Hari pertama merupakan hari yang sangat berat. Andrew harus jauh-jauh dari ponselnya agar tidak memiliki keinginan mencari keberadaan Eleanor.
Hari kedua Andrew mulai pasrah saat Mamanya mengajak dirinya mengukur jas dan membeli kemeja serta celana bahan. Untungnya Mamanya itu tidak mengajak serta Veronica dalam persiapan mereka.
Hari ketiga, orang suruhan Mamanya datang ke rumahnya dan mengukur jarinya. Andrew juga diminta untuk memilih model cincin yang akan dikenakannya dan calon ... tunangannya.
Hari ke empat hingga hari ke tujuh, Andrew menyibukkan dirinya di kantor dan menghabiskan seluruh pekerjaannya yang terbengkalai selama ia tidak masuk, serta untuk ia cuti nanti. Mamanya memang menyarankan dirinya cuti selama beberapa hari setelah hari pertunangan. Untuk pendekatan dengan calon istri, katanya.
Pendekatan my ass.
Andrew menatap pantulan dirinya di cermin. Mengenakan jas, kemeja, dan celana bahan berwarna hitam yang sudah dipesan untuk hari ini.
Ia menghela napas panjang, mengeratkan kepalan tangannya dan berharap ia bisa melakukan semuanya sesuai keinginan Mamanya.
Ini yang terbaik.
Suara pintu diketuk membuat kepalanya menoleh lemas. Apa ini sudah waktunya?
Mamanya muncul dari balik pintu. Cantik seperti biasanya. "Kamu sudah siap, sayang?" tanya Valerie kemudian menghampiri anaknya dan membantunya mengenakan dasi.
"Hm."
"Rasanya baru kemarin kamu bermain dengan Mario, masih setinggi perut Mama. Sekarang kamu bahkan jauh lebih tinggi dari Mama." Valerie mengusap rambut anaknya, merapikannya walau sebenarnya rambut Andrew sudah ditata sangat rapi.
"Mama pernah hidup kesusahan, mencari uang dengan susah payah. Mama hanya tidak mau anak Mama merasakan hal itu."
Valerie terdiam sejenak, memperhatikan wajah tampan anaknya yang menampilkan ekspresi datar. Kemudian teringat foto Andrew bersama Eleanor yang terlihat bahagia.
"Mama sampai lupa kalau sekarang kamu yang memegang hampir seluruh perusahaan Papa, jagoan kecil Mama." Wanita itu mundur sejenak untuk membuka pintu kamar. "Hal terakhir yang ingin Mama lihat adalah saat anak-anak Mama bersedih."
Muncul seorang gadis dari balik pintu kamar. Menggunakan gaun panjang berwarna senada dengan pakaiannya. Gaun itu memeluk tubuh ramping gadis itu dengan sangat indah.
Andrew yakin semua orang yang melihatnya akan jatuh cinta, termasuk dirinya.
"Waktu kalian sepuluh menit. Tolong jangan berbuat hal mesum karena para tamu sudah datang." Mama Valerie tersenyum sebelum keluar dari kamar Andrew. Menyisakkan anaknya berdua dengan gadis pujaannya.
"Hai," sapa Eleanor malu-malu. Bahkan ia bergerak salah tingkah di tempatnya berdiri karena Andrew terus menatapnya tanpa berkedip.
"Kamu ... kenapa bisa?" tanya Andrew masih belum mengerti apa yang terjadi. Kenapa bisa tiba-tiba ada Eleanor di hadapannya? Bahkan terlihat sangat cantik dan memukau.
Dan yang paling penting, kenapa Mamanya memperbolehkan dirinya bersama dengan Eleanor di hari pertunangannya dengan Veronica? Ini benar-benar memusingkan.
Perlahan Eleanor berjalan mendekat. Kakinya sedikit gemetar karena belum terbiasa menggunakan sepatu hak tinggi, padahal ia sudah berlatih selama semimggu.
"Nanti aku ceritakan, waktu kita hanya sepuluh menit." Eleanor melirik jam yang digantung di atas tempat tidur Andrew. "Sekarang tinggal delapan menit."
![](https://img.wattpad.com/cover/179560833-288-k908878.jpg)