa yang bersiap terlalu lama.

"Nis, kamu anak perempuan kok lelet. Sini cepet masuk udah jam 6.15!" Gerutu Mas Adi sambil menunjuk kearah jam tangannya.

"Iya iya, gue tau kok jam tangan Mas Adi itu baru lagi. Gausah di tunjuk-tunjuk!" Sindiran Nisa membuat Mas Adi terkekeh pelan sebelum menjalankan mobilnya.

-🌙-

Sesampainya di sekolah,

"Mas, aku berangkat! Assalamualaikum." Ujar Nisa sambil melepas sabuk pengaman kemudian menyalami tangan kakaknya.

"Waalaikumsalam, hati-hati." Balas Mas Adi sembari mengacak gemas rambut adik kesayangannya.

"Siap bos!" Nisa pun berlalu dari Mobil dan memasuki gerbang sekolah barunya.

Sebenarnya, sekarang masih jam setengah tujuh, tetapi karena sekarang rumahnya pindah ke daerah alun alun, jalan yang akan mereka lalui selalu penuh dan macet setiap paginya. Maka dari itu, Mas Adi sedikit terburu buru karena takut adiknya terlambat saat ospeknya nanti.

"Tunggu, tunggu, tunggu... Bukannya itu Hasan? Temen se-SMP aku kan? Jadi dia disini? Kenapa dia nggak ngabarin aku waktu itu?" gumam Nisa keheranan. Dengan senang hati, Nisa pun menghampiri Hasan.

"Hai? Lo.. sekolah disini juga?" Bukannya mendapat jawaban, Nisa malah mendapatkan tatapan sinis dari sang empunya. Membuatnya geram akan kelakuan Hasan.

"Sombong amat, mas. Pura-pura nggak kenal."

"Ohh, kirain siapa." Jawab Hasan tanpa melihat kearah lawan bicaranya.

"Iya maaf bang, ehh iya bang, jadi abang disini juga daftarnya? Ko ngga nanya-nanya ato bilang kek, biar bisa bareng gitu ospeknya sama abang. hehehee." Pembicaraan mereka kini telah Nisa alihkan dengan maksud untuk mencari perhatian dan topik pembicaraan dengan Hasan. Karena berbincang-bincang dengannya adalah hal yang sangat mustahil bagi Nisa. K.arena saat SMP, mereka sangatlah jauh, bahkan hanya mengenal nama saja. Jadi, bisa dibilang obrolan ini adalah kejadian langka bagi Nisa.

"Abang? Emang aku ini Abang kamu apa, hah?!!" jawab Hasan sedikit kesal dan jengkel pada Nisa.

"Hehe, gak apa-apa, dari pada Rumah Sakit Hasan Sadikin? Hahaha." kini Nisa tertawa lagi.

Mereka semakin akrab. Dan kini dalam hati Nisa seperti ada getaran yang pernah ada dalam hidupnya. Ya! Rasa sukanya muncul kembali setelah 1 tahun perjuangannya untuk move on dari seorang Hasan.

Karena sebelum ini, saat masih SMP, Nisa dan Hasan hampir jadian, namun hanya karena rasa canggung dan kegugupannya Nisa, hubungan mereka gagal terjalin. Tepatnya pada tanggal 26 februari mereka nyaris sekali menjalin hubungan manis yang Nisa harapkan saat pertama kali bertemu dan berkenalan dengan Hasan waktu itu. Semuanya hanya tinggal jejak penyesalan dalam hati Nisa. Karena Hasan telah menemukan tambatan hati yang telah ia nantikan. Pertemuan demi pertemuan tak sengaja mereka lalui di setiap sudut sekolah yang membuat Nisa menjadi salah tingkah dan terbawa perasaan saat membayangkannya. Nisa juga pernah down beberapa kali karena terlalu cemburu dengan hubungan Hasan dengan pacarnya saat itu. Semenjak itulah Nisa mulai belajar melupakan Hasan yang telah membuatnya jatuh cinta terlalu jauh.

The BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang