Party👟

12.1K 947 53
                                    

Semoga suka ya cerita Andrew... Semoga idenya juga gamampet di jalan ya😌

Jadi ini garis waktunya terjadi setelah cerita Clover dan Mario. Aku publish sekarang karena takut keburu lupa sama idenya plus udah pada minta😅

Jangan lupa tinggalkan jejak😊
Enjoy and happy reading💙
Sorry for the typos.

***

"Andrew sayang, kamu sudah siap?" Valerie menyembulkan kepalanya dari celah pintu untuk melihat keadaan putra tampannya itu.

Malam ini akan di adakan pesta ulang tahun untuk Sang Perjaka Tua itu di rumahnya sendiri. Acaranya lumayan besar karena Valerie mengundang hampir seluruh anak perempuan dari teman-temannya dan suaminya.

Ia ingin anaknya segera melepaskan masa lajangnya di usia ke tiga puluh tiga tahun itu. Bahkan adiknya saja sudah menikah tapi pria itu masih betah sendirian.

"Astaga, Andrew!" Wanita beranak tiga itu terbelalak kemudian berkacak pinggang. Sekarang anak keduanya itu malah sedang mengemasi pakaiannya dan memasukannya ke dalam koper!

"Ada apa, Ma?"

Valerie melotot ketika mendengar nada datar tanpa rasa bersalah yang keluar dari mulut anaknya itu. "Kamu! Ganti baju sekarang atau Mama..."

Wanita itu memegang kepalanya dan dinding di sampingnya karena tubuhnya tiba-tiba lemas. Umurnya memang sudah tidak muda lagi walau ia tetap awet muda dan cantik di usianya saat ini.

"Mama jangan marah-marah terus." Dengan sigap Andrew pun menjaga Mamanya itu agar tidak terjatuh dan menggiringnya ke sofa terdekat di dalam kamarnya.

Valerie menghembuskan napas lelah. "Mama hanya mau kamu punya pasangan, sayang. Kakak kamu sudah punya anak, lalu kamu kapan? Mama ingin melihat kalian semua punya anak sebelum pergi..."

Sontak saja anaknya itu berdecak kesal. "Mama masih sehat, bahkan masih bisa berdiri hanya dengan dua tangan. Jadi jangan bicara seperti itu."

"Pokoknya segera siap-siap dan turun ke bawah, tamunya sudah mulai datang. Kalau tidak, kamu akan Mama kutuk menjadi batu dan dicoret dari Kartu Keluarga."

Valerie menjitak kepala anaknya itu dengan sebal namun juga pelan, tidak ingin menyakitinya. Kemudian wanita itu pun berlalu dari kamar Andrew untuk menyapa tamu-tamu yang sudah datang.

Selarang yang bisa Andrew lakukan hanya menghela napas dan menuruti kata Mamanya itu. Ia hanya berharap jika acara kali ini bisa berjalan dengan lancar tanpa perlu berkenalan dengan para gadis menyebalkan itu.

***

"Selamat datang, Veronica. Cantik sekali kamu malam ini."

"Ya ampun, kamu tambah cantik saja, Diana sayang."

"Sampaikan salam aunty pada Mama ya, Angel sayang."

Valerie terus menyapa para gadis yang ada di pesta itu sambil menunggu anak nakalnya itu turun. Sesekali memberikan penilaian pada gadis yang cocok untuk menjadi menantunya.

"Ma, apa Mama tidak berlebihan?" Chelsea berbisik pada Mamanya sambil menggendong anak keduanya. "Rumah kita jadi penuh dengan perempuan yang pasti tidak Andrew suka."

Mendengar perkataan anaknya, membuat Valerie tersenyum kecut. "Kamu benar, Andrew pasti tidak akan mau bicara dengan mereka semua. Apa yang harus Mama lakukan, Chels? Mama hanya tidak mau Andrew menjadi perjaka tua."

Chelsea pun terkikik dengan geli. Mamanya ini memang kadang bisa berlebihan jika sudah memikirkan tentang status adiknya yang tidak pernah berubah sejak lahir hingga sekarang. "Aku yakin Andrew hanya belum menemukan yang tepat."

Cinderella With A Converse HighTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang