🌗ᴘᴀʀᴛ 8🌗

36 6 0
                                    


"ah, anjir si nisa kenapa kek gitu mukanya?" batin hasan seraya memejamkan kedua matanya kalut.

nisa terus melangkah hingga tepat berada di hadapan hasan. penampilannya masih sama seperti tadi, masih dengan jaket kulit yang melingkar di pinggangnya untuk menutupi noda darah di rok abu-abunya. namun yang membedakannya, hanya wajahnya saja yang terlihat tiga kali lebih masam dan juga lebih seram dari sebelumnya.

"hasan!" dan dengan sedikit keberanian, hasan pun membuka kedua matanya dan menatap langsung ke sepasang manik cokelat di depannya.

"ihh, kok di kacangin sih?!" pekik nisa yang membuat nyali hasan semakin menciut.

"i-iyaa,  maap.. kenapa, hm?" respon hasan akhirnya setelah menelan salivanya sendiri entah yang ke berapa kali.

"anteeeerriiiinnn..." seketika, hasan tersenyum lebar karena gemas dengan tingkah nisa yang terhilat lucu saat merajuk. untuk saat ini. sepertinya hasan mencoba untuk ber-positif thingking, tau aja ntar berubah lagi, ya ngga sih?

"mau kan, nganterin nisa? pleaseeeeee..." hasan pun mengangguk mengiyakan. "apa lo liat-liat?! " semprot nisa tiba-tiba pada kedua bocah kentang itu dengan juteknya.

"hiih?! geer amat mbak, orang gue lagi liatin bidadari juga!" sergah rifqi ogah-ogahan.

"san, itu cewek lo berkelamin ganda apa? cepet amat mood-nya robah-robah." tanya marcell dengan tatapan menyelidik.

"berkepribadian ganda, bego! lo percuma di sekolahin ujung-ujungnya kek yang kagak--" belum sempat rifqi menyelesaikan omelannya, sambil meringis marcell pun mengeluarkan benteng pertahanannya.

"sekali lagi lo ngomong, gue bongkar aib-aib lo! oh ya, rahasia lo juga menarik nih buat di omongin kayanya? iya nggak sih, git?" ancaman marcell sebegitu mujarabnya hingga membuat korbannya diam tak berkutik.

"daripada diem disini, mending kita keluar, ah.. gerah!!" lagi-lagi hasan hanya menganggukan kepalanya. namun, nisa membalasnya dengan senyuman bahagia. sebab, setelahnya hasan menarik tangan nisa dengan lembut dan menautkan jarinya dengan milik nisa. kurang bahagia apanya coba?

sesampainya di parkiran, hasan dengan respek memakaikan helm kodoknya pada nisa dan segera menaiki motornya. bukannya ikut naik, nisa malah tertawa terbahak-bahak hingga tersedak salivanya sendiri.

"kok ketawa, sih? kenapa? " pertanyaan hasan malah dibalas dengan tawaan nisa yang semakin kencang.

"i-itu..  hahah.. itu..  hahahah.. hel-lahahah.."

"itu apaan, sih?" hasan pun melihat ke sekelilingnya dengan kebingungan stadium akhir.

"tau ah. ga peka banget jadi cowo! itu, helm napa kagak dipake sih, haah?! main naik aja bosku..." hasan terkekeh sambil menganggukan kepalanya mengerti.

"oh iya, astagfirulllah, lupa akutu. xixixi..." kata hasan sembari meniru gaya banci yang ia lihat di instagram.

"najis, san. udah ah, nggak jadi di anterin, males." setelah melepas helm kodoknya, nisa pun masuk kembali kedalam cafe dengan muka yang terlihat semakin kusut.

"untung sayang, ya allah. bersabarlah duhai hasan ganteng, sabar..."


—🌙—


"apaan sih, kasih tau napa, gue kepo dah jadinya. swear,"

"tuh, kan. lo sih, si gita jadi kepo sama rahasia kita." ujar rifqi dengan bibir yang dimonyongkan sepanjang 5 cm.

"makanya, jangan suka main hina anak orang, kan kalo udah kek begini mampus juga lo. ah, gue sih nggak mau tanggung jawab, itu sih dl, bubay..." marcell pun bangkit dari tempat duduknya dan pergi begitu saja keluar cafe.

"ah, bangsat lo! sial amat dah hidup gue bisa kenal sama si marcell!"

"rahasia apaan sih?! pake ada kata 'tanggung jawab'-nya  segala. mana nyebut nama gue lagi. jawab atau gue gorok pake piso kue sekarang!" gita mungkin sudah terbawa emosi akibat kejadian sebelumnya, dan akhirnya dia tanpa ampun menodongkan pisau kue kepada rifqi yang mulai terlihat ketakutan akan sesuatu.

"i-yaudah, se-santuy. turunin pisonya napa," gita pun menurunkan pisaunya. "nah, gitu dong, santuy. Tuhan bersama orang orang yang santuy." sambung rifqi yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh gita.

"gosah banyak bacod, cepet kasih tau gue apa rahasianya!"

"rahasia? rahasia apaan tuh?" tanya nisa sambil menempati ruang kosong di sebelah rifqi dan merangkulnya.

"itu, anu.. lo tau kan rahasia yang itu, nis?"

"oh, iya iya. gue tau, yang waktu bulan kapan ya kejadiannya. kalo gak salah sih kucing lo ngehamilin kucing tetangga lo bukan sih? yang kucing ras mahal itu, dan kucing lo itu kucing kampung, kan? emang kenapa?" sahut nisa dengan polosnya.

"APAH?!  JADI SELAMA INI PELAKUNYA KUCING LO?!  ANJIR PANTESAN ANAK KUCING GUE BULUK SEMUA, ORANG BAPANYA BUDUK!!" gita pun kaget bukan main, karena kucing yang di maksud adalah kucing kesayangan miliknya yang katanya di beli saat liburan di amerika.

"wah, wah, wah, bar-bar juga ya lo?" tiba-tiba, tanpa diundang seorang gadis seumuran nisa dkk menghampiri mereka bertiga.

"lo kali yang bar-bar, baru muncul udah mantik api aja." cibir alyssa lalu menempati ruang kosong di samping gita.

"oh iya, gue disini mau nyari araf, kalian liat dia nggak?" tanya gadis itu dengan polosnya.

mereka bertiga pun saling melempar pandangan. dan gadis itu pun terkekeh karena sepertinya ia salah menyebutkan nama.

"maksud gue, hasan. kalian liat dia nggak?" tanya gadis itu sekali lagi.

"heh, lo mau ngapain nyari si hasan segala? dia udah punya cewek ya, sorry!"

"hah? ada cewek? dia masih single kali, yang bener aja!" jawab gadis itu sambil terkekeh geli.

"single pala lo peang!"

"eh, bener. dia itu tipe cowok yang susah move on, makanya sampe sekarang nggak ada cewek. gue kenal hasan lebih dari kalian mengenal dia. ya, karena gue mantannya."

"oh, gitu ya..  nih, disamping lo persis pacarnya hasan lagi duduk." kata desty yang baru datang sambil membawa kresek berisikan roti jepang.

"ish, lo bikin malu gue aja, des!" sahut nisa sembari menatap tajam ke arah desty berdiri. "itu, pesenan gue mana?"

"eh! gue lupa astagfir.." jawabnya sambil menepuk jidatnya pelan.

"emang ya lo, otak isinya makanan semua. itu terus isinya roti jepang kesukaan lo semua?" desty menjawabnya dengan anggukan.

"kampret lo!" pekik nisa.

"nis, ayo kita pul—shavia?!" hasan yang baru saja masuk ke dalam cafe tiba-tiba terpelonjak kaget ketika ia mendapati seorang gadis menyebalkan sedang duduk disamping nisa.

"JADI LO KENAL DIA?!"

TBC✨-—

The BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang