Ella👟

5.9K 818 84
                                    

Selamat malam minggu💕

Selamat membaca, semoga suka ya💙
Sorry for the typos.

***

"Kamu. Saya pesan kamu."

"Pak Andrew?" Rekan kerja yang duduk dihadapan Andrew mengernyitkan dahinya ketika mendengar permintaan pria itu.

Suara berat itu membuat Andrew tersadar seketika akan perkataannya. Ia berdeham dengan canggung. "Maksudnya, saya ingin bicara dengan kamu. Saya mau bicara nanti, setelah selesai makan."

Rekan kerjanya beserta Eleanor langsung menghilangkan ekspresi bingungnya dan mengangguk tanda mengerti.

"Jadi bapak ingin pesan apa?" tanya Eleanor sekali lagi dengan sabar. Tamu adalah raja, bukan?

"Bawakan apa saja yang direkomendasikan oleh kamu." Kemudian Andrew menyerahkan buku menu di tangannya dengan wajah yang datar namun tidak ada kekesalan lagi di sana. Seluruh hari buruknya tergantikan ketika melihat wajah gadis bernama 'Ella' itu.

Eleanor menganggukan kepalanya dan berlalu dari hadapan dua pria berjas itu. Dalam. Hatinya bersorak girang karena akhirnya kemungkinan ia bisa kembali memiliki sebelah sepatunya lagi dapat tercapai.

Gadis itu tersenyum cerah sambil kembali untuk menyerahkan pesanan.

"Ada apa, El? Kelihatannya kamu senang sekali." Edward mengernyitkan dahinya dan tersenyum bingung melihat gadis itu tersenyum sangat cerah. Ia rasa tidak ada hal yang menyenangkan terjadi sedaritadi.

Eleanor menggeleng namun raut wajahnya masih terlalu menunjukan kebahagiaan. "Sebentar lagi sepatuku kembali, Ed! Aku rindu sepatuku dan bersyukur karena akhirnya tidak perlu menggunakan benda ini lagi."

Gadis itu sedikit mengangkat kakinya untuk menunjukan sepatu berhak yang sudah menyiksa kakinya hari ini. Bagaimana bisa perempuan lain bertahan saat menggunakan sepatu yang menyakiti kaki mereka sendiri?

Edward tersenyum lembut saat melihat tingkah lucu Eleanor. Gadis itu tidak pernah gagal dalam hal membuatnya tersenyum. Ia menyukai kepolosan dan ketangguhan temannya itu dalam menghadapi kehidupan.

***

Eleanor menengadahkan tangannya saat ia dan Andrew sudah sampai ke gang sepi di belakang restoran tempatnya bekerja. "Bisa aku mendapatkan kembali sepatuku?"

Pria itu memasukan tangannya ke dalam saku. Alisnya terangkat sebelah sambil mendengus geli. Ia tidak salah. Gadis di hadapannya itu benar-benar berbeda dari gadis lain dan menarik.

"Aku tidak membawanya. Buat apa aku membawa sepatu bau dan dekilmu itu?"

Sontak saja Eleanor langsung melotot sambil berkacak pinggang. Gaya gadis itu mengingatkannya dengan Mama Valerie hingga mau tidak mah ia harus mengulum senyum gelinya.

"Mungkin sepatu itu terlihat sangat murah dan rendah untukmu tapi sepatu itu sangat berharga untukku!"

Andrew hanya mengangguk-anggukan kepalanya dengan santai, menatap Eleanor dengan tatapan bosan hingga gadis itu bertambah emosi.

"Dengar ya, dasar orang kaya! Aku tau kamu tidak mau berurusan denganku lagi, begitu juga denganku! Jadi cepat kembalikan saja sepatuku, atau jika kamu tidak mau, aku akan mengambilnya di rumahmu. Beritahu saja kapan aku harus ke sana."

Eleanor menghentikan kalimatnya dengan napas terengah. Matanya menatap tajam pria kaya dan tampan di hadapannya.

"Tidak semudah itu. Kamu harus membayarnya," jawab Andrew dengan nada kelewat santai.

Cinderella With A Converse HighTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang