"Buruan kejar"
"Iya, sabar!"
"Kejar tuh mobilnya, belok kanan trs gas!" Somi dekus kesal saat Irene gagal kejar mobil lawan yang mengdahului mobil milik mereka. "Lo sih gabisa main," hardiknya.
Irene mendelik. "Santai napa, napsu amat sama mobil lawan gituan. Lama-lama gw baku hantam tuh lawan," balas Irene tak kalah kesal. Cewe itu pergi meninggalkan Somi, menjauh dari Balap-Balapan dan pindah ke tempat permainan lain. Ngambek ceritanya, Pemirsa.
Hari Minggu merupakan hari terbebas nasional bagi kalangan Remaja jaman now. Walaupun faktanya setiap hari bebas, tetapi tak memungkiri juga bila mereka terus berduaan kemana-mana tanpa keanuan setan diantara mereka tetntunya untuk kemana-mana. Meskipun tempat pertama mereka kunjungi bukannya pergi ke Toko komestik, Mencari toko baju melainkan Somi tak jauh dari yang namanya game diutamakan karna Irene selalu mengajak Somi ke Tempat pertama dikunjungi adalah Timezone setiap mereka selalu ke Mall.
Game dulu buat Irene, gundulmu. Nyatanya Somi dan Jennie memanggil Irene sampai mulutnya keluar busa Rinso juga Irene ga akan menoleh *kecuali dijambak. Intinya bagi Irene game itu harga mati
Somi menghampiri Ireneyang asik tengah fokus bermain Bola Basket. Gadis itu menggentakkan kaki melihat Irene justru tambah asyik bermain Bola Basket
"Dasar anak hedon, habis habisin buat main Timezone. Giliran ada Kerkel bikin presentasi beli alat dan bahan ke Gramedia, bilangnya Mahal" sungut Somi luar binasa. "Emang dasar--" hardikan Somi terhenti ketika tak sengaja mengalihkan pandangan ke eskalator
Somi menyipitkan mata. "Ren, itu Jennie bukan?"
"Hah?" Irene mengedarkan pandangannya tidak mengerti maksud sahabatnya itu. Tatapannya justru jatuh ke seorang cogan sedang bermain basket disampingnya
"Haduh ganteng hya" Jatuh hatinya Irene
Somi menjambak rambut Irene, "Lu malah liat ke samping, tuh liat ke eskalator goblok". "Yaudah selow goblok gausah jambak juga" Irene melepaskan jambakan Somi lalu melihat ke eskalator
"Bukanlah, Jennie kan rambut panjang. Itumah pendek".
"Ih, itu Jennie!" Pekik Somi tertahan, lantas menarik dagu Irene agar mengikuti maksud arahnya
"Itu Kai?" tanya Irene
Irene semakin menyipitkan mata berusaha melihat siapa cowok di samping perempuan yang dia yakini adalah Jennie
"Kok, jadi Tinggi? Kai pake peninggi badan?"
"Ih, ga mungkin Kai. Kan mereka baru putus kemarin" Somi mendadak panik
"Itu siapa si?" Tanya Irene
"Taehyung bukan sih?" Somi makin panik part 2. Salah satu sifat yang tidak akan gadis itu perlihatkan pada siapa pun kecuali pacar dan teman dekatnya.
"Ya mana gw tahu, yang panik kan lu bukan gw. Cerdas" cerca Irene. "Lagian emang kenapa heboh banget? mau dia jalan sama siapa kan bukan urusan kita"
Somi menoleh, memberikan Irene tatapan tajam. "Heh, Roro kidul. Itu sahabat kita jalan sama cowo lain"
"Ya terus dimana letak kesalahannya? perasaan lo bilang kalo Jennie deket sama Taehyung belakangan ini". Irene menggaruk kepalanya yang ga gatel, masih belom mengerti jalan pikiran sahabat disampingnya.
"Masalahnya, Jennie belom cerita apa-apa ke kita apa yang terjadi"
"Emang semua yang terjadi di hidup dia harus diceritain gitu?"
Somi mengentakkan kaki kanannya kesal karna mendengar jawaban kebingungan yang dilontarkan Irene. "Gw mau nyamperin mereka, lo mau ikut ga?"
"Bentar, mau beli softex bentar. Bocor nih"
Sangat apes bagi Irene saat ingin berjalan ke Transmart untuk membeli softex karna mau bocor, Irene pun sudah dijambak paksa oleh Somi untuk ikut.
-rvnzasu
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise│kjn ✓
Fanfic[COMPLETED] "Kamu tau? walaupun segimana jahatnya bumi memisahkan kita, tapi hati tak ada yang dapat memisahkan kecuali kita" -Taehyung "Halah gombal aja lo comberan selokan" -Jennie WARNING! NON BAKU ©rvnzasu