Dekat

26 5 0
                                    


Benar saja, saat jam pelajaran berakhir, Yeongyu menunggu di pagar sekolah sembari memegangi setang sepeda lipatnya. Matanya sampai menyipit melawan sinar terik matahari hanya demi bisa mengawasi pintu depan, menunggu Yoonbin keluar.

Sampai sekolah sepi ia menunggu. Sampai tiga kali balik ia membeli teh dingin kemasan di minimarket seberang jalan, Yoonbin tak juga muncul. Baru saat gerombolan ekskul basket bubar ia bertanya.

Nahas memang, Yoonbin pergi. Bolos sejak sehabis jam makan siang, cerita salah satunya. Tasnya ditinggal di kelas, hanya ponsel dan headset yang ia bawa.

Yeongyu menawarkan diri untuk mengantar tasnya pulang, sekaligus punya alasan untuk bertanya dimana alamat rumah pujaan barunya itu. Para anak basket memberikan informasi dengan dahi berkerut, entah apa yang mereka pikirkan saat ada anak baru menyanggupi untuk mengantar barang kepada anak kelas atas. Tapi Yeongyu masa bodoh. Sebisa mungkin dia akan mendekati Yoonbin.

Dengan sumringah dia mengayuh sepedanya sampai ke perumahan besar yang hanya dengan melihat pagarnya pun ia bisa membayangkan harga rumahnya. Dia terperangah menyusuri jalan yang sudah seperti di dunia lain, abai pada petugas keamanan yang hanya memberinya tatapan curiga saat ia menyebut nama Yoonbin. Mudah mencari rumah Yoonbin memang, tapi yang dicari tak tampak.

Gugup ia menekan tombol bel. Sekali-dua kali, tak ada respon. Tiga kali, terdengar suara bantingan pintu dari dalam. Yeongyu berjengit kaget.

Saat pintu depan terayun dan menampakkan wajah mengantuk Ha Yoonbin, Yeogyu memasang senyum terbaiknya lagi.

"Aku membawa tas kakak yang tertinggal."

Yoonbin diam sebentar, berpikir.

"Aku jauh-jauh kemari, kakak tak mau menjamuku?"

Tangan Yoonbin cepat menyambar tasnya. "Pulang sana." ia memerintah sebelum menutup pintu.

Yeongyu terdiam di beranda, senyumnya hanya luntur sedikit. 'Yang penting sekarang sudah tau rumahnya.' pikirnya.

Dengan riang ia kembali mengayuh sepedanya keluar perumahan, namun belum sampai gerbang, pekikan klakson panjang yang ditekan tak sabaran memaksanya menepi. Sebuah mobil merah mendekat, kacanya diturunkan. Wajah Ha Yoonbin muncul di kursi pengemudi.

"Kakak mau pergi?" Yeongyu berbasa-basi. Jawabannya hanya tatapan datar.

"Lipat sepedamu dan masuk kesini. Kuantar kau pulang." katanya.

Senyuman Yeongyu makin lebar lagi. Tak perlu waktu lama agar ia bisa menjejalkan sepedanya ke bagasi dan mengambil tempat di kursi depan.

"Siapa yang menyuruhmu duduk disana?" Yoonbin mendelik.

"Kalau duduk di belakang, nanti kakak terlihat seperti sopir pribadiku."

Yoonbin tak mendebat, dibawanya mobil itu ke alamat rumah Yeongyu dengan kecepatan yang nyaris membuat Yeongyu mengeluarkan isi perutnya. tak hanya sekali ia kena klakson mobil lain, namun ia tampak tak peduli.

Dia menurunkan Yeongyu di depan rumahnya, mobilnya tak pergi sampai anak itu menutup pintu.


"Merepotkan." ia mendengus. 

.

.

.

.

.

.


Cliche | YoonGyuWhere stories live. Discover now