SEBELAS

57 7 1
                                    

Seharian ini aku tidak fokus belajar, tidak nafsu makan, gelisah, takut semuanya menyatu. Entah apa yang terjadi aku merasakan seharian ini tampak berbeda.

Tidak ada spam pesan dari private number, tidak ada surat di gerbang rumah, loker, atau bawah meja dan yang lebih membuat ku gelisah adalah seharian ini tidak aku tidak melihat kuanlin. Jangan salah paham dulu, aku hanya khawatir takut terjadi apa-apa padanya.

Kemarin malam aku tidak sengaja bertemu kuanlin di mini market dan kami memutuskan untuk makan ramyeon bersama di mini market tersebut. Dan ketika pulang aku lihat ada surat didepan pintu rumah, setelah dibuka isi suratnya merupakan ancaman untuk menjauhi kuanlin sepertinya dia melihatku ketika makan ramyeon dengannya.

Dan sekarang aku sangat khawatir, aku takut ancaman itu benar terjadi. Aku tidak ingin temanku menjadi korban! Tidak ingin lagi. Pinky saja sudah satu minggu ini belum sadar dia masih koma di rumah sakit aku tidak ingin bertambah lagi korban karena ku.

Aku sudah ingin menghubungi kuanlin tapi tidak mempunyai nomor nya bahkan di sosial media pun aku tidak berteman lebih tepatnya aku tidak tahu apa nama sosial medianya. Ingin menanyakan kepada mina sejeong pun aku sungkan. Bayangkan saja kalau aku minta pada mereka apa nama sosial medianya kuanlin mereka pasti akan menanyaiku dengan beribu pertanyaan dan aku tidak ingin hal itu terjadi karena jika sedang terdesak aku tidak bisa berbohong bagaimana kalau mereka nanyaiku dengan pertanyaan 'kenapa kau menanyakan tentang kuanlin?' pasti semuanya terbongkar dari aku yang mempunyai indra lebih sampai terror itu, sekali lagi aku tidak ingin hal itu terjadi.

Dan kenapa seharian ini pula yena si hantu sialan itu tidak muncul!? Aku ingin meminta bantuan padanya untuk mencari tahu keberadaan kuanlin karena seingatku dia selalu mengikuti kuanlin kemanapun dia pergi. Dan kenapa mendadak dia menghilang!.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan tengah malam, aku tidak bisa tidur. Tidak henti nya memikirkan bagaimana keadaan kuanlin, aku takut ketika aku terbangun nanti malah mendapati berita yang tidak baik. Aku takut sungguh.

"Sohye ya~"

Deg!! Aku rasa aku mengenali suara itu, suara yang tidak asing lagi. Suara yang sudah satu minggu ini tidak aku dengar, itu adalah sura pinky!.
Aku menoleh ke arah sumber suara, dan seketika aku ingin berteriak namun tenggorokan ku tercekat.

Sebegitu parah nya keadaan pinky ? Bagaimana bisa darah nya mengalir dari berbagai tempat, lehernya, keningnya, hampir seluruh wajahnya dipenuhi dengan darah.

Aku menenggelamkan wajahku di kedua lutut, tanganku memeluk kaki dengan erat. Aku mulai menangis, membayangkan tersiksanya menjadi pinky. Ini semua karena ulah ku, seharusnya aku tidak menampakkan kebencian ku padanya jika saja aku berhasil menyembunyikan kekesalan, kemarahanku padanya pasti orang yang selalu menerror ku tidak akan mencelakakannya. Ini semua salahku, salahku.

"Sohye-ya kau takut melihatku?"

Aku hanya bisa mengangis tanpa berani mengangkat kepala untuk melihatnya.

"Maafkan aku"

Kenapa? Kenapa dia meminta maaf, ini salahku bukan salah nya.

"Aku sudah keterlaluan, aku tidak memikirkan bahwa mereka pun akan menyerangmu. Semua pasti sulit untuk kau jalani, maafkan aku"

Aku mengangkat kepala, memberanikan diri untuk melihat ke arahnya. Aku pandangi mata nya. Dapat ku lihat dia sedikit tersentak kaget.

"Ka-kau benar bisa melihatku?"

Aku mengangguk lalu mengalihkan pandanganku, jujur aku tidak berani menatapnya lebih lama, entah karena wajahnya yang masih terpenuhi darah atau karena aku masih memendam kemarahan padanya?.

Living With the Ghost's - Sohye x LaikuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang