🌘ᴘᴀʀᴛ 9🌘

44 4 1
                                    

"JADI LO KENAL DIA?!" gita, desty dan alyssa pun ternganga seakan tak percaya.

"iya, dia kenal gue. kan udah gue bilangin kalo dia itu mantan GUE. kaliannya aja yang nggak mau denger." kata gadis itu dengan senyum yang meremehkan.

"gue nanya hasan, maap mba." ujar desty dengan tatapan jijiknya.

"mantan? pala lo kotak! lo kebanyakan halu apa overdosis, hah? meninggal sana! mending gue pergi sama cewek gue. yok!" nisa pun menghampiri hasan yang sudah merentangkan tangannya.

"oke, gampang. gue bilang aja kali ya ke bunda?" ancam gadis itu.

"terserah lo aja dah! males gue!" hasan pun pergi menjauh sambil mendekap nisa.

seketika, rifqi yang sedari tadi hanya menyimak pun heboh bertanya-tanya kepada gita.

"ini kenapa sih? jadi hasan mantannya ini cewek? bentar-bentar, namanya siapa tadi?" tanya rifqi bertubi-tubi.

karena merasa geram, gita pun langsung menggapai kepala rifqi dan mengguncangnya sekencang mungkin untuk melampiaskan kegemasannya terhadap rifqi.

"ihhh!!! baweeeelll!!!"

"ya maap maap, aw!! aw!! udaahh, ampun maak!! peace makk, peace!!"

"eh, udah kasian, git. udah, udah. ntar lo ke rumah gue aja pake samsak, oke?" ujar alyssa sambil berusaha melepaskan tangan gita dari rifqi.

desty? dia malah asik menyimak sambil menikmati roti jepang favoritnya. bahkan, ia sempat menawarkan roti itu pada gadis yang hasan panggil dengan sebutan shavia.

"oh ya, tadi siapa nama lo?" tanya desty sambil membuka bungkus roti jepang yang terakhir.

"shavia. panggil aja via, kalo shavia ribet kepanjangan. lo desty, kan?" tanya via.

"iya, kok lo bisa tau sih?" tanya desty lalu melahap rotinya dengan hikmad.

"orang jelas-jelas temen lo neriakin nama lo waktu dateng tadi."

"owh-nom-nom."

"lu pada nyantuy napa sih, brisik batt ampun." kata via sambil menutup kedua lubang telinganya.

"lo kali yang nggak nyantuy!" balas alyssa lalu mendegungkan kepala rifqi dan gita.

"terserah kalian aja deh!" lalu via pun bangkit dan keluar dari dalam cafe meninggalkan desty, alyssa, gita dan juga rifqi.

"akhirnya! pergi sono lu, ke akhirat sekalian!" kata alyssa sambil menghempaskan tangan kirinya ke arah via.

"mabar? mabar?"


-🌙-

"kok jadi ke alafamart?" tanya nisa keheranan.

"kan kamu mau ganti pastinya? ganti, uhm.. ya, itu. iya, itu!" jawab hasan gugup.

"unch, tau aja deh! kamu tunggu sini aja, aku malu. kamu ngerti, kan?"

setelah hasan menganggukan kepalanya mengerti, lantas nisa pun dengan tergesa mencari pembalut dan langsung membayarnya ke kasir. setelah itu, mereka berdua pun kembali lagi ke dalam cafe untuk ikut memakai toilet.

betapa bahagianya hasan ketika mendapati musuh bebuyutannya-via-telah pergi meninggalkan ke-empat sahabatnya yang kini sedang push rank di mobile legends.

"ciah, mukanya cerah amat bang nggak ada si nenek sihir." cibir nisa lalu menyolek pipi hasan.

"iya dong! dia itu emang resek dari orok, males banget dih kalo urusan sama ntu setan. untung aja mamih udah kenal sama cewek baru, jadi hasan nggak bakalan di jodoh-jodohin lagi sama mamahnya si nenek sihir!" kata hasan dengan kebahagiaan yang sudah tak bisa ia tutupi lagi.

"emang siapa sih cewek itu? bikin orang kepo aja, ck!"

"rahasia dong!"

"ihh, haassaann!!"

"udah sana ganti dulu, bau amis tau nggak sih?! udah sana, sana!!" nisa pun dengan wajah masam pergi ke dalam toilet sambil menggandeng kantong plastik berisikan pembalut.

"heyoyo gais! maen apa neh?"

"itu, di kanan musuhnya woy!"

"awas awas!"

"arghh! aing ngelagg maungg!! anjeeengggg syalandddd!!!"

"ah, nyesel dah gue nge-invite kalian. noob semua anjir!" keluh rifqi.

"oke, kacang." hasan hanya bisa tersenyum sabar atas keberadaannya yang tak di anggap.

"ya nggak lah, cung! kita bercanda, kok. BHAHAHHAHAH!!" ke-empat manusia itu pun tertawa setelah mendapati senyum kecut yang terbit di wajah hasan.

"duhh, dedek acan kenapaa? kok ditekuk ciihh mukanyaa, sini sama mamah." ejek nisa yang baru saja keluar dari toilet.

"ututututu... caayaangg.." sambung rifqi sukses membuat tawa alyssa dan gita memecah keheningan.

tiba-tiba, hasan memeluk nisa layaknya seorang anak kecil yang sedang merengek meminta mainan. dan tanpa sepengetahuan hasan maupun teman-temannya, seseorang sedang mengawasinya dari dalam sebuah mobil sedan berwarna hitam yang terpakir di sebrang jalan.

TBC✨--

The BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang