Malam ini aku tidak bisa tidur, mengingat ingat apa yang telah aku lalui siang tadi. Menemui kakak ku dan juga teman-temannya, dan lebih nya ditemani kuanlin.
Entahlah ada rasa yang disebut bahagia mungkin? Aku tidak bisa berhenti senyum ketika memikirkan perlakuan manis kuanlin siang tadi.
Pertama, dia yang membukakan pintu mobil ketika aku akan masuk atau keluar, eh tapi supir aku juga sering melakukan hal yang sama. Ah apa aku memperlakukannya seperti supir?.
Aku harus meminta maaf padanya.
Kedua, kuanlin yang sempat tersenyum karena mendengar cerita kehebohan sahabat sahabat ku. Ah jujur saja aku betah melihat senyumnya, jarang jarang kan dia tersenyum biasanya juga muka nya dingin dan datar seperti teori flat earth?.
Ketiga, dia mau menemani aku kemanapun. Setelah pulang dari fanmeet aku sempat mengajaknya ke restoran karena kami memang belum makan. Lalu setelah itu aku meminta di temani untuk ke toserba dan dia tidak menolak.
Tapi setelah di ingat ingat aku sangat merepotkan nya bukan? Ah sial kenapa aku jadi merasa bersalah. Tapi memang aku bersalah kan karena telah mengajak kuanlin kesana kemari padahal perjanjiannya hanya mengantar ke fanmeet kakakku yang tak berlangsung la ma.
Jadi aku harus bagaimana?.
Ah iya, aku hampir lupa. Apa kalian tahu kenapa aku sangat mengkhawatirkan kualin waktu itu? Waktu yena memberi tahu apa yang terjadi pada kuanlin secara tiba-tiba? Ternyata benar ada orang yang ingin mencelakainya, dia menyamar menjadi staf dan memberikan minuman pada kuanlin dan ternyata minuman itu mengandung racun, itu kata yena karena dia bisa melihat warna minuman itu berbeda dari biasanya itu efek dari racun tersebut. Untungnya kuanlin tidak langsung meminumnya dan ketika aku berhasil menemukannya, dengan segera aku mengganti dengan air mineral yang ku bawa di tas.
.
.
.
"SoHye!" Sapa sejeong tiba tiba"Hmm?"
"udah tau belum?, Pinky udah sadar!?" Sejeong tampak exited
"Eh ehh tapi kalau pinky sadar dan masuk sekolah kamu bakal sama dia lagi kan? Bakal ninggalin kita?" Mina tiba tiba menyela, dengan ekspresi memelas.
Aku mengerutkan kening, apa maksud mereka ?
"Emang pernah aku ninggalin kalian?"
Ck
Mereka berdecak berbarengan.
Aku salah? Ah iya seperti nya aku membuat kesalahan.
"Ya~ beritahu aku kapan aku pernah ninggalin kalian? Maaf jika memang itu kenyataannya tapi aku tidak meresa aku meninggalkan kalian, jadi tolong bilang sekarang"
Aku balas memelas, mengguncangkan tangan Mina dan sejeong yang ada di kedua belah sisiku.
"Yash! Masih sohye yang dulu. Melakukan kesalahan sedikit saja sudah langsung meminta maaf, tapi tidak peka" seru sejeong yang kemudian mendapat anggukan mina.
"Sohye! Kamu tidak sadar? Semenjak kamu kenal sama pinky itu kamu berubah. Lebih sering berangkat ke perpus berdua, ngobrol berdua di kelas, bahkan sampai belajar berdua sampai malam, dan kamu mulai mengabaikan kita walaupun masih makan bersama di kantin pas istirahat, itu juga karena waktu istirahat pinky bersama kuanlin, kalau tidak ada kuanlin pasti sama kamu dan kamu ninggalin kita iyakan?"
Aku merasa tertampar oleh gerutuan Mina yang panjang lebar itu, mengingat memang seperti itu kenyataannya, tapi aku tidak bermaksud meninggalkan mereka, demi apapun aku lebih nyaman bersama mereka dengan pinky pun juga sama namun ada perbedaannya yang tidak dapat dijelaskan, tapi entah kenapa aku tidak bisa membawa pinky untuk bergabung bersama Mina sejeong dan yang lainnya seolah mereka memliki aura yang berbeda yang tidak dapat bersatu walaupun aku yakin pinky akan mudah beradaptasi dengan mereka mengingat banyak orang yang suka padanya, tapi dugaan ku salah tentang pinky dia tidak sebaik apa yang aku kira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With the Ghost's - Sohye x Laikuanlin
FanfictionSohye, seseorang yang mati matian menyembunyikan identitasnya bahwa dia memiliki indra keenam, dia bisa melihat makhluk tak kasat mata, dia selalu ketakutan. Dan setelah dia sedikit bisa beradaptasi dengan makhluk beda dunia itu, satu masalah datang...