Part 13

269 51 2
                                    

Prinsip hidup yang selalu Loveyna pegang cuma satu. Kalau mau berusaha, apa pun bisa Loveyna dapatkan. Alasannya sederhana. Kerja keras tidak akan berbohong. Saat Loveyna gagal, berarti usaha Loveyna belum maksimal. Buktinya, sekeras apa pun Bimo bersikap dingin kepada Loveyna, pada akhirnya dia luluh juga.

Sekarang, Bimo menjadi sahabat Loveyna. Bisa dibilang dia satu-satunya orang yang mengerti Loveyna luar dalam. Oh satu lagi. Ungkapan pernah sedekat nadi sebelum sejauh matahari tidak akan terjadi. Buat Loveyna, Bimo pasangan jiwa yang selama ini Loveyna cari.

Semakin hari, Loveyna semakin dekat dengan Bimo. Loveyna menyayangi Bimo seperti Loveyna menyayangi keluarga sendiri. Yah... meskipun tidak efektif (Bimo tidak perlu tahu opini Loveyna tentang kekuatan fisiknya), sedikit banyak Bimo bisa menjadi penjaga. Loveyna tidak perlu takut kalau keluar malam sendirian. Selain itu, cowok ini bisa Loveyna ajak ke salon. Bimo paling cemberut sebentar sebelum akhirnya mau Loveyna seret-seret berjam-jam mengikuti aktivitas Loveyna.

Sempurna.

Persis yang Loveyna mau. Persis seperti partner dalam cerita-cerita film. Dekat dengan Bimo membuat Loveyna tenang. Tidak ada lagi drama pengkhianatan ala Fran. Tidak akan ada lagi gosip di belakang yang jadi kebiasaan di lingkungan cewek. Tidak akan ada lagi tertawa-tawa palsu ala Patricia. Bimo tipe orang yang setia kawan idaman semua orang. Kapan pun Loveyna butuh, dia selalu ada.

Satu tambahan lagi. Ini poin positif yang paling utama.

Loveyna dan Bimo tidak mungkin terlibat hubungan romantis. Dia kan... yah, untuk apa juga Loveyna bahas. Kalau Bimo belum nyaman cerita, buat apa Loveyna usil bertanya? Tidak perlu membahas isu sensitif yang bisa merusak persahabatan mereka. Lebih baik Loveyna menikmati kebersamaannya dengan Bimo. Loveyna bebas merangkul, memeluk, dan mencium pipinya. Loveyna bisa membaringkan kepala di bahu Bimo tanpa takut Bimo berpikir mesum. Saat Loveyna bermain ke rumah Bimo dan mampir ke kamarnya, Loveyna tidak canggung membaringkan diri di tempat tidur bersama Bimo.

Sayang Loveyna dan Bimo tidak pernah sekelas. Loveyna jadi tidak bisa duduk sebangku ala film remaja. Loveyna yakin kalau mereka sekelas, pasti mereka lebih lengket dibandingkan sekarang. Loveyna tahu, Loveyna tahu. Loveyna semakin manja dan ketergantungan. Apa-apa harus bersama Bimo. Bahkan untuk hal remeh seperti beli aksesoris rambut harus tanya Bimo dulu. Anehnya, Loveyna hanya bisa begitu kepada Bimo. Terhadap pacar-pacarnya yang paling keren pun Loveyna tidak pernah begini. Loveyna tidak pernah minta antar jemput, tidak pernah gelendotan.

Di mana dia? Loveyna celingukan. Bimo tidak ada di depan kelas Loveyna. Loveyna merogoh saku untuk memeriksa ponsel. Biasanya, kalau salah satu dari mereka tidak bisa pulang bareng, mereka saling mengirim pesan. Jadi, Loveyna dan Bimo tidak akan saling tunggu seperti orang bodoh.

Tidak ada pesan. Berarti kelas Bimo belum selesai.

Loveyna melangkah menuju kelas Bimo. Dan apa yang Loveyna temukan membuat jantungnya nyaris berhenti. Loveyna tidak bisa memercayai matanya sendiri.

Enggak. Ini tidak mungkin terjadi.

Sedang apa mereka?

Di depan kelas Bimo, si licik Fran tertawa-tawa dengan Bimo. Bimo, yang bikin pelipis Loveyna berdenyut-denyut, ikut terkekeh. Bagaimana bisa dua orang itu bersama? Mereka kelihatan sangat akrab. Memori dan luka lama langsung berkilasan di kepala Loveyna. Apa mungkin kejadian awal SMU dulu berulang? Loveyna memandangi Bimo, lalu menepis pikiran itu.

Rasanya, tidak mungkin. Bimo bukan orang culas seperti itu. Jangan gegabah. Loveyna menarik napas lalu mengembuskannya pelan-pelan. Dia menghampiri Bimo dan Fran.

"Hai Love," sapa Fran gugup.

Bimo tersenyum lebar yang kemudian sedikit layu karena tampang kecut Loveyna.

Lo Dan Mo Dan Segala KemungkinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang